Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita WNI yang Tinggal di Italia: Dari Lockdown, Aturan Belanja hingga Tes Corona

Kompas.com - 16/03/2020, 19:11 WIB
Rizal Setyo Nugroho

Penulis

KOMPAS.com - Italia menjadi negara yang memiliki kasus infeksi virus corona terbanyak kedua setelah China dengan 24.747 pasien positif penyakit Covid-19.

Pada tanggal 9 Maret 2020, pemerintah Italia mengumumkan penerapan tindakan-tindakan isolasi di seluruh negara atau lockdown.

Fajar Kelana, WNI yang sejak 2017 tinggal di Italia berbagi cerita kondisi di negeri itu dari ibu kota, Roma.

Dia menceritakan, setelah pada Selasa diberlakukan lockdown di seluruh negara, menyusul kemudian dilakukan total shutdown pada hari Kamis (12/3/2020).

"Bedanya lockdown sama shutdown, pas lockdown toko-toko masih buka tapi dibatasi pengunjungnya dan tutup jam 6 sore. Kalau total shutdown semua toko tutup kecuali supermarket dan apotek," ungkapnya kepada Kompas.com, Senin (16/3/2020).

Denda 260 euro

Tak hanya itu, aturan juga diperketat. Untuk yang keluar rumah harus membawa self declaration yang menjelaskan tujuan kenapa di luar rumah: belanja, kerja, urusan kesehatan dll.

"Kalau ndak bawa self declaration ini bisa didenda. Jumlahnya sekitar 260 euro (sekitar Rp 4,3 juta) dan kalau melawan bisa dipenjara 3 bulan," kata dia.

Baca juga: Daftar Wilayah di Indonesia yang Melaporkan Kasus Positif Corona

Aturan untuk belanja juga diperketat. Satu keluarga yang boleh keluar rumah belanja cuma satu orang. sedangkan apabila ke supermarket berdua, yang boleh masuk ke dalam cuma satu.

"Yang lain nunggu di luar," tuturnya.

Tak hanya itu, masuk supermarket juga harus antre untuk menjaga jarak antar orang. Untuk mengurangi adanya kerumunan di dalam supermarket, arus keluar masuk orang diatur.

"Satu keluar, satu boleh masuk, yang antre juga jaga jarak minimal 1 meter. Jadi di beberapa supermarket sering terlihat antrean lumayan panjang," ujar dia.

Taman dijaga polisi

Menurut pria asal Pontianak, Kalimantan Barat itu, mulai Sabtu akhir pekan lalu taman-taman mulai di jaga polisi setelah sebelumnya masih ada orang yang nongkrong di taman untuk berolahraga.

"Jadi hampir semua ruang publik sepi di sini. Atau tepatnya, semua ruang publik ndak bisa diakses," jelas dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com