Namun meskipun demikian, kebutuhan bahan pokok dijamin pemerintah dan tidak dirasakan ada kenaikan harga.
Truk pengangkut bahan pangan masih jalan seperti biasa. Pemerintah menjamin stok tetap aman, selain juga karena Italia salah satu industri utamanya adalah makanan.
Baca juga: Selain Budi Karya Sumadi, Ini Pejabat Negara di Dunia yang Positif Virus Corona
Di Roma menurut Fajar tidak terlihat ada panic buying. Hal itu yang menurutnya membuat harga-harga tetap stabil.
"Mau belanja tiap hari bisa kalau mau. Malah belanja itu bisa jadi alasan keluar rumah biar ndak bosen. Di supermarket SOP juga bagus. Jarak diatur dan dibekali sarung tangan dari pihak supermarket. Jadi terasa aman," beber dia.
Selain itu, pria yang pernah menempuh studi di Universitas Negeri Yogyakarta itu mengatakan, transportasi publik masih berjalan normal.
Untuk WNI yang berada di Italia, KBRI di Italia juga membuat posko untuk memantau virus corona.
Ajakan flashmob
Kebijakan kuncian di hampir semua wilayah Italia menjadikan warganya banyak berdiam di rumah. Fajar mengatakan, untuk mengusir kebosanan, ada ajakan buat bikin flashmob. Ajakan-ajakan itu dibagikan melalui whatsapp.
Yaitu beryanyi di beranda rumah untuk menjadikan penyemangat. Bahkan playlist-nya juga sudah ditentukan.
"Ada juga tepuk tangan untuk apresiasi pekerja medis. Di daerah perumahan rame sekali," ungkap dia.
Mengenai banyaknya kasus virus corona di Italia, Fajar menilai golongan manula memang menjadi yang paling rentan terinfeksi.
Baca juga: Apa Itu Pandemi Global seperti yang Dinyatakan WHO pada Covid-19?
Data dari International Institute for Applied System Analysis (IIASA) yang dirilis 2018, populasi manula dengan usia 65 tahun ke atas di Italia mencapai 22,4 persen. Apabila total penduduk Italia sekitar 60 juta jiwa, maka 13,4 juta di antaranya adalah manula.
Prosentase itu berada di peringkat kedua terbanyak di dunia setelah Jepang dengan 26 persen populasi.
"Di kota kecil di sini, orang-orang nongkrong isinya manula itu banyak. Bayangin aja kayak di Jogja, warkop atau alun-alun yang nongkrong kakek-kakek sama nenek-nenek. Itu di kota kecil ya, bukan di kota besar kayak di Roma. Di sini punya masalah anak muda ndak mau tinggal di desa. Jadi desa isinya orang tua," beber dia.
Tes virus corona
Ditanyakan mengenai tes untuk virus corona di Italia, Fajar menyebut, orang yang ingin dites untuk memastikan dirinya bebas dari virus corona tinggal menghubungi dokter.
"Kalau merasa punya gejala atau merasa pernah punya kontak fisik yang berbahaya tinggal telepon hotline dan nanti diarahkan harus gimana," jelasnya.
Dia juga menyarankan agar pemerintah Indonesia bisa transparan membuka data soal penyebaran virus secara transparan dan rencana pemerintah bagaimana untuk mengatasi virus corona.
"Di sini (Italia) semua info gampang diakses di sosmed resmi dan hotline. Trust terhadap otoritas itu sekarang penting banget. Kalau kepercayaan itu hilang, bisa bahaya. Orang bisa panik dan memperburuk situasi," sarannya.
Baca juga: Para Akademisi Dunia tentang Corona: Dari Pandemi, Isolasi hingga Reaksi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.