KOMPAS.com – Pada akhir Februari dan sekitar awal Maret 2020, kasus positif virus corona terkonfirmasi naik signifikan di Korea Selatan dari jumlah kasus yang awalnya hanya puluhan terus bertambah mencapai ratusan hingga kemudian ribuan.
Puncaknya terjadi pada 29 Februari 2020 ketika jumlah kasus baru bertambah 909 kasus dalam sehari.
Tenaga kesehatan dan aparat berwenang di Korea Selatan kewalahan. Namun, kurang dari sepekan, jumlah kasus baru berkurang 50 persen, dan terus berkurang pada hari-hari berikutnya.
Melansir Straits Times, Minggu (22/3/2020), Korea Selatan melaporkan ada 64 kasus baru,
Angka ini paling sedikit dalam jangka waktu sebulan. Sementara, negara-negara lain terus melaporkan jumlah kasus yang tinggi setiap harinya, seperti Italia dan Spanyol.
Sempat mengalami peningkatan kasus yang signifikan, kini Korea Selatan berhasil membuat kurva kasus virus corona di negara itu menjadi rata.
Korea Selatan tak menerapkan kebijakan lockdown total seperti diterapkan China dan sejumlah negara lainnya.
Yang dilakukan Korea Selatan kemudian menjadi kajian para pengambil kebijakan dan para pakar di sejumlah negara, untuk menjadikannya sebagai pelajaran.
Dari kajian itu, berikut beberapa hal yang dilakukan Korea Selatan dan bisa menjadi contoh penanganan negara-negara lain:
Baca juga: Cara Baru Korea Selatan Tes Corona, Gunakan Bilik Telepon
Sejumlah negara pun mulai mempelajari apa yang dilakukan Korea Selatan. Akan tetapi, ketika kasus sudah bertambah secara signifikan, penanganan tak bisa dilakukan dalam waktu cepat.
Kantor Kepresiden Moon Jae-in mengatakan, Presiden Emmanuel Macron dari Perancis dan Perdana Menteri Stefan Lofven dari Swedia, telah menghubunginya untuk mendapatkan penjelasan mengenai langkah-langkah yang diambil Korea.
Sementara itu, Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus juga memuji keberhasilan Korea Selatan.
Tedros mendesak agar negara-negara lain untuk belajar dari Korea Selatan dan menerapkan di negaranya.
Akan tetapi, pejabat Korea Selatan mengingatkan bahwa keberhasilan mereka tentatif.
Risiko kebangkitan wabah kembali tetap ada, terutama karena epidemi terus terjadi di luar negeri.
Mantan Komisioner Food and Drug administration (FDA), Scott Gottlieb, mengatakan Korea Selatan menunjukkan Covid-19 dapat dikalahkan cara yang agresif.
Berikut beberapa pelajaran yang bisa diambil dari langkah Korea Selatan: