Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angka Kasus Virus Corona Bisa Ditekan, Apa yang Bisa Dipelajari dari Korea Selatan?

Kompas.com - 26/03/2020, 14:07 WIB
Nur Rohmi Aida,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Pada akhir Februari dan sekitar awal Maret 2020, kasus positif virus corona terkonfirmasi naik signifikan di Korea Selatan dari jumlah kasus yang awalnya hanya puluhan terus bertambah mencapai ratusan hingga kemudian ribuan.

Puncaknya terjadi pada 29 Februari 2020 ketika jumlah kasus baru bertambah 909 kasus dalam sehari.

Tenaga kesehatan dan aparat berwenang di Korea Selatan kewalahan. Namun, kurang dari sepekan, jumlah kasus baru berkurang 50 persen, dan terus berkurang pada hari-hari berikutnya.

Melansir Straits Times, Minggu (22/3/2020), Korea Selatan melaporkan ada 64 kasus baru,

Angka ini paling sedikit dalam jangka waktu sebulan. Sementara, negara-negara lain terus melaporkan jumlah kasus yang tinggi setiap harinya, seperti Italia dan Spanyol.

Sempat mengalami peningkatan kasus yang signifikan, kini Korea Selatan berhasil membuat kurva kasus virus corona di negara itu menjadi rata.

Apa yang dilakukan Korea Selatan?

Korea Selatan tak menerapkan kebijakan lockdown total seperti diterapkan China dan sejumlah negara lainnya.

Yang dilakukan Korea Selatan kemudian menjadi kajian para pengambil kebijakan dan para pakar di sejumlah negara, untuk menjadikannya sebagai pelajaran.

Dari kajian itu, berikut beberapa hal yang dilakukan Korea Selatan dan bisa menjadi contoh penanganan negara-negara lain:

  • Tindakan cepat
  • Pengujian luas
  • Pelacakan kontak
  • Dukungan kritis dari warga

Baca juga: Cara Baru Korea Selatan Tes Corona, Gunakan Bilik Telepon

Sejumlah negara pun mulai mempelajari apa yang dilakukan Korea Selatan. Akan tetapi, ketika kasus sudah bertambah secara signifikan, penanganan tak bisa dilakukan dalam waktu cepat.

Kantor Kepresiden Moon Jae-in mengatakan, Presiden Emmanuel Macron dari Perancis dan Perdana Menteri Stefan Lofven dari Swedia, telah menghubunginya untuk mendapatkan penjelasan mengenai langkah-langkah yang diambil Korea.

Sementara itu, Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus juga memuji keberhasilan Korea Selatan.

Tedros mendesak agar negara-negara lain untuk belajar dari Korea Selatan dan menerapkan di negaranya.

Akan tetapi, pejabat Korea Selatan mengingatkan bahwa keberhasilan mereka tentatif.

Risiko kebangkitan wabah kembali tetap ada, terutama karena epidemi terus terjadi di luar negeri.

Mantan Komisioner Food and Drug administration (FDA), Scott Gottlieb, mengatakan Korea Selatan menunjukkan Covid-19 dapat dikalahkan cara yang agresif.

Berikut beberapa pelajaran yang bisa diambil dari langkah Korea Selatan:

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com