Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Itu Gejala Alergi, Flu, atau Virus Corona? Berikut Cara Membedakannya

Kompas.com - 13/03/2020, 13:46 WIB
Virdita Rizki Ratriani

Penulis

KOMPAS.com - Virus corona telah menginfeksi lebih dari 100.000 orang di seluruh dunia. Bahkan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO telah menetapkannya sebagai pandemi. 

Wabah tersebut juga membuat sejumlah acara dan penerbangan dibatalkan sebagai tindakan pencegahan meluasnya penyebaran virus corona.

Orang-orang pun menjadi sedikit cemas setiap kali mereka merasakan gatal tenggorokan atau batuk.

Meski virus corona merupakan sesuatu yang dianggap serius, peluang setiap orang untuk terjangkit masih rendah.

Melansir CNN, Dr. Greg Poland, Profesor Kedokteran dan Penyakit Menular di Klinik Mayo dan Direktur Riset Vaksin Mayo Klinik menjelaskan mengenai perbedaan gejala antara alergi, gejala pilek, flu dan penyakit Covid-19.

Baca juga: Trump Sangat Gelisah Berfoto dengan Pejabat Brasil yang Tertular Virus Corona

Perbedaaan gejala alergi, flu dan virus corona

Mata gatal? Hidung beringus?

Anda mungkin memiliki alergi atau pilek. "Masalah alergi musiman gejalanya berdampak terhadap hidung dan mata," kata Poland.

"Sebagian besar gejala terlokalisasi di kepala, tetapi terkadang Anda juga mengalami ruam," kata dia.

Gejala virus corona dan flu cenderung lebih sistemik.

Artinya, mereka memengaruhi seluruh tubuh.

"Flu dan virus corona baru, ini memengaruhi sistem lain dan saluran pernapasan bagian bawah," kata Poland.

"Anda mungkin tidak akan menderita pilek, tetapi yang mungkin Anda miliki adalah sakit tenggorokan, batuk, demam, atau sesak nafas. Jadi, itu diagnosis klinis yang agak berbeda," kata dia. 

Dia juga meminta untuk mengukur suhu tubuh. Tetapi, Poland mengatakan, sangat tidak mungkin alergi akan menyebabkan demam. Alergi terkadang menyebabkan sesak napas, terutama jika Anda memiliki kondisi yang sudah ada sebelumnya seperti asma.

Baca juga: Pasien dalam Pengawasan Virus Corona Dibebaskan dari Biaya Perawatan

Gejala alergi sering terjadi, dan biasanya ringan.

Poland mengatakan jika Anda memiliki gejala yang sama dalam waktu yang sama, menahun, Anda mungkin mengalami alergi musiman.

Dalam hal ini, obat bebas dan tindakan pencegahan kesehatan secara umum lainnya akan membantu Anda merasa lebih baik.

Virus corona dan gejala flu dapat membuat Anda istirahat dari kegiatan sehari-hari.

"Jika Anda memiliki kasus virus corona atau flu, Anda akan merasa sangat lelah, sangat sakit. Pada dasarnya hanya ingin berada di tempat tidur. Semua orang akan melihat perbedaannya," kata Poland.

"Alergi mungkin membuatmu merasa lelah, tetapi mereka tidak akan menyebabkan sakit otot atau sendi yang parah," kata dia.

Baca juga: 20 Warga Bogor Masuk ODP Corona, 17 Negatif, 3 Orang dalam Pemantauan

Gejala flu ringan dan sedang biasanya sembuh sendiri.

Flu normal, Anda akan mulai merasa lebih baik dengan istirahat dan perawatan yang tepat dalam beberapa hari.

Kecuali jika Anda sudah lanjut usia atau memiliki kondisi kesehatan lainnya, dalam hal ini bahkan penyakit ringan mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh.

Sementara virus corona dan gejala flu akut bisa memburuk dari waktu ke waktu.

Jika Anda memiliki kasus flu atau virus corona, kemungkinan gejalanya menjadi lebih buruk ketika berharap untuk menjadi lebih baik.

Ini adalah tanda pasti untuk mencari perawatan medis.

"Apa yang akan meningkatkan kecurigaan terjangkit virus corona jika Anda kehabisan napas," kata Poland.

"Orang-orang juga dapat menderita pneumonia dari flu, yang memiliki kemungkinan yang sama, jadi lebih baik Anda akan mencari perhatian medis," kata dia. 

Baca juga: Pemerintah akan Bentuk Satgas Percepatan Penanganan Virus Corona

Gejala awal alergi, pilek, flu, dan virus corona bisa serupa.

Sayangnya, kata Poland, tahap awal pilek, flu, dan virus corona bisa sangat mirip, dan beberapa kasus virus corona serta flu bisa sangat ringan sehingga tidak menimbulkan gejala yang membahayakan.

Itu sebabnya Anda harus memperhatikan untuk melihat apakah gejalanya menetap, terutama jika Anda berada dalam kelompok berisiko.

"Kami khawatir tentang orang tua, penderita asma atau penyakit paru-paru lainnya, penderita penyakit jantung atau diabetes, dan juga wanita hamil," kata Poland.

Kasus-kasus virus corona biasanya memiliki beberapa konteks.

Jika Anda berpikir memiliki virus corona, Poland mengatakan, dokter mana pun pasti akan menanyakan beberapa pertanyaan kontekstual, seperti:

Baca juga: Dampak Corona, 2 Ajang UFC Berpindah Venue dan Digelar Tanpa Penonton

  • Sudahkah Anda bepergian baru-baru ini, dan jika demikian, di mana?
  • Pernahkah Anda memiliki seseorang di rumah Anda atau memiliki teman kerja atau teman sekolah yang bepergian? Ke mana mereka pergi?
  • Pernahkah Anda memiliki seseorang di rumah Anda dari daerah di mana wabah virus corona terkonsentrasi?
  • Apakah Anda sudah berada di kapal pesiar?
  • Apakah Anda tinggal di dekat daerah di mana ada wabah?

"Anda seperti seorang detektif, mencoba menerima dan mengumpulkan potongan-potongan data," kata Poland.

"Jika Anda khawatir, hubungi dokter Anda," kata Poland.

"Jelaskan gejalanya dan mereka akan membuat keputusan. Kamu tidak bisa menguji semua orang dan kamu tidak bisa menguji siapa pun berulang kali," kata dia.

Ini juga merupakan kesempatan untuk melakukan pemikiran kritis sebelum Anda berlomba untuk melakukan diagnosis.

Baca juga: Ini Cara Orang Arab Nikmati Wabah Virus Corona...dengan Humor

Hanya karena itu bukan virus corona, bukan berarti itu tidak serius.

"Dalam beberapa bulan terakhir, 30 juta orang Amerika telah terinfeksi virus," kata Poland.

Sekitar 300 hingga 500 ribu dari mereka begitu parah sehingga harus dirawat di rumah sakit, dan sekitar 30.000 dari mereka meninggal.

"Itu adalah virus influenza. Kami mati rasa karena menganggap hanya flu sehingga kami tidak menganggapnya serius meskipun jumlahnya banyak," kata dia.

Sebaliknya, virus corona telah membunuh sekitar 3.300 orang dalam waktu yang hampir bersamaan.

Virus corona mungkin memiliki tingkat kematian yang relatif lebih tinggi, tetapi Poland juga menunjukkan semakin banyak orang yang terinfeksi, semakin besar kemungkinan infeksi akan menyebar ke orang lain.

Tindakan pencegahan

Tindakan pencegahan untuk penyebaran virus corona itu penting, Anda mungkin perlu hidup dengan ketidakpastian. 

Terserah Anda untuk tetap waspada, memperhitungkan riwayat medis, memantau gejala atau berpikir kritis apakah situasi spesifik Anda menempatkannya pada risiko. 

Atau justru Anda hanya memerlukan Zyrtec dan istirahat.

Baca juga: Disneyland di Seluruh Dunia akan Tutup karena Virus Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

Tren
Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Tren
Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Tren
Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Tren
Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Tren
Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Tren
Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini 'Tersapu' oleh Alam

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini "Tersapu" oleh Alam

Tren
Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com