Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/03/2020, 14:15 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Sumber AP News

KOMPAS.com - Sebuah studi baru menemukan bahwa virus corona dapat bertahan di beberapa permukaan, termasuk plastik, stainless steel hingga tiga hari.

Laporan yang diterbitkan oleh para ilmuwan pemerintah AS pada Rabu (11/3/2020) juga menunjukkan bahwa virus corona dapat bertahan hidup di udara selama beberapa jam.

Namun, temuan itu tidak membuktikan siapa pun yang tertular virus dengan cara ini.

"Kami sama sekali tidak mengatakan ada penularan virus secara aerolis," kata Dr Neeltje van Doremalen di National Institute of Allergy and Infectious Diseases, dilansir dari AP News (11/3/2020).

Baca juga: 4 Hari Dikira Pneumonia, Seorang Pengacara di New York Positif Virus Corona

Para peneliti menemukan virus corona tetap bertahan untuk jangka waktu lama di berbagai permukaan dan udara.

Hal itu diketahui setelah peneliti menggunakan peralatan untuk menyemprotkan sampel virus secara halus ke udara dan meniru apa yang bisa terjadi, yaitu orang yang terinfeksi menyebarkan virus melalui udara.

Virus tersebut dapat dideteksi dalam aerosol hingga tiga jam usai pasca-aerosolisasi.

Covid-19 juga terbukti dapat bertahan empat jam pada tembaga hingga 24 jam pada karton, dua hingga tiga hari pada plastik dan stainless steel.

Baca juga: Update Virus Corona di Belahan Dunia: 131.627 Kasus, 4.940 Meninggal, 68.529 Sembuh

Penularan virus

Dalam hasil studi itu dikatakan bahwa virus paling stabil pada plastik dan stainless steel yang terdeteksi pada permukaan keduanya hingga 72 jam.

Masih menurut penelitian, stabilitas virus di udara dan permukaan dapat secara langsung mempengaruhi penularan virus.

Sebab, partikel virus perlu bertahan cukup lama setelah dikeluarkan dari satu orang dan ditransmisikan ke orang lain.

"Ini adalah pekerjaan yang menjawab pertanyaan orang," kata profesor mikrobiologi di Universitas Georgetown Julie Fischer.

Menurutnya, hal yang seharusnya dilakukan yakni dengan mencuci tangan dan menyadari bahwa orang yang terinfeksi mungkin mencemari permukaan.

Ia mengatakan bahwa para ilmuwan masih meneliti cara terbaik untuk membunuh virus corona.

Dalam penelitian itu, para peneliti menyimpulkan bahwa transmisi aerosol masuk akal karena virus dapat tetap hidup di aerosol selama beberapa jam dan permukaan hingga beberapa hari.

Tes dilakukan oleh para ilmuwan dari Princeton University dan University of California yang didanai oleh Pemerintah AS dan National Science Foundation.

Hingga saat ini, para ilmuwan di seluruh dunia masih berlomba-lomba untuk menemukan obat, vaksin, dan metode penyebaran virus corona.

Baca juga: Iran Klaim Temukan Obat Virus Corona, Mampu Turunkan Gejala dalam 48 Jam

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber AP News
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ini Syarat Pekerja yang Berhak Mendapat THR, Apa Saja?

Ini Syarat Pekerja yang Berhak Mendapat THR, Apa Saja?

Tren
Resmi, Ini Rincian Tarif Listrik PLN yang Berlaku per 1 April 2024

Resmi, Ini Rincian Tarif Listrik PLN yang Berlaku per 1 April 2024

Tren
Cara Menghitung THR Karyawan Tetap, Pegawai Kontrak, dan Pekerja Lepas

Cara Menghitung THR Karyawan Tetap, Pegawai Kontrak, dan Pekerja Lepas

Tren
Gerhana Matahari Total Akan Terjadi Jelang Idul Fitri, Bisakah Dilihat di Indonesia?

Gerhana Matahari Total Akan Terjadi Jelang Idul Fitri, Bisakah Dilihat di Indonesia?

Tren
Berapa Denda BPJS Kesehatan jika Menunggak Iuran? Ini Perhitungannya

Berapa Denda BPJS Kesehatan jika Menunggak Iuran? Ini Perhitungannya

Tren
BI Batasi Penukaran Uang Baru untuk Lebaran 2024 Rp 4 Juta Per Orang, Ini Alasannya

BI Batasi Penukaran Uang Baru untuk Lebaran 2024 Rp 4 Juta Per Orang, Ini Alasannya

Tren
8 Ikan yang Tidak Boleh Dimakan Ibu Hamil, Apa Saja?

8 Ikan yang Tidak Boleh Dimakan Ibu Hamil, Apa Saja?

Tren
Prakiraan BMKG: Daftar Wilayah yang Berpotensi Alami Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 19-20 Maret 2024

Prakiraan BMKG: Daftar Wilayah yang Berpotensi Alami Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 19-20 Maret 2024

Tren
[POPULER TREN] Penjelasan Kitabisa soal Pemilik Xpander Tabrak Porsche yang Disebut Galang Dana | Fenomena Refleksi Sinar Matahari di Dekat Sumatera

[POPULER TREN] Penjelasan Kitabisa soal Pemilik Xpander Tabrak Porsche yang Disebut Galang Dana | Fenomena Refleksi Sinar Matahari di Dekat Sumatera

Tren
Kiky Saputri Keguguran karena Kista Ovarium, Berikut Gejalanya

Kiky Saputri Keguguran karena Kista Ovarium, Berikut Gejalanya

Tren
Agar Tetap Sehat, Ini Waktu Terbaik Olahraga Saat Berpuasa

Agar Tetap Sehat, Ini Waktu Terbaik Olahraga Saat Berpuasa

Tren
Resmi, Ini Kelompok Pekerja yang Berhak Dapat THR 2024

Resmi, Ini Kelompok Pekerja yang Berhak Dapat THR 2024

Tren
Alami Keputihan dan Flek Coklat, Apakah Puasanya Masih Sah?

Alami Keputihan dan Flek Coklat, Apakah Puasanya Masih Sah?

Tren
Insiden Terbaru Pesawat Boeing, Panel Lepas Sebelum Mendarat

Insiden Terbaru Pesawat Boeing, Panel Lepas Sebelum Mendarat

Tren
4 Perusahaan Diduga Korupsi Pembiayaan Ekspor Rp 2,5 Triliun di LPEI

4 Perusahaan Diduga Korupsi Pembiayaan Ekspor Rp 2,5 Triliun di LPEI

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com