Kendati demikian, Bapeten kini sudah melakukan dekontaminasi dengan mengambil contoh tanah yang terpapar oleh serpihan Caesium.
Menurut Agus, Caesium yang digunakan untuk publik itu sesuai dengan batas administratif, yaitu 1 mikrosievert.
Artinya, meskipun seseorang terkena dosis 1 mikrosievert, hal itu tidak akan memiliki efek biologis apa pun.
Sementara itu, batas biologis merupakan batas yang jika dilampaui, maka akan memiliki efek klinis.
Berdasarkan ketentuan IAEA, semua unit radiologi dan pemanfaatan tenaga nuklir harus menggunakan batas administratif.
"Artinya, IAEA itu membuat regulasi bahwa operasional unit radiologi dan reaktor nuklir itu harus menggunakan batas adminstratif. Kalaupun itu dilampaui, maka tidak akan menimbulkan efek biologis," paparnya.
Baca juga: Soal Wabah Virus Corona, Mengapa Sejumlah Virus Berbahaya Muncul dari China?
Menurut Agus, unsur Caesium-137 biasanya digunakan untuk kesehatan dan industri.
"Kalau di rumah sakit itu biasanya digunakan untuk membunuh kanker, tapi dengan dosis tinggi dan radiasi yang sangat tinggi," katanya lagi.
Untuk pemanfaatan di bidang industri, Agus menyebutkan, Caesium ini digunakan untuk pengujian tak merusak.
Misalnya, penggunaan Caesium untuk mengetahui apakah pipa itu keropos atau tidak, apakah tulang bangunan beton itu menggunakan diameter beton sesuai yang tertera dalam kontrak atau tidak.
"Jadi fungsinya itu seperti foto rontgen karena energinya lebih besar," jelasnya.
Terlepas dari semua itu, Agus berpesan kepada masyarakat agar tak khawatir mengenai radiasi yang terjadi di Perumahan Serpong tersebut karena sudah dilokalisasi.
Baca juga: Mengapa Menyalakan Mesin Mobil di Kapal Laut Berbahaya?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.