Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disneyland Hong Kong Izinkan Lahannya Digunakan untuk Fasilitas Karantina Virus Corona

Kompas.com - 15/02/2020, 16:47 WIB
Nur Rohmi Aida,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Disneyland Hong Kong telah setuju untuk meminjamkan situs-situs kosong pada lahannya kepada pemerintah untuk dijadikan fasilitas karantina bagi pasien virus corona.

“Kami telah mendapatkan persetujuan perusahaan untuk menggunakan bagian dari situs jika diperlukan,” ujar Kepala Biro Pengembangan Perdagangan dan Ekonomi Hong Kong, Edward Yau Tang, seperti dikutip dari SCMP, Sabtu (15/2/2020).

Lahan yang akan digunakan seluas 60 hektar, yang awalnya dipersiapkan untuk perluasan taman hiburan di Pulau Lantau.

“Kami membutuhkan semua fasilitas karantina untuk pengawasan, karena kami tidak akan meninggalkan kebutuhan karantina,” ujar Yau.

Ia menekankan, fasilitas karantina yang memadai merupakan syarat untuk mengembalikan 2.200 warga Hong Kong yang berada di Provinsi Hubei.

Adapun saat ini sebanyak 10 dari warga Hong Kong di Hubei telah dikonfirmasi terinfeksi virus.

“Kami sudah mulai merencanakan kepulangan mereka,” ujar Menteri Patrrick Nip Tak-kuen.

Baca juga: Wabah Virus Corona, Masker Jadi Hot Item di London Fashion Week

Pemerintah Hong Kong memperkirakan, lahan seluas 4 hektar yang berada di dekat lahan parkir mobil Disneyland Hong Kong bisa untuk sekitar 600 unit tempat perawatan.

Sementara, sebuah kamp di Pat Heung ditambah perumahan umum di Foo Tan serta tiga kamp lainnya bisa untuk 1.600 unit lainnya.

Selain mempersiapkan fasilitas, yang diperlukan adalah pemahaman penduduk di lokasi sekitar karantina.

Saat ini, rencana pembuatan perumahan umum dan fasilitas karantina mendapat tentangan dari anggota dewan daerah serta penduduk setempat.

Bahkan, beberapa reaksi memicu aksi kekerasan.

Joe Chan, seorang warga Hong Kong yang terjebak di Hubei, menuduh pemerintah mengabaikan mereka yang tinggal di Hubei.

“Fasilitas karantina bahkan mungkin tak cukup ketika otoritas Hubei membiarkan kami pergi. Apakah Anda ingin mengatakan kami bahkan tak disambut di rumah kami sendiri?" kata dia.

Baca juga: Daftar 27 Negara yang Sudah Konfirmasi Kasus Positif Virus Corona

Seorang anggota parlemen dari Partai Democrat James To Kun-sun, yang membantu beberapa keluarga di Hubei, mengatakan, pemerintah lamban dalam menanggapi mereka yang terjebak di Wuhan.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Tren
Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Tren
BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

Tren
Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Tren
Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Tren
Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Tren
Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com