Salah satu orang yang dibebaskan mengatakan, ia dan yang lainnya bersembunyi di kamar mandi di lantai 4, sebelum melarikan diri ke lantai 2 dan bersembunyi di bawah meja restoran selama tiga jam.
Korban selamat tersebut mendengar setidaknya 4 tembakan sebelum melihat beberapa tentara, dan mereka dapat pergi mengamankan diri.
Charlie Crowson, seorang guru bahasa Inggris yang tinggal di Nakhon Ratchasima, mengatakan bahwa mayat juga ditemukan di jalan di kota yang biasanya damai tersebut.
Baca juga: Di Balik Kasus Penusukan Wiranto dan Penangkapan Sejumlah Terduga Teroris
Pada Sabtu (8/02/2020) sekitar pukul 15.30 waktu setempat, yang disebut oleh Bangkok Post sebagai Kolonel Anantharot Krasae terbunuh di barak militer Suatham Phithak, tempat komandan tersebut berada.
Dikabarkan, seorang wanita berusia 63 tahun, ibu mertua Kolonel Anantharot, dan seorang tentara lain juga terbunuh di sana.
Tersangka mengambil senjata dan amunisi dari barak, sebelum mengambil kendaraan jenis Humvee.
Kemudian, pelaku menembaki sejumlah tempat sebelum tiba di Terminal 21, Provinsi Racht Rachasima, Thailand Utara, sekitar pukul 18.00 waktu setempat.
Dalam rekaman media lokal, tersangka tampak keluar dari kendaraannya dan melepaskan tembakan ketika orang-orang melarikan diri.
Rekaman CCTV memperlihatkan bahwa dia di dalam pusat perbelanjaan dengan senapan terangkat.
Baca juga: Viral Ormas Kokam Disebut Berseragam Mirip Kopassus dan Bawa Senjata
Pelaku mengunggah di akun media sosialnya selama serangan tersebut, dengan satu unggahan di Facebook dengan narasi apakah dia harus menyerah.
Ia sebelumnya telah mengunggah gambar pistol dengan tiga set peluru, dengan kata-kata "sekarang saatnya untuk bersemangat" dan "tidak ada yang bisa menghindari kematian".
Facebook pun mengambil langkah dengan menurunkan halaman pelaku, dan mengeluarkan pernyataan "Hati kami ditujukan kepada para korban, keluarga mereka dan komunitas yang terkena dampak tragedi ini di Thailand".
“Tidak ada tempat di Facebook untuk orang-orang yang melakukan kekejaman semacam ini, kami juga tidak mengizinkan orang memuji atau mendukung serangan ini".
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Facebook Diluncurkan, Bagaimana Kisah Awalnya?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.