Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

26 Tewas dalam Penembakan di Thailand, Ini Kronologi hingga Pelaku Ditembak Mati

Kompas.com - 09/02/2020, 14:31 WIB
Mela Arnani,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tagar #PrayForThailand masuk dalam daftar trending topic Indonesia di media sosial Twitter, Minggu (9/02/2020).

Seperti diketahui, serangan senjata di Nakhon Ratchasima, Thailand, yang dilakukan seorang tentara, Jakraphanth Thomma pada Sabtu (8/02/2020) telah menyita perhatian internasional.

Dilansir BBC (9/02/2020), penyerangan ini telah menewaskan 26 orang, di mana jumlah korban tewas bertambah setelah sebelumnya dikabarkan sebanyak 20 orang meninggal.

Kepolisian setempat mengatakan bahwa pelaku telah ditembak mati.

Selain korban tewas, penyerangan ini juga melukai 57 orang.

Baca juga: Obat Flu dan Anti-HIV Diklaim Sembuhkan Pasien Virus Corona di Thailand

Mencuri senjata

Sebelum melakukan penembakan, pelaku diketahui membunuh komandannya, dan kemudian mencuri senjata dari sebuah kamp militer.

Kemudian, pelaku melanjutkan serangan di jalan-jalan dan di sebuah pusat perbelanjaan di Nakhon Ratchasima.

Pelaku yang berpangkat Sersan Mayor ini ditembak mati setelah terpojok sepanjang malam di gedung.

Apa yang terjadi di pusat perbelanjaan?

Tak lama setelah pukul 03.00 waktu setempat, tembakan terdengar ketika pasukan keamanan menggerebek gedung tempat penyerangan dilakukan.

Beberapa orang dibawa keluar dari pusat perbelanjaan tersebut, namun kekhawatiran tetap muncul bahwa ada lebih banyak orang disandera.

Pada Minggu (9/02/2020) pukul 09.30, polisi mengonfirmasi bahwa pelaku telah ditembak mati. Namun, sejauh ini belum ada rincian lebih lanjut tentang bagaimana operasi tersebut berakhir.

Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha mengatakan, peristiwa seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya di Thailand.

Motif penyerangan diduga karena pelaku dendam setelah ditipu masalah kesepakatan tanah.

Laporan sebelumnya menyebutkan bahwa pria bersenjata yang berusia 32 tersebut sempat mencoba melarikan diri melalui bagian belakang gedung.

Ibu tersangka juga dibawa ke pusat perbelanjaan untuk mencoba membujuknya agar menyerah.

Salah satu orang yang dibebaskan mengatakan, ia dan yang lainnya bersembunyi di kamar mandi di lantai 4, sebelum melarikan diri ke lantai 2 dan bersembunyi di bawah meja restoran selama tiga jam.

Korban selamat tersebut mendengar setidaknya 4 tembakan sebelum melihat beberapa tentara, dan mereka dapat pergi mengamankan diri.

Charlie Crowson, seorang guru bahasa Inggris yang tinggal di Nakhon Ratchasima, mengatakan bahwa mayat juga ditemukan di jalan di kota yang biasanya damai tersebut.

Baca juga: Di Balik Kasus Penusukan Wiranto dan Penangkapan Sejumlah Terduga Teroris

Bagaimana serangan itu terjadi?

Pada Sabtu (8/02/2020) sekitar pukul 15.30 waktu setempat, yang disebut oleh Bangkok Post sebagai Kolonel Anantharot Krasae terbunuh di barak militer Suatham Phithak, tempat komandan tersebut berada.

Dikabarkan, seorang wanita berusia 63 tahun, ibu mertua Kolonel Anantharot, dan seorang tentara lain juga terbunuh di sana.

Tersangka mengambil senjata dan amunisi dari barak, sebelum mengambil kendaraan jenis Humvee.

Kemudian, pelaku menembaki sejumlah tempat sebelum tiba di Terminal 21, Provinsi Racht Rachasima, Thailand Utara, sekitar pukul 18.00 waktu setempat.

Dalam rekaman media lokal, tersangka tampak keluar dari kendaraannya dan melepaskan tembakan ketika orang-orang melarikan diri.

Rekaman CCTV memperlihatkan bahwa dia di dalam pusat perbelanjaan dengan senapan terangkat.

Baca juga: Viral Ormas Kokam Disebut Berseragam Mirip Kopassus dan Bawa Senjata

Apa yang diunggah tersangka di media sosial?

Pelaku mengunggah di akun media sosialnya selama serangan tersebut, dengan satu unggahan di Facebook dengan narasi apakah dia harus menyerah.

Ia sebelumnya telah mengunggah gambar pistol dengan tiga set peluru, dengan kata-kata  "sekarang saatnya untuk bersemangat" dan "tidak ada yang bisa menghindari kematian".

Facebook pun mengambil langkah dengan menurunkan halaman pelaku, dan mengeluarkan pernyataan "Hati kami ditujukan kepada para korban, keluarga mereka dan komunitas yang terkena dampak tragedi ini di Thailand".

“Tidak ada tempat di Facebook untuk orang-orang yang melakukan kekejaman semacam ini, kami juga tidak mengizinkan orang memuji atau mendukung serangan ini".

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Facebook Diluncurkan, Bagaimana Kisah Awalnya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Tren
Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Tren
Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Tren
Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Tren
Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Tren
Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni 'Atlantis yang Hilang' di Lepas Pantai Australia

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni "Atlantis yang Hilang" di Lepas Pantai Australia

Tren
4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com