Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
Oleh karena itu, penularan hanya dimungkinkan melalui kontak dekat yang tidak terlindung dengan penderita.
"Virus corona adalah virus influenza, sehingga penularannya melalui percikan ingus/ludah saat bersin dan batuk. Dengan demikian, penderita harus memakai masker," lanjut Achmad.
Tak hanya bagi penderita yang diharuskan menggunakan masker, melainkan orang lain di sekitarnya juga disarankan memakai masker dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), seperti mencuci tangan menggunakan sabun sebelum makan dan minum.
Baca juga: Mewabah di Puluhan Negara, Ini Mitos dan Fakta soal Virus Corona
Kemudian, bantahan informasi juga diungkapkan oleh Direktur Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik (PTVz), dr Siti Nadia Tirmizi.
Nadia menjelaskan, kabar yang menyebut virus corona dapat menular melalui kaleng yang terkena keringat penderita adalah tidak benar.
"Tidak benar. Novel coronavirus (2019-nCoV) penularannya melalui saluran napas, melalui droplet, bukan aerosol," ujar Nadia saat dihubungi terpisah pada Selasa (4/2/2020).
Droplet merupakan ukuran benda atau partikel kecil dari mulut penderita yang mengandung mikroorganisme penyebab penyakit, termasuk virus.
Menurutnya, apabila droplet tersebut memiliki partikel berat sehingga akan menempel pada DNA jatuh di permukaan barang, seperti meja, pegangan tangga, pegangan pintu, lantai, dan lainnya tidak menimbulkan penularan antar-manusia.
"Jadi, kalau aerosol dia sangat ringan, maka cenderung melayang-layang," ujar Nadia.
Ia juga menyayangkan, informasi tidak benar itu mengatasnamakan pihak Kedutaan Besar (Dubes), Kemenkes, dan IDI.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.