Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orang Tua atau Anak-anak yang Lebih Rentan terhadap Virus Corona?

Kompas.com - 01/02/2020, 17:15 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Sumber QZ

Makalah New England Journal of Medicine pada hari Kamis menganalisis karakteristik 425 orang pertama di Wuhan yang terinfeksi oleh virus yang dikenal sebagai 2019-nCoV dan menemukan bahwa tidak ada yang lebih muda dari 15.

Usia rata-rata pasien adalah 59 tahun, dan setidaknya pada pertengahan Januari, orang termuda yang meninggal akibat penyakit itu berusia 36 tahun.

Meskipun belum ada data yang menunjukkan berapa banyak anak yang telah terinfeksi ketika virus menyebar melampaui 425 pasien pertama, dapat dipastikan bahwa jumlah itu tidak lagi nol.

Sebab bayi berusia sembilan bulan di Beijing adalah pasien termuda yang diketahui, menurut kepada otoritas kesehatan kota seperti dikutip dati Time.

Baca juga: Saat Negara-negara Mengevakuasi Warganya dari Wuhan karena Virus Corona

Dr. Mark Denison, seorang spesialis penyakit menular anak-anak di Vanderbilt University School of Medicine menyebut, SARS secara dramatis kurang umum di antara anak-anak daripada orang dewasa selama wabah yang dimulai di Cina sekitar tahun 2003.

Selain itu, ada kemungkinan bahwa, karena beberapa kekhasan biologi, anak-anak kurang rentan dibandingkan orang dewasa terhadap infeksi 2019-nCoV.

"Sel mereka mungkin kurang ramah terhadap virus, membuatnya lebih sulit bagi 2019-nCoV untuk bereplikasi dan melompat ke orang lain," kata Denison.

Para NEJM penulis menulis bahwa anak-anak mungkin akan mendapatkan virus tetapi menunjukkan gejala lebih ringan dibandingkan orang dewasa

Reaksi tubuh

Dengan adanya virus yang bersarang di paru, tubuh secara otomatis akan memberikan reaksinya.

Tubuh akan menutup sebagian paru-paru yang terinfeksi, sehingga tidak memungkinkan untuk terjadi proses pernafasan seperti kondisi normal.

Ini akan semakin buruk apabila terjadi pada orang yang menderita penyakit jantung atau 
penyakit paru obstruktif kronis. Akibatnya bisa berujung pada kematian.

Baca juga: Lebih Besar dari Wabah SARS pada 2003, Ini Alasan Virus Corona Lebih Sulit Diatasi

Hingga pekan keempat semenjak kasus pertama terdeteksi, virus corona jenis baru ini terkonfirmasi sudah menyerang lebih dari 11.000 orang di berbagai belahan dunia.

Data terakhir yang ditampilkan oleh Gisanddata per Sabtu (2/1/2020) pukul 15.20 WIB, jumlah kasus kematian akibat virus ini mencapai angka 259.

Jumlah kematian sesungguhnya tergolong rendah, kurang lebih hanya 3 persen dari total kasus yang ada, namun hal ini tidak lantas bisa disepelekan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Link Download Logo dan Tema Hari Kebangkitan Nasional 2024

Link Download Logo dan Tema Hari Kebangkitan Nasional 2024

Tren
UPDATE Banjir Sumbar: 61 Orang Meninggal, Potensi Bencana Susulan Masih Ada

UPDATE Banjir Sumbar: 61 Orang Meninggal, Potensi Bencana Susulan Masih Ada

Tren
7 Sarapan Sehat untuk Usia 50 Tahun, Diyakini Bikin Panjang Umur

7 Sarapan Sehat untuk Usia 50 Tahun, Diyakini Bikin Panjang Umur

Tren
5 Update Kasus Pembunuhan Vina, Bareskrim Turun Tangan dan Dugaan Kejanggalan BAP

5 Update Kasus Pembunuhan Vina, Bareskrim Turun Tangan dan Dugaan Kejanggalan BAP

Tren
Pelaku Penyelundupan Orang Bermodus Iklan Lowker via TikTok Ditangkap di Surabaya, Ini Kronologinya

Pelaku Penyelundupan Orang Bermodus Iklan Lowker via TikTok Ditangkap di Surabaya, Ini Kronologinya

Tren
Apa yang Akan Terjadi Saat Berjalan Kaki 10.000 Langkah Per Hari Selama Sebulan?

Apa yang Akan Terjadi Saat Berjalan Kaki 10.000 Langkah Per Hari Selama Sebulan?

Tren
3 Manfaat Mengonsumsi Madu dan Teh Hijau, Baik bagi Penderita Diabetes

3 Manfaat Mengonsumsi Madu dan Teh Hijau, Baik bagi Penderita Diabetes

Tren
BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir pada 18-19 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir pada 18-19 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Wilayah Berpotensi Hujan Lebat 17-18 Mei 2024 | Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

[POPULER TREN] Wilayah Berpotensi Hujan Lebat 17-18 Mei 2024 | Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

Tren
Kondisi Geografis Mahakam Ulu, Tetangga IKN yang Dikepung Sungai dan Kini Darurat Banjir

Kondisi Geografis Mahakam Ulu, Tetangga IKN yang Dikepung Sungai dan Kini Darurat Banjir

Tren
Pesona Air Terjun

Pesona Air Terjun

Tren
Update Banjir Mahakam Ulu, Ratusan Orang Masih Mengungsi

Update Banjir Mahakam Ulu, Ratusan Orang Masih Mengungsi

Tren
Ribka Sugiarto Mundur dari Pelatnas, Kekasih Ungkap Alasannya

Ribka Sugiarto Mundur dari Pelatnas, Kekasih Ungkap Alasannya

Tren
Ilmuwan Akhirnya Tahu Bagaimana Cara Orang Mesir Kuno Membangun Piramida

Ilmuwan Akhirnya Tahu Bagaimana Cara Orang Mesir Kuno Membangun Piramida

Tren
Ada Aturan Baru KRIS, Apakah Perawatan ICU Ditanggung BPJS Kesehatan?

Ada Aturan Baru KRIS, Apakah Perawatan ICU Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com