Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Negara Ini Siapkan Karantina bagi Warganya yang Dievakuasi dari Wuhan

Kompas.com - 30/01/2020, 16:30 WIB
Nur Rohmi Aida,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Mereka juga tidak diperbolehkan meninggalkan rumah sakit sampai nanti hasilnya diketahui.

Terkait evakuasi ini pemerintah Jepang membentuk satuan tugas khusus untuk menangani epidemi.

Saat ini telah terdapat 11 kasus terkonfirmasi virus corona di Jepang, adapun 3 orang terakhir merupakan bagian dari 200 orang yang dievakuasi di kloter pertama.

Baca juga: Usai Dievakuasi dari Wuhan, 3 Warga Jepang Positif Virus Corona

3. Amerika Serikat

Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengevakuasi 195 orang Amerika dari Wuhan menggunakan pesawat yang disewa oleh pemerintah AS.

Pesawat tersebut riba di California selatan Rabu pagi sebagaimana dikutip dari CBSNews.

Masih banyak orang Amerika yang masih berada di Wuhan yang mengharap bisa dievakuasi di kemudian hari.

Departemen luar negeri negara itu mengatakan tak dapat mengevakuasi semua orang yang ada di Wuhan melalui penerbangan karena keterbatasan ruang. 

Tapi Deplu AS mengaku terus bekerja untuk mengidentifikasi rute alternatif bagi warga AS untuk meninggalkan Wuhan melalui darat.

Cara mengangkut pesawat ini adalah dengan memisahkan antara kru di bagian atas dengan penumpang di bagian bawah.

"Jadi aliran udara, setiap jenis interaksi antara bagian atas dan bawah sepenuhnya terisolasi dan para kru tidak pernah turun di Cina; dan tidak pernah ada interaksi dengan para penumpang," ujar Dr. Anne Zink, kepala petugas medis Alaska seperti dikutip dari CNN.

Melansir dari NPR orang-orang tersebut akan di karantina di Pangkalan udara AS.
Mereka akan tinggal di sana secara sukarela selama 3 hari dan dipantau secara aktif selama 14 hari penuh di masa inkubasi virus.

Baca juga: Update! 170 Orang Meninggal, Virus Corona Terkonfirmasi di 18 Negara

4. Indonesia

Tentara Negara Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) menyiagakan tiga pesawat guna menjemput 240 WNI di Wuhan.

Ketiga pesawat tersebut sifatnya masih siaga, dan baru akan diterbangkan ke China apabila sudah ada perintah dari Kemlu.

Guna melakukan proses evakuasi, personel TNI AU yang bertugas melakukan evakuasi rencananya akan disipakan ruang karantina khusus.

Nantinya mereka akan dikarantina selama 28 hari di RSPI Dr Suliyanti Jakarta.

Adapun apabila proses evakuasi berhasil dilakukan, nantinya pesawat dijadwalkan akan mendarat di Bandara Halim Perdana Kusuma.

Melansir dari Tribunnews Mahasiswa Central China Normal University, Eva mengatakan pihaknya mendapat kabar nantinya WNI yang dievakuasi akan dipisah antara yang bersuhu di atas 37 derajat celcius dengan yang normal.

Mereka akan ditempatkan dalam lokasi yang berbeda.

Baca juga: Uni Emirat Arab Konfirmasi, Kini Virus Corona ada di 18 Negara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Tren
Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Tren
BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

Tren
Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Tren
Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Tren
Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Tren
Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Tren
5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

Tren
5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

Tren
8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

Tren
UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com