Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Negara Ini Siapkan Karantina bagi Warganya yang Dievakuasi dari Wuhan

Kompas.com - 30/01/2020, 16:30 WIB
Nur Rohmi Aida,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Virus corona yang diduga berasal dari Wuhan, China sampai saat ini Kamis (30/01/2020) telah menyebabkan 170 orang meninggal.

Akibat munculnya virus ini, Kota Wuhan yang diduga sebagai pusat wabah diisolasi sejak Kamis (23/01/2020).

Akibat merebaknya virus corona, sejumlah negara akan mengevakuasi warganya yang terisolasi di Wuhan untuk dipulangkan.

Dengan catatan, mereka akan dikarantina terlebih dahulu usai dievakuasi dari Wuhan.

Berikut ini kebijakan beberapa negara terkait karantina yang akan dilakukan terhadap warganya yang kembali dari Wuhan.

Baca juga: Pasca-Evakuasi dari Wuhan, WNI Akan Jalani Proses Karantina

1. Australia

Australia berencana akan mengkarantina warganya yang dievakuasi dari Wuhan ke wilayah Pulau Christmas yang lokasinya sekitar 2.000 km dari daratan.

Dikutip dari BBC, Perdana Menteri Australia Scott Morison mengatakan, 600 pengungsi Australia tersebut akan diisolasi di tempat itu sekitar dua minggu.

Pengumuman tersebut memicu kontroversi, sebab pulau tersebut terkenal sebagai pusat penahanan imigrasi yang baru dibuka kembali, dan dikritik karena kondisinya.

Saat ini tempat tersebut hanya menampung satu keluarga terdiri dari empat orang Sri Lanka.

Fasilitas tersebut dibangun untuk menampung lebih dari 1.000 orang.

Pulau Christmas sendiri wilayahnya lebih dekat ke Indonesia dibandingkan Australia dan telah lama memiliki reputasi buruk.

Baca juga: Cegah Virus Corona, Warga Australia yang Dievakuasi dari Wuhan Bakal Dikarantina di Pulau Natal

2. Jepang

Sekitar 200 warga negara Jepang telah diterbangkan dari Wuhan dan telah mendarat di Bandara Haneda Tokyo.

Sekitar 650 yang lainnya juga mengatakan ingin dipulangkan dan pemerintah Jepang mengatakan penerbangan baru selanjutnya sedang direncanakan.

Mengutip dari BBC beberapa dari warga Jepang yang dievakuasi tengah menderita demam ataupun batuk.

Meski tak semuanya menunjukkan gejala, mereka tetap akan akan dibawa ke rumah sakit untuk diuji di bangsal karantina sebelum dipulangkan.

Mereka juga tidak diperbolehkan meninggalkan rumah sakit sampai nanti hasilnya diketahui.

Terkait evakuasi ini pemerintah Jepang membentuk satuan tugas khusus untuk menangani epidemi.

Saat ini telah terdapat 11 kasus terkonfirmasi virus corona di Jepang, adapun 3 orang terakhir merupakan bagian dari 200 orang yang dievakuasi di kloter pertama.

Baca juga: Usai Dievakuasi dari Wuhan, 3 Warga Jepang Positif Virus Corona

3. Amerika Serikat

Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengevakuasi 195 orang Amerika dari Wuhan menggunakan pesawat yang disewa oleh pemerintah AS.

Pesawat tersebut riba di California selatan Rabu pagi sebagaimana dikutip dari CBSNews.

Masih banyak orang Amerika yang masih berada di Wuhan yang mengharap bisa dievakuasi di kemudian hari.

Departemen luar negeri negara itu mengatakan tak dapat mengevakuasi semua orang yang ada di Wuhan melalui penerbangan karena keterbatasan ruang. 

Tapi Deplu AS mengaku terus bekerja untuk mengidentifikasi rute alternatif bagi warga AS untuk meninggalkan Wuhan melalui darat.

Cara mengangkut pesawat ini adalah dengan memisahkan antara kru di bagian atas dengan penumpang di bagian bawah.

"Jadi aliran udara, setiap jenis interaksi antara bagian atas dan bawah sepenuhnya terisolasi dan para kru tidak pernah turun di Cina; dan tidak pernah ada interaksi dengan para penumpang," ujar Dr. Anne Zink, kepala petugas medis Alaska seperti dikutip dari CNN.

Melansir dari NPR orang-orang tersebut akan di karantina di Pangkalan udara AS.
Mereka akan tinggal di sana secara sukarela selama 3 hari dan dipantau secara aktif selama 14 hari penuh di masa inkubasi virus.

Baca juga: Update! 170 Orang Meninggal, Virus Corona Terkonfirmasi di 18 Negara

4. Indonesia

Tentara Negara Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) menyiagakan tiga pesawat guna menjemput 240 WNI di Wuhan.

Ketiga pesawat tersebut sifatnya masih siaga, dan baru akan diterbangkan ke China apabila sudah ada perintah dari Kemlu.

Guna melakukan proses evakuasi, personel TNI AU yang bertugas melakukan evakuasi rencananya akan disipakan ruang karantina khusus.

Nantinya mereka akan dikarantina selama 28 hari di RSPI Dr Suliyanti Jakarta.

Adapun apabila proses evakuasi berhasil dilakukan, nantinya pesawat dijadwalkan akan mendarat di Bandara Halim Perdana Kusuma.

Melansir dari Tribunnews Mahasiswa Central China Normal University, Eva mengatakan pihaknya mendapat kabar nantinya WNI yang dievakuasi akan dipisah antara yang bersuhu di atas 37 derajat celcius dengan yang normal.

Mereka akan ditempatkan dalam lokasi yang berbeda.

Baca juga: Uni Emirat Arab Konfirmasi, Kini Virus Corona ada di 18 Negara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Tren
5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

Tren
Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Tren
Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Tren
7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

Tren
Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Tren
6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

Tren
BMKG Sebut Badai Matahari Ganggu Jaringan Starlink Milik Elon Musk

BMKG Sebut Badai Matahari Ganggu Jaringan Starlink Milik Elon Musk

Tren
Suhu di Semarang Disebut Lebih Panas dari Biasanya, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Suhu di Semarang Disebut Lebih Panas dari Biasanya, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Tren
Selalu Merasa Lapar Sepanjang Hari? Ketahui 12 Penyebabnya

Selalu Merasa Lapar Sepanjang Hari? Ketahui 12 Penyebabnya

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

Tren
7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

Tren
Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Tren
8 Tanda Batu Ginjal dan Cara Mencegahnya

8 Tanda Batu Ginjal dan Cara Mencegahnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com