Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Penumpang Meninggal Dalam Penerbangan Jeddah-Surabaya, Ini Tanggapan Lion Air

Kompas.com - 15/01/2020, 15:35 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pada, 13 Januari 2020, pesawat Lion Air rute Bandara King Abdul Aziz, Jeddah, Arab Saudi-Surabaya, Indonesia, terpaksa mendarat darurat di Bandaranaike International Airport (BIA), Kolombo, Sri Lanka pukul 2.45 waktu setempat.

Pesawat dengan kode penerbangan JT-085 semestinya dijadwalkan tiba di Bandar Udara Internasional Juanda, Sidoarjo (SUB) keesokan harinya, Selasa (13/1/2020) pukul 08.30 WIB.

Namun, karena adanya kondisi penumpang yang berkaitan dengan keselamatan medis, pesawat terpaksa mengalihkan rute (divert) ke Bandar Udara Internasional Bandaranaike, Katunayake, Sri Lanka (CMB).

 

Pendaratan darurat dilakukan setelah 4 orang penumpangnya dilaporkan sakit. Mengutip dari media lokal News 1st, ketika petugas bandara melakukan pemeriksaan, dua orang penumpang di antaranya, berkewargaan Indonesia ternyata telah meninggal dunia. 

Mereka adalah Saringa Albadiah (77) dan Suwadi (64). 

Jasad keduanya berada di kamar mayat Negombo District General Hospital, Sri Lanka dan ditangani oleh Kedutaan Besar Indonesia yang ada di Sri Lanka, sesaat setelah proses investigasi selesai dilakukan.

Tanggapan Lion Air

Sementara itu, pihak Lion Air memberikan tanggapan mengenai kejadian tersebut. 

Corporate Communication Strategis Lion Air, Danang Mandala Prihantoro mengatakan, pilot dari pesawat berjenis Airbus 330-300CEO dengan nomor registrasi PK-LEG ini telah menginformasikan pada petugas lalu lintas udara untuk melakukan pengalihan.

Informasi ini diberikan satu jam setelah lepas landas dari Jeddah. 

"Dikarenakan alasan medis, bahwa terdapat satu tamu wanita bernama Saringa Albadiah (77) yang segera membutuhkan pertolongan (need immediate medical assistance)," kata Danang melalui keterangan tertulis, Selasa (14/1/2020).

Pesawat ini membawa 13 kru dan 257 penumpang yang merupakan jamaah umroh. Masing-masing penumpang tersebut sudah dipastikan sehat sebelum melakukan penerbangan.

"Kondisi kesehatan setiap tamu sudah mempunyai surat izin medis sebelum penerbangan dengan menunjukkan dan melampirkan surat keterangan kelaikan terbang (fitness for air travel/ medical information)," jelasnya.

Baca juga: Boeing Sebut Lion Air Idiot karena Minta Training di Simulator B737 MAX

Selanjutnya, kru kabin menginformasikan menggunakan pengeras suara apakah terdapat dokter atau petugas medis di pesawat yang bisa membantu melakukan pertolongan.

Dokter bersama awak kabin sudah memberikan pertolongan pertama. Dokter menyatakan tamu tersebut meninggal dunia ketika pesawat akan mendarat.

Sementara itu, petugas layanan darat di Bandaranaike, pengelola bandar udara dan pusat kesehatan bandar udara (port health) turut mempersiapkan diri untuk melakukan pertolongan.

Namun nyawa Saringa Albadiah sudah tidak tertolong.

Rupanya tak hanya Saringa, saat pesawat sudah berada di landasan parkir, dua tamu laki-laki bernama Suwadi (64) dan Amadullah juga membutuhkan penanganan medis.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Tren
Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Tren
BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

Tren
Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Tren
Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Tren
Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Tren
Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Tren
5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

Tren
5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com