Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fenomena Artis Pamer Kekayaan di Media Sosial, Kok Netizen Menikmati?

Kompas.com - 21/11/2019, 07:45 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Akhir-akhir ini konten media sosial yang menampilkan sisi kekayaan material sang kreator tidak lagi asing ditemui, baik di Instagram, YouTube, maupun platform yang lain.

Mulai dari memberikan sejumlah besar uang kepada orang-orang tertentu, membuat tantangan berhadiah uang, atau bahkan tren yang terakhir berkembang di kalangan artis adalah memamerkan isi saldo rekeningnya.

Padahal, memamerkan harta kekayaan menjadi sesuatu yang bisa dianggap tidak etis di budaya masyarakat kita, namun saat ini semuanya seolah telah berubah. Memamerkan harta kekayaan tidak lagi semata dipandang sebagai sesuatu yang tabu dan negatif.

Terbukti dari banyaknya atensi yang didapatkan dari publik untuk konten-konten bermuatan seperti ini di internet.

Jika ditelaah dari sosiologi, sebenarnya fenomena apakah yang tengah terjadi di masyarakat kita saat ini?

Sosiolog Universitas Gadjah Mada yang memiliki fokus pada kajian masyarakat digital Sidiq Hari Madya memberikan penjelasannya saat dihubungi, Rabu (20/11/2019).

Baca juga: Ini Ancaman Hukuman bagi Polisi yang Pamer Gaya Hidup Hedonis di Medsos

Mempertahankan status sosial

Sidiq melihat ini sebagai upaya bagi segelintir orang untuk mempertahankan status sosialnya di hadapan orang lain.

Terutama jika pelakunya adalah mereka yang berasal dari kalangan masyarakat atas atau dengan kondisi ekonomi yang mapan.

"Tentu saja, status sosial sebagai anggota dari kelas atas perlu dirawat dan itu memerlukan upaya," kata Sidiq.

"Salah satu cara me-maintain status sosial di era media sosial sekarang ini adalah dengan konten yang secara simbolik menegaskan ulang siapa dirinya dan berada lapisan sosial mana," lanjutnya.

Untuk itulah banyak dari mereka yang memperlihatkan dengan gamblang kekayaan yang dimilikinya.

Cara yang sekarang ditempuh: pamer saldo dan bagi-bagi uang, bisa jadi menjadi opsi lain yang dilakukan, karena cara lama seperti menunjukkan status sosial dengan mobil dan rumah sudah tidak terlalu efektif.

Lain halnya jika aksi pamer harta dilakukan oleh orang-orang dari kelas di bawahnya. Hal itu bisa dikatakan sebagai upaya meningkatkan kelas sosial si pelaku.

Memenuhi imajinasi audiens

Sidiq menjelaskan konten-konten ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi ekspektasi audiens terhadap si pemilik akun yang biasanya adalah seleberitis atau selebgram.

Para audiens yang bisa berupa pengikut atau pelanggan di kanal media si artis tentu memiliki bayangannya tersendiri mengenai standar kemewahan si tokoh yang diikuti.

"Tentu saja standard tersebut yang berusaha untuk dipenuhi oleh seleb atau mikroseleb di medsos," ucap lulusan Master di Stockholm University ini.

Karena itulah konten-konten sejenis itu merebak di berbagai media sekarang.

"Konten pamer saldo & bagi-bagi duit yg diunggah menunjukkan adanya upaya memenuhi tuntutan, atensi & standard ekspektasi yg sebenarnya mereka ciptakan sendiri," sebut Sidiq.

Baca juga: Pamer Saldo Rekening Rp 1,7 Miliar, Nikita Mirzani: Ini Buat ke Warung sama Beli Sayur

Atensi tinggi publik

Meskipun tidak bisa sepenuhnya dikatakan mendidik, konten-konten yang berisi pamer kekayaan justru mendapat atensi yang tinggi dari masyarakat pengguna internet di Indonesia saat ini.

Atensi tinggi ini terlihat dari banyaknya sebuah konten dilihat dan dibicarakan di tengah masyarakat.

Namun, Sidiq berpandangan fenomena yang terjadi hari ini mirip dengan keadaan pada jaman dahulu, hanya saja medianya berbeda.

"Sebenarnya kalau dilihat dari perspektif klasik stratifikasi sosial, mungkin polanya mirip dengan era kerajaan dulu dimana rakyat jelata berbisik satu sama lain menikmati desas-desus yang sedang menimpa raja atau permaisuri di keraton," ujar dia.

"Di era medsos, 'rakyat jelata'-nya menikmati desas-desus yang samar tentang karakteristik kelas atas sehingga ingin memperjelas dengan menakar lewat digit saldo atm," ia melanjutkan.

Baca juga: Artis Pamer Saldo ATM, Tamara Bleszynski: Amat Sangat Memalukan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Tren
Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Tren
BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

Tren
Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com