KOMPAS.com - Masalah pembakaran dalam pembuatan tahu di Indonesia yang menggunakan bahan bakar plastik impor dari negara barat, menjadi perhatian internasional.
Setidaknya, 3 media besar dunia menjadikannya sebagai salah satu sorotan mereka dalam pemberitaan pekan lalu.
Ketiganya adalah New York Times, BBC, dan The Guardian. Berikut ini informasi pokok yang dituliskan dalam pemberitaan di media-media tersebut.
Baca juga: Ramai soal Pabrik Tahu yang Gunakan Sampah Plastik, Ternyata Sampahnya dari Limbah Impor
Plastik-plastik ini berasal dari Amerika Serikat dikirimkan ke Indonesia, kemudian digunakan sebagai bahan bakar.
Pembakaran ini menghasilkan senyawa kimia yang mematikan, juga membuat tahu yang diproduksi terkontaminasi.
Di Amerika, plastik-plastik itu sudah dibuang dan masuk dalam bak-bak sampah untuk didaur ulang.
Tak diketahui bagaimana caranya bisa sampai di Indonesia dan digunakan untuk bahan bakar utama di pabrik-pabrik tahu, selain kertas.
New York Times menyambangi wilayah Tropodo di Sidoharjo, Jawa Timur dan melihat secara langsung proses pembuatan tahu di pabriknya.
Asap hitam yang dihasilkan membawa dampak kesehatan tersendiri.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh aliansi lingkungan IPEN, telur dari ayam yang hidup di desa itu mengandung senyawa dioxin yang disebut mampu menyababkan kanker, cacat lahir, dan parkinson apabila dikonsumsi terus-menerus.
Semua ini dipandang sebuah penyimpangan dan kecerobohan yang terjadi akibat lemahnya pengawasan dari pemerintah.
Baca juga: Ramai soal Pabrik Tahu yang Gunakan Sampah Plastik, Ternyata Sampahnya dari Limbah Impor
Sampah-sampah plastik yang datang dari negara barat disebut telah masuk sebagai racun dalam rantai makanan di sebagian wilayah di Indonesia.
Pasalnya, plastik itu digunakan sebagai bahan bakar pembuatan tahu, salah satu bahan makanan lokal yang seharusnya kaya protein nabati dan menyehatkan.