Upayakan sesegera mungkin membawa penderita ke rumah sakit.
Salah satu mitos yang beredar seputar penanganan serangan jantung adalah dengan menepuk-nepuk penderita.
Menepuk merupakan cara guna memastikan kesadaran penderita.
Akan tetapi, tidak ada fungsi pertolongan dengan cara ini.
Dr Renan menyebutkan, ketika menemukan pasien yang tidak sadarkan diri, menepuk-nepuk hanya untuk memastikan kesadarannya.
Mitos lain yang beredar juga adanya penanganan dengan cara kuping dicubit, atau ditekan sikunya.
Akan tetapi, cara tersebut juga hanya berfungsi untuk sekadar mengecek kesadaran.
Ada beberapa risiko terjadinya serangan jantung.
Risiko pemicunya adalah merokok, riwayat darah tinggi, sakit gula, kolestrol tinggi, atau adanya riwayat keluarga yang menderita penyakit jantung.
Bagi mereka yang berusia di atas 40 tahun, sanngat disarankan untuk melakukan check up kesehatan secara berkala.
Kerap kali penderita sudah memiliki plak yang terbentuk di pembuluh darahnya dan itu tak disadari.
Adapun cek yang dilakukan biasanya melalui EKG serta treadmill untuk dipantau rekaman jantung yang terbentuk.
Melansir pemberitaan Kompas.com, 9 September 2019, serangan jantung bukan lagi hanya menyerang orang berusia lanjut.
“Dulu sangat jarang ada pasien berusia kurang dari 40 tahun sakit serangan jantung. Sekarang ini, bahkan ada yang berusia 20-an tahun atau awal 30-an. Berdasarkan apa yang kami lihat, kita berada di arah yang salah,” kata dokter spesialis jantung Ron Blankstein.
Adapun beberapa faktor yang bisa menyebabkan serangan jantung pada usia muda di antaranya adalah: kegemukan di usia muda, merokok sejak dini, stress di usia muda, serta mengabaikan gejala penyakit jantung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.