Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Budiman Sudjatmiko Pakai Kata Sensasi untuk Awkarin, Ini Pendapat Ivan Lanin

Kompas.com - 15/10/2019, 19:00 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi


KOMPAS.com – Wikipediawan Pencinta Bahasa Indonesia Ivan Lanin memberikan komentarnya terkait unggahan Politisi PDI-P Budiman Sudjatmiko yang menjadi kontroversi hingga saat ini.

Unggahan yang dibuat pada Senin (14/10/2019) itu membicarakan peran dua orang perempuan dalam bidan sosial, yakni Karin Novilda atau Awkarin dan Tri Mumpuni yang memiliki basis kerja berbeda.

Satu disebut berbuat kebaikan atas dasar sensasi, sementara yang lain disebut berlandaskan esensi.

Sejumlah pihak menyebut unggahan ini bermuatan pesan yang memperbandingkan kebaikan yang dilakukan satu perempuan dengan perempuan lain.

Lebih dari itu, unggahan Budiman juga dinilai merendahkan perempuan dengan membandingkan kerja satu perempuan dengan perempuan lainnya.

Baca juga: Dukung Awkarin, Para Aktivis Perempuan Kritik Twit Budiman Sudjatmiko

Sementara di pihak lain ada pula yang menyebut bahwa tulisan Budiman tidak ada yang perlu dipermasalahkan, karena dia mengakui kedua-duanya sebagai kebaikan.

Berikut bunyi pernyataan lengkap Budiman Sudjatmiko di akun Twitternya @budimandjatmiko.

2 contoh kebaikan oleh 2 perempuan: 1. Awkarin & 2. Tri Mumpuni.. Yg pertama basisnya sensasi, yg ke 2 esensi. Kebaikan harus sensasional tp yg lebih penting juga esensial. Tak cukup salah 1. Budaya kita lebih suka yg pertama, meski tubuh kita butuh yg ke 2..,” tulis Budiman dalam sebuah utas.

Terkait riuhnya pro-kontra unggahan anggota DPR RI ini, Ivan Lanin menyampaikan pandangannya sebagai seseorang yang memiliki ketertarikan di bidang Bahasa Indonesia.

“Itu persepsinya Mas Budiman saja. Beliau berusaha bermain rima kata: sensasi vs esensi,” kata Ivan saat dihubungi Kompas.com, Selasa (15/10/2019) sore.

Penulis buku “Xe.no.glo.so.fi.lia” ini menyebut semua kata sesungguhnya tidak memiliki tendensi ke arah tertentu, baik itu negatif, maupun positif. Penilaian atas kata, atau kalimat sepenuhnya akan dikembalikan pada manusia yang membacanya.

“Kata itu netral. Tafsir manusia membuatnya memihak,” ujarnya.

Namun, jika dilihat kembali pesan yang dituliskan oleh Budiman Sudjatmiko, alumnus Magister Teknologi Informasi Universitas Indonesia ini menilai pesan itu memang bersifat multitafsir.

“Pesan itu memang multitafsir. Iya (semua tergantung tafsir pembaca). Saya duga beliau sengaja meliarkan tafsiran pembaca. Namun, itu tafsiran saya,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[POPULER TREN] Beda Penampilan Sandra Dewi Saat Diperiksa | Peringatan Dini Kekeringan di Jateng

[POPULER TREN] Beda Penampilan Sandra Dewi Saat Diperiksa | Peringatan Dini Kekeringan di Jateng

Tren
Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Tren
Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Tren
Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Tren
7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

Tren
Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Tren
Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi 'Study Tour', Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi "Study Tour", Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Tren
Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Tren
Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Tren
WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

Tren
Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Tren
21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

Tren
Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Tren
Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Tren
Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com