Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kambing Jadi Solusi Mengatasi Kebakaran Lahan di Portugal, Bisa Kita Tiru?

Kompas.com - 14/09/2019, 20:32 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Biasanya sebuah tragedi kebakaran, apalagi yang terjadi di area luas seperti hutan dan lahan butuh upaya yang ekstra untuk memadamkannya. Mulai dari menerjunkan petugas pemadam, melakukan water bombing, hingga merekayasa cuaca dengan membuat hujan buatan.

Namun, ada hal yang menarik yang terjadi di kasus kebakaran lahan di Portugal. Di sana, kambing-kabing gembala memberi sumbangsih besar untuk memadamkan titik panas yang ada di area hutan.

Bagaimana mungkin?

Dilansir dari New York Times, kambing-kambing gembala milik masyarakat di Portugal memberi sumbangsih besar dalam upaya pencegahan kebakaran lahan atau hutan.

Setelah Pemerintah setempat mengupayakan berbagai cara bahkan melibatkan teknologi mulai dari drone, satelit, dan pesawat untuk menyelesaikan masalah kebakaran hutan yang ada.

Baca juga: Kebakaran Lahan di Kebun Raya Sriwijaya Meluas

Ternyata mereka baru menyadari, ada satu cara sederhana dan begitu ekonomis namun efektif untuk menangani kasus kebakaran yang selalu terulang setiap tahunnya, yaitu kambing.

Selama ini, kebakaran hutan sering terjadi saat cuaca panas dari satu titik lahan dan meluas ke area lain karena banyaknya ilalang atau rumput yang kering.

Kambing-kambing gembala ini lah yang menjadi solusi, karena ketika dilepasliarkan, ia memakan rumput-rumput yang ada sehingga ketika musim panas tiba, rumput-rumput itu sudah tidak sebanyak seharusnya.

Keunggulan lain dari kambing-kambing ini adalah mereka dapat menjangkau area-area terpelosok yang tidak mungkin didatangi alat untuk mengendalikan rumput-rumput itu.

Luasnya lahan yang terbakar pun bisa ditekan.

Ini tentu menjadi solusi yang sangat baik bagi Portugal yang sudah beberaa tahun mengalami kebakaran hutan, seperti Indonesia.

Sayangnya saat ini sudah tidak banyak masyarakat yang menggembalakan kambing-kambing atau binatang-binatang ternaknya.

Adalah seorang penggembala kambing terakhir di Desa Vermelhos, Potugal bagian selatan,

Leonel Martins Pereira (49) yang saat ini membiarkan kambing-kambing algarve peliharaannya merumput di kawasan hutan atau lahan terbuka.

Mereka memakan semua jenis rumput, termasuk daun dan buah stroberi lokal yang biasa dimanfaatkan oleh penduduk untuk membuat minuman keras.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Potret Rwanda, Dulu Hadapi Genosida Terparah, Kini Berubah Jadi Negara Terbersih di Dunia

Potret Rwanda, Dulu Hadapi Genosida Terparah, Kini Berubah Jadi Negara Terbersih di Dunia

Tren
Gaji Karyawan Dipotong 3 Persen Dana Tapera, Berlaku Mulai Kapan?

Gaji Karyawan Dipotong 3 Persen Dana Tapera, Berlaku Mulai Kapan?

Tren
Nomophobia dan Urgensi Detoks Dunia Digital

Nomophobia dan Urgensi Detoks Dunia Digital

Tren
Rincian Biaya Kuliah Universitas Mercu Buana 2024/2025

Rincian Biaya Kuliah Universitas Mercu Buana 2024/2025

Tren
Kisruh Penangkapan Pegi dan Penghapusan DPO Pembunuhan Vina, Kompolnas Akan Minta Klarifikasi Polda Jabar

Kisruh Penangkapan Pegi dan Penghapusan DPO Pembunuhan Vina, Kompolnas Akan Minta Klarifikasi Polda Jabar

Tren
Idul Adha 2024 Tanggal Berapa? Ini Menurut Muhammadiyah dan Pemerintah

Idul Adha 2024 Tanggal Berapa? Ini Menurut Muhammadiyah dan Pemerintah

Tren
Berapa Lama Durasi Jalan Kaki untuk Mengecilkan Perut Buncit?

Berapa Lama Durasi Jalan Kaki untuk Mengecilkan Perut Buncit?

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 28-29 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 28-29 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Tanda Kolesterol Tinggi yang Kerap Diabaikan | Bantah Bunuh Vina, Pegi Tetap Diancam Hukuman Mati

[POPULER TREN] Tanda Kolesterol Tinggi yang Kerap Diabaikan | Bantah Bunuh Vina, Pegi Tetap Diancam Hukuman Mati

Tren
Matahari Tepat di Atas Kabah, Saatnya Cek Arah Kiblat

Matahari Tepat di Atas Kabah, Saatnya Cek Arah Kiblat

Tren
Kekuasaan Sejarah

Kekuasaan Sejarah

Tren
Kisah Alfiana, Penari Belia yang Rela Sisihkan Honor Demi Berhaji, Jadi Salah Satu Jemaah Termuda

Kisah Alfiana, Penari Belia yang Rela Sisihkan Honor Demi Berhaji, Jadi Salah Satu Jemaah Termuda

Tren
Jokowi Luncurkan Aplikasi Terpadu INA Digital, Bisa Urus SIM, IKD, dan Bansos

Jokowi Luncurkan Aplikasi Terpadu INA Digital, Bisa Urus SIM, IKD, dan Bansos

Tren
Biaya UKT Universitas Muhammadiyah Maumere, Bisa Dibayar Pakai Hasil Bumi atau Dicicil

Biaya UKT Universitas Muhammadiyah Maumere, Bisa Dibayar Pakai Hasil Bumi atau Dicicil

Tren
Pegi Bantah Telah Membunuh Vina, Apakah Berpengaruh pada Proses Hukum?

Pegi Bantah Telah Membunuh Vina, Apakah Berpengaruh pada Proses Hukum?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com