Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kambing Jadi Solusi Mengatasi Kebakaran Lahan di Portugal, Bisa Kita Tiru?

Kompas.com - 14/09/2019, 20:32 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

Martins adalah satu-satunya penggembala kambing yang masih tersisa di desanya. Masyarakat desa yang lain lebih memilih untuk mencari penghidupan di kota dan pergi meninggalkan desa.

Di desanya, terdapat sebuah bukit yang dikeliingi oleh tanah-tanah tandus. Namun kawasan itu telah bersih dari ilalang kering seolah-olah baru saja dilewati oleh mesin khusus pemangkas rumput.

Padahal, semua itu adalah hasil ia menggemabalakan 150 ekor kambing algarve yang memakan semua rumput-rumput di sana sebelum rumput itu mati mengering akibat cuaca.
Kambing algarve adalah jenis kambing berwarna putih dengan motif titik-titik berwarna hitam di atasnya.

Meskipun menjadi satu-satunya yang tersisa, ia menjadi bagian dari program percontohan Pemerintah Portugal untuk membantu negaranya beradaptasi dengan masa depan yang mungkin saja akan mengalami perubahan iklim.

Program ini digagas oleh Lembaga Kehutanan Pemerintah mulai tahun 2018 dengan anggaran hanya beberapa ribu Euro saja.

Hingga saat ini, program ini telah memiliki 10.800 ekor kambing yang terdaftar dan merumput di area lahan seluas 6.700 hektar, tersebar di beberapa daerah yang rentan terjadi kebakaran.

Baca juga: Program Serasi Tekan Kebakaran Lahan dan Tingkatkan Pendapatan Petani

Tidak terkendala biaya, namun diakui terdapat hambatan yang ditemui pemerintah ketika menjalankan program ini, yakni sedikitnya jumlah penggembala yang ada di Portugal.

“Sangat sulit menemukan orang yang mau melakukan pekerjaan berat ini di area-area yang kerap dilanda kebakaran hutan,” kata salah seorang dewan di lembaga kehutanan dan konservasi yang menjalankan proyek itu.

Seorang pejabat daerah Kementerian Pertanian Portugal, Joao Cassinello menyebut kini banyak orang-orang pedesaan yang beralih ke kota dan meninggalkan lahan mereka sehingga tak terawat dan mudah terbakar.

“Kami kehilangan masyarakat yang dahulu memandang hutan sebagai bagian berharga dalam hidupnya,” kata Jealo.

Bisakah cara semacam ini ditiru Indonesia untuk menuntaskan kasus kebakaran hutan yang terjadi tiap tahun?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com