Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Program Makan Siang Gratis Prabowo, Siapa Saja yang Dapat dan dari Mana Uangnya?

Dikutip dari situs resmi Media Center Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, makan siang dan susu gratis merupakan bagian dari Program Hasil Terbaik Cepat yang akan mereka jalankan.

Prabowo dalam debat kelima Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 pada Minggu (4/2/2024) pernah menyatakan tujuan dari pemberlakuan program makan siang gratis.

Menurutnya, kebijakan ini mampu mengatasi angka kematian ibu hamil, anak kurang gizi, stunting, menghilangkan kemiskinan ekstrem, serta menyerap hasil panen petani dan nelayan.

Makan gratis juga diyakini meningkatkan pertumbuhan ekonomi sehingga dapat mengatasi masalah dalam perbaikan kualitas hidup rakyat Indonesia.

Lalu, siapa orang yang akan mendapatkan makan siang gratis dari Prabowo dan dari mana sumber anggarannya?

Penerima makan siang gratis Prabowo

Prabowo menjelaskan target penerima program makan siang gratis dalam debat kelima Pilpres 2024.

"Memberi makan bergizi untuk seluruh anak-anak Indonesia termasuk yang masih dalam kandungan ibunya dan selama sekolah sampai dari usia dini sampai dewasa," ujarnya.

Sementara itu, masih dikutip dari situs Media Center TKN, program makan siang gratis Prabowo ditujukan bagi siswa sekolah, santri di pesantren, ibu hamil, dan anak balita.

Berikut jumlah orang dari setiap kelompok yang akan mendapatkan makan siang dan susu gratis dari Prabowo-Gibran.

  • Pra-SD (anak usia dini): 30 juta anak.
  • SD: 24 juta murid.
  • SMP: 9,8 juta murid.
  • SMA dan SMK: 10,2 juta murid.
  • Santri di pesantren: 4,3 juta santri.
  • Ibu hamil: 4,4 juta orang.

Total jumlah orang yang akan dapat makan siang dan bantuan gizi gratis sebanyak 82,9 juta orang.

Penerima akan mendapatkan bantuan gizi berupa makan dan susu gratis untuk menciptakan generasi sehat, cerdas, terambil, berdaya saing, dan produktif.

Di sisi lain, Prabowo sempat menyatakan program makan siang gratis juga akan menyasar sejumlah guru yang berpenghasilan rendah.

“Ada yang kami temukan. Di beberapa daerah, ternyata tidak hanya anak-anak, gurunya juga kurang gizi. Banyak guru-guru yang dapat penghasilan sungguh sangat rendah,” ujarnya, diberitakan Kompas.com (30/1/2024).

Untuk menjalankan program ini, pihak Prabowo-Gibran akan membentuk badan nasional terpusat sebagai pelaksana.

Badan ini akan berkoordinasi dengan badan tingkat provinsi dan kabupaten, serta Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan koperasi sebagai penyedia produk lokal.

Selain itu, pelaksanaan program tersebut akan didukung dan didampingi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).


Besaran dan sumber anggaran makan siang gratis

Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Eddy Soeparno menyatakan program makan siang gratis akan direalisasikan dengan anggaran senilai Rp 400 triliun.

Menurutnya, anggaran tersebut bisa diperoleh dalam waktu 2-3 bulan setelah Prabowo menjabat sebagai presiden Indonesia.

Untuk mewujudkannya, pihaknya akan meningkatkan rasio perpajakan Indonesia agar bisa mengimbangi negara tetangga.

Selain itu, upaya lain yang dilakukan berupa pengurangan jumlah subsidi yang tidak terlalu dibutuhkan, seperti subsidi bahan bakar.

Peningkatan rasio pajak

Eddy menjelaskan, Prabowo-Gibran akan mendanai program makan siang gratis menggunakan dana yang didapat dari penerimaan pajak.

Pihaknya akan meningkatkan rasio perpajakan atau persentase penerimaan perpajakan terhadap produk domestik bruto (PDB) agar menyamai negara berkembang lainnya.

Dikutip dari Kompas.id (17/2/2024), rasio pajak Indonesia pada 2023 senilai10,21 persen. Padahal, negara berkembang idealnya mencapai pajak sebesar 15 persen.

”Kita lakukan ekstensifikasi pajak. Kita punya 140 juta tenaga kerja, tetapi hanya 30 persen yang punya Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) karena 70 persen sisanya pekerja informal. Ini perlu disisir. Ini potensi untuk memperluas basis pajak,” kata Eddy.

Dia memastikan, peningkatan rasio pajak didapat bukan dengan menaikkan tarif pajak bagi masyarakat.

Pengurangan subsidi bahan bakar

Di sisi lain, Eddy menambahkan, dana program makan gratis akan didapatkan Prabowo-Gibran dari hasil evaluasi dana pemberian subsidi energi yang diterima masyarakat.

Menurut dia, subsidi energi termasuk bahan bakar yang diterima masyarakat Indonesia saat ini belum tepat sasaran. Subsidi seharusnya didapat masyarakat miskin, usaha mikro-kecil, dan yayasan kemanusiaan.

”Saat ini Indonesia punya anggaran subsidi energi Rp 350 triliun. Sebanyak 80 persen dari subsidi itu dinikmati mereka yang tidak berhak mendapatkannya. Jadi, kami akan melakukan penyesuaian terhadap subsidi itu,” kata Eddy

Karena itu, pihaknya mau mengevaluasi pemberian subsidi energi tersebut agar lebih tepat sasaran. Namun, Eddy menegaskan TKN Prabowo-Gibran tidak ingin memangkas subsidi BBM.

Evaluasi ini, lanjutnya, akan dilakukan dengan menyempurnakan data penerima subsidi energi.

Selain itu, akan dilakukan penyempurnaan peraturan terkait kriteria masyarakat yang berhak menerima subsidi serta sanksi bagi orang yang melanggar.

”Kalau itu dilakukan, otomatis kebutuhan untuk subsidi energi menciut. Dari saat ini Rp 350 triliun, misalnya, setelah dilakukan efisiensi, menjadi hanya Rp 100 triliun. Ini contoh saja. Jadi, konteksnya itu penghematan anggaran subsidi,” ujar Eddy.

Hasil evaluasi tersebut akan membuat adanya efisiensi jumlah penerima subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan elpiji gas 3 kg.

(Sumber: Kompas.com/Nirmala Maulana Achmad | Editor: Ihsanuddin)

https://www.kompas.com/tren/read/2024/02/19/203000065/program-makan-siang-gratis-prabowo-siapa-saja-yang-dapat-dan-dari-mana

Terkini Lainnya

Profil Presiden Iran Ebrahim Raisi, Meninggal Kecelakaan Helikopter

Profil Presiden Iran Ebrahim Raisi, Meninggal Kecelakaan Helikopter

Tren
Bisa Gratis, Ini 7 Alat Bantu Kesehatan yang Ditanggung BPJS Kesehatan

Bisa Gratis, Ini 7 Alat Bantu Kesehatan yang Ditanggung BPJS Kesehatan

Tren
Fakta Jatuhnya Helikopter yang Menewaskan Presiden Iran Ebrahim Raisi

Fakta Jatuhnya Helikopter yang Menewaskan Presiden Iran Ebrahim Raisi

Tren
Presiden Iran Ebrahim Raisi Meninggal karena Kecelakaan Helikopter, Ini Daftar Korban Lainnya

Presiden Iran Ebrahim Raisi Meninggal karena Kecelakaan Helikopter, Ini Daftar Korban Lainnya

Tren
Kaki Bayi Sehat Disebut Menunjukkan Refleks Plantar, Apa Itu?

Kaki Bayi Sehat Disebut Menunjukkan Refleks Plantar, Apa Itu?

Tren
Mengapa Presiden Iran Ikut Meresmikan Bendungan di Azerbaijan?

Mengapa Presiden Iran Ikut Meresmikan Bendungan di Azerbaijan?

Tren
Kasus Vina Cirebon, Nirbhaya New Delhi, dan 'No Viral No Justice'

Kasus Vina Cirebon, Nirbhaya New Delhi, dan "No Viral No Justice"

Tren
Kisah Ayah-Anak Berlayar ke Titik Terpencil di Dunia, Ombak dan Badai Bukan Bahaya Terbesar

Kisah Ayah-Anak Berlayar ke Titik Terpencil di Dunia, Ombak dan Badai Bukan Bahaya Terbesar

Tren
Urutan Lengkap 6 Buku Bridgerton Sesuai Kronologi Ceritanya, Beda dari Netflix

Urutan Lengkap 6 Buku Bridgerton Sesuai Kronologi Ceritanya, Beda dari Netflix

Tren
Seluruh Bagian Pesawat Hangus Terbakar, Harapan Presiden Iran Selamat Sangat Tipis

Seluruh Bagian Pesawat Hangus Terbakar, Harapan Presiden Iran Selamat Sangat Tipis

Tren
Ramai soal Pembalut Wanita Bekas Dicuci atau Langsung Dibuang, Ini Kata Dokter

Ramai soal Pembalut Wanita Bekas Dicuci atau Langsung Dibuang, Ini Kata Dokter

Tren
Helikopter yang Membawa Presiden Iran Ditemukan, Seluruh Bagian Hangus Terbakar

Helikopter yang Membawa Presiden Iran Ditemukan, Seluruh Bagian Hangus Terbakar

Tren
Benarkah Pembangunan Tol Jadi Solusi Jalanan Rawan Longsor di Sumatera Barat?

Benarkah Pembangunan Tol Jadi Solusi Jalanan Rawan Longsor di Sumatera Barat?

Tren
6 Fakta Pesawat Latih Jatuh di BSD, Sempat Hilang Kontak

6 Fakta Pesawat Latih Jatuh di BSD, Sempat Hilang Kontak

Tren
Cerita Perempuan di Surabaya, 10 Tahun Diteror Teman SMP yang Terobsesi

Cerita Perempuan di Surabaya, 10 Tahun Diteror Teman SMP yang Terobsesi

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke