Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Seberapa Akurat Ingatan Masa Kecil Seseorang? Begini Penjelasan Sains

KOMPAS.com - Memori atau ingatan adalah informasi dari dunia sekitar yang pernah dialami seseorang, kemudian disimpan, dan dapat mengingatnya kembali.

Memori mengacu pada proses psikologis memperoleh, memproses, dan menyimpan, dan kemudian mengambil informasi.

Kemampuan untuk menyimpan dan memulihkan informasi dalam ingatan manusia bukanlah proses yang sempurna. Terkadang orang lupa atau salah mengingat sesuatu.

Dilansir dari laman Verywell Mind, untuk membuat memori baru, informasi harus diubah menjadi bentuk yang dapat digunakan, yang terjadi melalui proses encoding (pengkodean).

Setelah informasi berhasil dikodekan, informasi tersebut harus disimpan dalam memori untuk digunakan nanti.

Para peneliti telah lama meyakini bahwa ingatan terbentuk karena adanya perubahan pada neuron otak (sel saraf).

Ingatan diciptakan melalui koneksi yang ada di antara neuron-neuron tersebut, baik dengan memperkuat koneksi tersebut atau melalui pertumbuhan koneksi baru.

Perubahan hubungan antar sel saraf (dikenal sebagai sinapsis) berhubungan dengan pembelajaran dan penyimpanan informasi baru.

Sebagian besar memori yang tersimpan berada di luar kesadaran hampir sepanjang waktu, kecuali ketika Anda benar-benar perlu menggunakannya.

Anda mungkin sering mengingat ingatan atau nostalgia kenangan masa kecil, seperti belajar naik sepeda, pesta ulang tahun, awal masuk sekola, dan kenangan lain di rumah.

Kenangan awal ini sering kali dipenuhi dengan sentimentalitas. Tapi, apakah ingatan tersebut dapat dipercaya, atau apakah ingatan tersebut akurat?

Dikutip dari laman Live Science, pada dasarnya, ingatan manusia tidak sempurna, dan baik anak-anak maupun orang dewasa dapat memiliki ingatan yang tidak sepenuhnya akurat.

Informasi yang biasanya cukup akurat umumnya jika peristiwa yang Anda ingat itu menakutkan atau menyakitkan.

Dalam penelitian yang diterbitkan jurnal Child Development pada 2011, peneliti mewawancarai anak-anak berusia 4 hingga 13 tahun tentang ingatan awal mereka.

Wawancara tersebut diulang kembali dua tahun kemudian. Mereka menemukan bahwa peristiwa yang diliputi emosi lebih besar kemungkinannya untuk bertahan.

Selain itu, anak yang memiliki ingatan jelas, teratur, dan kronologis, maka kemungkinan besar ia akan mudah mengingatnya kembali.

Ditemukan hubungan kuat antara emosi dan ingatan yang akurat. Jika suatu peristiwa sangat mengerikan atau menyakitkan, kualitas ingatannya sering kali lebih tinggi.

Dalam beberapa kasus, seseorang (khususnya anak-anak) dapat membentuk ingatan palsu, atau ingatan jelas tentang peristiwa yang tidak pernah terjadi.

Ekspektasi sosial yang tinggi dapat mengarah pada berkembangnya ingatan palsu pada anak-anak yang belajar merespons seperti yang diharapkan.

Ingatan palsu ini bisa sangat realistis dan detail, sehingga sulit dibedakan dari ingatan nyata.

Studi tahun 2011 dalam jurnal Medical Hypotheses menemukan bahwa fasilitasi emosi menonjol dalam ingatan yang salah.

Emosi dapat menguasai atau menggantikan perasaan ketidakpastian, atau tanda keraguan, untuk ingatan yang salah.

Ingatan awal banyak orang bersifat dangkal, samar, atau abstrak. Jadi, cenderung mengingat peristiwa-peristiwa emosional dengan tingkat kejelasan yang lebih tinggi.

Sebuah penelitian tahun 2017 menunjukkan bahwa anak-anak berusia 4 hingga 9 tahun pada awalnya mengingat kembali ingatan mereka yang paling awal dan ditanyai lagi delapan tahun kemudian.

Dengan beberapa petunjuk yang sangat umum, mereka mengingat sebagian besar peristiwa tersebut, namun isi spesifik yang mereka sebutkan sering kali berbeda.

Meski demikian, sangat sulit untuk menentukan keakuratan “sebenarnya” sebuah ingatan, terutama jika ingatan tersebut berasal dari masa kanak-kanak.

Kecuali jika peristiwa tersebut telah didokumentasi dalam bentuk bukti rekaman video.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/11/19/173000165/seberapa-akurat-ingatan-masa-kecil-seseorang-begini-penjelasan-sains

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke