Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Flying Dutchman, Legenda Kapal Hantu yang Dikutuk untuk Berlayar Selamanya

KOMPAS.com - Tidak hanya di daratan, lautan juga tidak terlepas dari sejumlah takhayul dan mitos, salah satunya adalah kapal hantu Flying Dutchman.

Flying Dutchman merupakan nama sebuah kapal berhantu yang selalu dianggap sebagai pertanda nasib buruk jika menjumpainya.

Kisah tentang kapal berhantu ini diketahui berasal dari legenda atau cerita rakyat masyarakat eropa.

Dikutip dari laman Encyclopedia Britannica, Flying Dutchman, dalam legenda maritim Eropa, merupakan kapal hantu yang ditakdirkan untuk berlayar selamanya.

Menurut mitosnya, jika pelaut melihat kemunculannya, diyakini menandakan nasib buruk atau bencana yang akan segera terjadi.

Dalam versi yang paling umum, kapten Van der Decken mempertaruhkan keselamatannya dengan bersumpah secara gegabah untuk mengelilingi Cape of Good Hope (Tanjung Harapan) selama badai.

Sumpah tersebut membuatnya dikutuk, sehingga terjebak dan tinggal di laut untuk selamanya.

Sejalan dengan itu, dilansir dari laman Marine Insight, Flying Dutchman adalah bagian dari armada kapal Perusahaan Hindia Timur Belanda.

Ia membawa sutra, rempah-rempah, pewarna, dan barang-barang eksotis lainnya dari Asia ke Eropa. Kapal itu terjebak badai saat akan kembali ke Amsterdam.

Ada beragam pendapat tentang nama kapten Flying Dutchman. Menurut beberapa orang, Kaptennya adalah Hendrick Van der Decken.

Van Der Decken bekerja untuk Perusahaan Hindia Timur Belanda pada awal abad ke-17 dan merupakan salah satu dari dua orang yang diduga menjadi kapten Flying Dutchman.

Dalam pelayarannya ke Amsterdam, Van Der Decken berpikir untuk mendirikan pemukiman di dekat Cape of Good Hope di Afrika Selatan sebagai tempat istirahat dari arus deras.

Saat kapal mulai mengitari Tanjung, badai dahsyat melanda dan membuat kapal terancam terbalik. Kru mendesak Kapten untuk putar arah, namun ita memerintah untuk terus maju.

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, sang kapten bersumpah akan berhasil melewati badai dan mengelilingi tanjung meski sampai hari kiamat.

Menurut mitosnya, hal tersebut membuat marah para dewa, yang kemudian menghukum jiwanya dengan menjebaknya di kapal untuk selamanya.

Dalam versi lain, iblis mendengarnya dan menghukumnya untuk berlayar selamanya dengan perahunya, dengan jalan keluar melalui cinta seorang wanita setia.

Untuk itu, Van der Decken hanya bisa berhenti berlayar setiap tujuh tahun sekali, untuk pergi ke darat dan mencari cinta sejati tersebut.

Cerita lain menyebutkan adanya perkelahian antara Kapten dan kelompok pemberontak atas yang akhirnya berakhir dengan terbunuhnya pemimpin pemberontak.

Setelah itu, kapalnya berbicara kepada sang Kapten tentang keputusannya untuk melanjutkan perjalanan, dan Kapten menjawab bahwa dia akan mencapai tujuannya hingga “Hari Pembalasan”.

Hal tersebut membawa nasib Flying Dutchman untuk mengarungi lautan selamanya bersama sekelompok orang mati yang menjadi hantu.

Dalam cerita rakyat alternatif, Kapten kapal tersebut dikatakan melakukan aktivitas yang bersifat setan di kapal dan kesombongannya, saat menghadapi badai di Tanjung.

Itu mengakibatkan kapal tersebut terhempas dengan kejam ke dalam pusat badai daripada berusaha untuk berbalik arah.

Menurut versi cerita rakyat, Flying Dutchman dikutuk untuk berlayar di lautan tanpa pernah mencapai dermaga atau pelabuhan.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/10/15/134500265/mengenal-flying-dutchman-legenda-kapal-hantu-yang-dikutuk-untuk-berlayar

Terkini Lainnya

Jaga Kesehatan, Jemaah Haji Diimbau Umrah Wajib Pukul 22.00 atau 09.00

Jaga Kesehatan, Jemaah Haji Diimbau Umrah Wajib Pukul 22.00 atau 09.00

Tren
Sisa Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024, Ada Berapa Tanggal Merah?

Sisa Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024, Ada Berapa Tanggal Merah?

Tren
4 Tanda yang Menunjukkan Orangtua Psikopat, Apa Saja?

4 Tanda yang Menunjukkan Orangtua Psikopat, Apa Saja?

Tren
SIM Diganti NIK Mulai 2025, Kapan Masyarakat Harus Ganti Baru?

SIM Diganti NIK Mulai 2025, Kapan Masyarakat Harus Ganti Baru?

Tren
Dirjen Dikti: Rektor Harus Ajukan UKT 2024 dan IPI Tanpa Kenaikan

Dirjen Dikti: Rektor Harus Ajukan UKT 2024 dan IPI Tanpa Kenaikan

Tren
Warganet Sebut Pemakaian Kain Gurita Bayi Bisa Cegah Hernia, Benarkah?

Warganet Sebut Pemakaian Kain Gurita Bayi Bisa Cegah Hernia, Benarkah?

Tren
Saat Jokowi Sebut UKT Akan Naik Tahun Depan, tapi Prabowo Ingin Biaya Kuliah Turun

Saat Jokowi Sebut UKT Akan Naik Tahun Depan, tapi Prabowo Ingin Biaya Kuliah Turun

Tren
Bolehkah Polisi Hapus 2 Nama DPO Pembunuhan Vina yang Sudah Diputus Pengadilan?

Bolehkah Polisi Hapus 2 Nama DPO Pembunuhan Vina yang Sudah Diputus Pengadilan?

Tren
Kisah Nenek di Jepang, Beri Makan Gratis Ratusan Anak Selama Lebih dari 40 Tahun

Kisah Nenek di Jepang, Beri Makan Gratis Ratusan Anak Selama Lebih dari 40 Tahun

Tren
Ramai soal Uang Rupiah Diberi Tetesan Air untuk Menguji Keasliannya, Ini Kata BI

Ramai soal Uang Rupiah Diberi Tetesan Air untuk Menguji Keasliannya, Ini Kata BI

Tren
Benarkah Pegawai Kontrak yang Resign Dapat Uang Kompensasi?

Benarkah Pegawai Kontrak yang Resign Dapat Uang Kompensasi?

Tren
Peneliti Ungkap Hujan Deras Dapat Picu Gempa Bumi, Terjadi di Perancis dan Jepang

Peneliti Ungkap Hujan Deras Dapat Picu Gempa Bumi, Terjadi di Perancis dan Jepang

Tren
Pengguna Jalan Tol Wajib Daftar Aplikasi MLFF Cantas, Mulai Kapan?

Pengguna Jalan Tol Wajib Daftar Aplikasi MLFF Cantas, Mulai Kapan?

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Kekeringan Juni-November 2024, Ini Daftar Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Kekeringan Juni-November 2024, Ini Daftar Wilayahnya

Tren
Ada Potensi Kekeringan dan Banjir secara Bersamaan Saat Kemarau 2024, Ini Penjelasan BMKG

Ada Potensi Kekeringan dan Banjir secara Bersamaan Saat Kemarau 2024, Ini Penjelasan BMKG

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke