Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Proses Terbentuknya Awan, Tetesan Air yang Melayang di Udara

KOMPAS.com - Awan adalah sekumpulan tetesan air atau kristal es di dalam atmosfer yang terjadi karena pengembunan atau pemadatan uap air yang terdapat di udara.

Awan terbentuk di ketinggian yang berbeda-beda, mulai dari yang dekat dengan permukaan tanah, hingga sangat tinggi di atmosfer.

Kemunculan awan sangat bervariasi, bergantung pada pergerakan udara saat awan terbentuk.

Dikutip dari laman National Geographic, awan biasanya tampak putih karena tetesan air kecil di dalamnya padat, memantulkan sebagian besar sinar matahari yang menerpa awan.

Putih adalah cara mata manusia melihat semua panjang gelombang sinar matahari saling bercampur.

Saat akan turun hujan, awan menjadi gelap karena uap air menggumpal menjadi tetesan air hujan, sehingga menyisakan ruang yang lebih luas di antara tetesan air.

Karena lebih sedikit cahaya yang dipantulkan, maka awan hujan menjadi tampak hitam atau abu-abu.

Jenis awan tertentu menghasilkan curah hujan, dan ia juga dapat menghasilkan sambaran listrik yang disebut petir bersamaan dengan suara guntur yang menyertainya.

Petir terbentuk di awan ketika partikel bermuatan positif dan partikel bermuatan negatif dipisahkan sehingga membentuk medan listrik.

Ketika medan listrik cukup kuat, ia melepaskan sambaran petir yang sangat panas ke bumi.

Lantas, bagaimana proses terbentuknya awan?

Awan terbentuk dari air atau es yang menguap dari permukaan bumi atau tumbuhan yang mengeluarkan air dan oksigen sebagai produk fotosintesis.

Ketika menguap, air berbentuk gas atau uap air. Uap air berubah menjadi awan ketika mendingin dan mengembun.

Dilansir dari laman Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional Amerika Serikat (NOAA), ada dua bahan yang diperlukan untuk terbentuknya awan yakni air dan inti.

Air selalu ada di atmosfer bumi dalam beberapa bentuk. Namun, molekul air terlalu kecil untuk terikat bersama dalam pembentukan tetesan awan.

Mereka membutuhkan permukaan yang "lebih datar", sebuah benda dengan radius setidaknya satu mikrometer (sepersejuta meter) di mana mereka dapat mengembun.

Benda-benda tersebut disebut inti kondensasi awan. Inti-inti ini adalah partikel-partikel kecil padat dan cair yang banyak ditemukan di atmosfer.

Mereka bersifat higroskopis, artinya mereka menarik molekul air, dan berukuran sekitar 1/100 ukuran tetesan awan tempat air mengembun.

Kehadiran inti yang menarik air saja tidak cukup untuk membentuk awan. Suhu udara juga harus berada di bawah titik embun, yaitu titik jenuh di mana penguapan sama dengan kondensasi.

Udara dapat mencapai titik jenuh melalui beberapa cara. Cara paling umum adalah melalui udara yang naik dari permukaan ke atmosfer dan mendingin.

Ketika suatu blok udara naik, ia mengembang karena tekanan yang lebih rendah di atmosfer. Kemudian ekspansi ini menghasilkan pendinginan.

Setelah blok udara mencapai suhu saturasi (kelembaban relatif 100 persen), uap air akan mengembun ke inti kondensasi awan, menghasilkan pembentukan tetesan awan.

Ketika lebih banyak air yang mengembun pada inti daripada yang menguap, awan akan terbentuk dan tumbuh.

Sebaliknya, jika lebih banyak penguapan daripada kondensasi, awan akan menghilang. Inilah sebabnya mengapa awan muncul dan menghilang serta terus berubah bentuk.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/10/04/074500965/proses-terbentuknya-awan-tetesan-air-yang-melayang-di-udara

Terkini Lainnya

Pekerja yang Terkena PHK Masih Menerima Manfaat JKN Selama 6 Bulan, Ini Syaratnya

Pekerja yang Terkena PHK Masih Menerima Manfaat JKN Selama 6 Bulan, Ini Syaratnya

Tren
Embun Upas Akan Muncul Kembali di Dieng, Kapan Terjadi?

Embun Upas Akan Muncul Kembali di Dieng, Kapan Terjadi?

Tren
Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC)? Berikut Tugas dan Wewenangnya

Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC)? Berikut Tugas dan Wewenangnya

Tren
ICC Ajukan Surat Penangkapan Pimpinan Israel dan Hamas, Peluang Netanyahu Ditahan?

ICC Ajukan Surat Penangkapan Pimpinan Israel dan Hamas, Peluang Netanyahu Ditahan?

Tren
Ali Bagheri, Diplomat Ulung dan Pengkritik Keras Barat yang Kini Menjabat sebagai Menlu Iran

Ali Bagheri, Diplomat Ulung dan Pengkritik Keras Barat yang Kini Menjabat sebagai Menlu Iran

Tren
Cerita di Balik Jasa 'Santo Suruh' yang Mau Disuruh Apa Saja, dari Jemput Anak Main juga Kubur Ari-ari

Cerita di Balik Jasa "Santo Suruh" yang Mau Disuruh Apa Saja, dari Jemput Anak Main juga Kubur Ari-ari

Tren
Suhu Udara Capai 50 Derajat Celsius, Ini Imbauan bagi Jemaah Haji yang Tiba di Makkah

Suhu Udara Capai 50 Derajat Celsius, Ini Imbauan bagi Jemaah Haji yang Tiba di Makkah

Tren
Kemendikbud Rekomendasikan 177 Karya Sastra di Sekolah, Ada 'Bumi Manusia'

Kemendikbud Rekomendasikan 177 Karya Sastra di Sekolah, Ada "Bumi Manusia"

Tren
Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan 22 Mei 2024, Klik rekrutmenbersama2024.fhcibumn.id

Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan 22 Mei 2024, Klik rekrutmenbersama2024.fhcibumn.id

Tren
UKT Semakin Mahal dan Janji Prabowo Gratiskan Biaya Kuliah di Kampus Negeri

UKT Semakin Mahal dan Janji Prabowo Gratiskan Biaya Kuliah di Kampus Negeri

Tren
Jarang Diketahui, Ini 5 Manfaat Minum Madu Campur Lemon

Jarang Diketahui, Ini 5 Manfaat Minum Madu Campur Lemon

Tren
Catat, Ini 4 Suplemen yang Bisa Sebabkan Kepala Pusing

Catat, Ini 4 Suplemen yang Bisa Sebabkan Kepala Pusing

Tren
Cerita Ed Dwight, Butuh 60 Tahun Sebelum Wujudkan Mimpi Terbang ke Luar Angkasa

Cerita Ed Dwight, Butuh 60 Tahun Sebelum Wujudkan Mimpi Terbang ke Luar Angkasa

Tren
Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Tren
Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang 'Jaka Sembung'

Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang "Jaka Sembung"

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke