KOMPAS.com - Penyakit lupus adalah penyakit autoimun yang terjadi saat sistem kekebalan tubuh (antibodi) menyerang jaringan dan organ tubuh sendiri. Hal itu menyebabkan peradangan dapat muncul di sejumlah bagian tubuh.
Gejala penyakit lupus biasanya akan muncul di mana sistem antibodi merusak jaringan. Beberapa bagian tubuh yang dapat timbul peradangan karena penyakit lupus di antaranya:
Gejala pada orang yang memiliki penyakit lupus berbeda-beda, bisa muncul gejala ringan ataupun berat. Selain itu, gejala juga bisa bersifat sementara ataupun permanen.
Dikutip dari MayoClinic, seringkali penderita lupus ringan mengalami gejala yang disebut flare yakni ada saat di mana gejala memburuk untuk sementara waktu.
Lantas, apa saja gejala pada penyakit lupus dan bagaimana cara deteksi penyakitnya?
Gejala lupus
Tanda khas penyakit lupus yakni ruam merah seperti kupu-kupu di pipi dan hidung. Ruam tersebut biasanya muncul setelah paparan sinar matahari.
Dikutip dari laman ClevelandClinic berikut ini beberapa gejala yang dapat muncul pada penderita lupus:
Lupus terkadang juga menimbulkan masalah kesehatan lain seperti
Penyebab penyakit lupus
Penyakit lupus diyakini disebabkan oleh kombinasi faktor genetik dan juga lingkungan.
Orang-orang dengan kecenderungan bawaan penyakit lupus bisa mengembangkan penyakit ini saat melakukan kontak dengan lingkungan pemicu lupus.
Berikut ini beberapa pemicu potensial lupus:
Berikut ini beberapa faktor risiko orang terkena lupus:
Bagaimana cara deteksi penyakit lupus?
Dikutip dari laman Kemenkes, untuk mendeteksi lupus berikut ini beberapa prosedur pemeriksaan yang harus dijalani:
1. Penghitungan sel darah lengkap (complete blood count)
Penderita lupus dapat mengalami anemia sehingga dapat diketahui melalui pemeriksaan sel darah lengkap.
Selain terjadinya anemia, penderita lupus juga dapat mengalami kekurangan sel darah putih atau trombosit sehingga bisa dilihat jumlah sel darah putih melalui pemeriksaan darah
2. Analisis urin
Urin pada penderita lupus dapat mengalami kenaikan kandungan protein dan sel darah merah. Kondisi ini menandakan bahwa lupus menyerang ke ginjal.
3. Pemeriksaan ANA (antinuclear antibody)
Pemeriksaan ini digunakan untuk memeriksa keberadaan sel antibodi tertentu dalam darah dimana kebanyakan pengidap lupus memilikinya.
Sekitar 98% penderita lupus memiliki hasil positif jika dilakukan tes ANA sehingga ini merupakan metode yang paling sensitif dalam memastikan diagnosis.
4. Pemeriksaan imunologi
Beberapa pemeriksaan di antaranya adalah anti-dsDNA antibody, anti-Sm antibody, antiphospholipid antibody, syphilis, lupus anticoagulant, dan Coombs’ test.
5. Tes komplemen C3 dan C4
Komplemen adalah senyawa dalam darah yang membentuk sebagian sistem kekebalan tubuh. Level komplemen dalam darah akan menurun seiring aktifnya Systemic Lupus Erythematosus (SLE)
6. Ekokardiogram
Ekokardiogram berfungsi mendeteksi aktivitas jantung dan denyut jantung menggunakan gelombang suara.
Kerusakan katup dan otot jantung pada penderita lupus, dapat diketahui melalui ekokardiogram.
7. Foto rontgen
Lupus dapat menyebabkan peradangan pada paru-paru, ditandai dengan adanya cairan pada paru-paru.
Pemeriksaan Rontgen dapat mendeteksi adanya cairan paru-paru tersebut.
https://www.kompas.com/tren/read/2023/09/24/080000965/bagaimana-cara-deteksi-penyakit-lupus-dan-apa-saja-gejalanya-