Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Korban Tewas Banjir di Libya Diyakini Akan Tembus 20.000 Orang

KOMPAS.com - Korban tewas akibat banjir besar yang melanda Kota Derna, Libya pada Minggu (10/9/2023) malam diyakini akan menembus 20.000 orang.

Banjir besar akibat badai Mediterania Daniel itu menyebabkan dua bendungan di Kota Derma runtuh.

Akibatnya, gelombang setinggi lebih dari 6 meter menyapu kota pelabuhan di timur negara itu.

"Situasinya sangat besar dan mengejutkan bagi kota Derna. Kami tidak mampu menghadapinya dengan kemampuan kami sebelum badai dan arus deras," kata Wali Kota Derna Abdel Moneim Al Ghaithi, dikutip dari NBC News.

"Bahkan jika kemampuannya hebat dan canggih, pemandangan yang kami lihat tidak dapat kami hadapi," sambungnya.

Setara dengan seperempat penduduk kota

Menurutnya, jumlah korban meninggal dunia di kota itu pada akhirnya bisa melebihi 20.000 orang, berdasarkan perkiraan mereka yang tinggal di daerah terdampak.

Jika perkiraan jumlah korban tewas lebih dari 20.000 itu benar, berarti sekitar seperlima penduduk kota tersebut meninggal dalam bencana ini.

Angka ini jauh lebih besar dari perkiraan sebelumnya yang memperkirakan jumlah korban mencapai 5.000 orang, dengan 10.000 orang belum ditemukan.

Kendati demikian, penghitungan angka pasti korban meninggal sangat sulit dilakukan.

Ini disebabkan oleh tingkat kehancuran dan keterbatasan infastruktur di wilayah tersebut.

Citra satelit menunjukkan besarnya kerusakan yang ditimbulkan oleh banjir. Seorang pejabat pemerintah memperkirakan 25 persen kota itu hancur atau hanyut.

Harapan untuk menemukan orang yang selamat telah memudar ketika operasi pembersihan dan pemulihan besar-besaran dimulai.

Bantuan berdatangan

Bantuan internasional perlahan-lahan mulai mencapai Kota Derna.

Al Ghaithi menuturkan, tim penyelamat juga telah tiba dari Mesir, Tunisia, Uni Emirat Arab, Turki, dan Qatar.

"Kami sebenarnya membutuhkan tim yang khusus menangani pemulihan jenazah. Saya hawatir kota ini akan terjangkit epidemi karena banyaknya mayat yang tertimbun reruntuhan dan di dalam air," ujarnya, dikutip dari Aljazeera.

Konvoi besar pemerintah dengan peralatan dari Libya barat telah tiba.

Patroli laut bekerja di sepanjang pantai untuk mencoba menemukan mayat-mayat yang terdampar.

Negara ini telah terpecah secara politik selama bertahun-tahun.

Namun, masih ada kesan bahwa operasi bantuan darurat internasional berjalan lambat, dengan perhatian terfokus pada gempa di Maroko.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/09/14/201500165/korban-tewas-banjir-di-libya-diyakini-akan-tembus-20.000-orang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke