Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

UPDATE Banjir dan Longsor di Korsel: Korban Tewas Tembus 40 Orang, 10.765 Mengungsi

Bencana banjir dan longsor di Korsel itu dipicu oleh hujan lebat yang melanda Negeri Ginseng sejak pekan lalu.

Hujan lebat yang terjadi di beberapa daerah seperti Gongju dan Cheongyang itu menyebabkan sungai, waduk, dan air di bendungan meluap sehingga terjadilah bencana hebat.

Sejauh ini, sudah ada 41 orang yang dilaporkan meninggal dunia akibat bencana banjir dan longsor di Korsel.

CBS News melaporkan, angka tersebut sudah melampaui rekor korban banjir di Korea Selatan yang terjadi pada tahun lalu (11 orang).

Menurut laporan Yonhap News, jumlah korban tahun ini kembali bertambah setelah ditemukan lima mayat di Terowongan Cheongju, Provinsi Chungcheong Utara, pada Senin malam.

Korban jiwa terus bertambah

Terowongan Cheongju menjadi salah satu lokasi yang menjadi pusat perhatian di tengah situasi bencana banjir dan longsor di Korsel.

Semua bermula ketika sebuah tanggul jebol akibat permukaan air yang tak lagi terbendung dan membuat sungai di sekitar terowongan meluap.

Hal itu membuat Terowongan Cheongju dibanjiri air dan menjebak belasan kendaraan di dalamnya.

Pihak berwenang menyebutkan jumlah korban tewas dalam tragedi Terowongan Cheongju saat ini terdapat 14 orang, termasuk lima mayat yang baru ditemukan.

"Empat mayat lagi ditemukan dalam semalam, termasuk pengemudi bus yang tenggelam, dan satu mayat lagi ditemukan pada pukul 20.10, sehingga jumlah korban tewas (dalam Terowongan Cheongju) bertambah menjadi 14 orang," demikian laporan Yonhap News.

Pusat penanggulangan Bencana dan Keselamatan juga mengungkapkan adanya korban hilang sebanyak 9 orang dan 34 orang luka-luka.

Banjir dan longsor di Korsel juga memaksa ribuan penduduk mengungsi dari rumah.

Sebanyak 10.765 orang dilaporkan harus mengungsi setelah rumah yang mereka tempati rusak akibat banjir dan longsor.

Sekitar 789 fasilitas umum dan 352 properti pribadi dilaporkan rusak akibat bencana tersebut.

Suara keluarga korban di Terowongan Cheongju

Keluarga korban tragedi Terowongan Cheongju bersikap kritis terhadap Pemerintah Provinsi Chungcheong Utara.

Bahkan, mereka menuduh tragedi di Terowongan Cheongju adalah dampak dari bencana yang sengaja dibuat manusia karena pihak berwenang tidak menutup terowongan saat hujan deras melanda.

Lalu, Pemerintah Provinsi Chungcheong Utara merespons dengan mengatakan bahwa penutupan terowongan tidak selalu diperlukan dalam kondisi tersebut.

"Tidak selalu wajib menerapkan pembatasan masuk (terowongan) jika ada peringatan banjir," kata seorang pejabat provinsi bernama Kang Jong-geun, dikutip dari The Guardian.

"Kami meninjau situasi jalan secara keseluruhan dan mengambil keputusan berdasarkan pemantauan ketat. Tampaknya tidak ada masalah khusus sampai jebolnya tanggul, dan karena aliran air yang cepat, kami tidak punya cukup waktu untuk menghentikan mobil masuk," tutur Kang menjelaskan.

Presiden Korea Selatan, Yoo Suk-yeol, memberikan pernyataan keras dan menyalahkan pihak berwenang di tingkat daerah yang dinilainya memiliki persiapan buruk dan tidak mengikuti aturan tanggap bencana.

Menurutnya, keselamatan publik akan sulit terjamin apabila prinsip dasar tanggap bencana tidak diterapkan secara benar dan konsisten.

"Kami telah berulang kali menekankan kontrol akses di daerah berbahaya dan evakuasi pencegahannya, tetapi jika prinsip dasar tanggap bencana tidak dipertahankan, sulit untuk memastikan keselamatan publik," ujar Presiden Yoon dalam pertemuan intralembaga, Senin.

Selain itu, Presiden Yoon juga menuntut setiap pihak untuk selalu siap terhadap setiap bencana dan kondisi seperti cuaca ekstrem yang saat ini melanda Korsel.

Presiden Yoon menyebut cuaca ekstrem akan menjadi peristiwa yang rutin terjadi dan tak bisa dihindari sehingga semua pihak harus siap menghadapi setiap potensi bencana.

"Peristiwa cuaca ekstrem semacam ini akan menjadi hal biasa terjadi. Kita harus menerima perubahan iklim yang sedang terjadi dan menghadapinya," tutur Presiden Yoon yang juga menyuarakan tekad kuat untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan respons negara dalam menanggapi bencana.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/07/18/124500765/update-banjir-dan-longsor-di-korsel--korban-tewas-tembus-40-orang-10.765

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke