Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Disebut Terkait dengan Panji Gumilang, Ini Jejak NII di Indonesia

KOMPAS.com - Negara Islam Indonesia (NII) belakangan kembali ramai diperbincangkan seiring terungkapnya sejumlah kontroversi di Pondok Pesantren Al Zaytun.

Pasalnya, pimpinan Ponpes Al Zaytun Abdussalam Rasyidi Panji Gumilang disebut terkait dengan NII.

Bahkan, Majelis Ulama Indonesia (MUI) menemukan jejak Panji Gumilang dan Ponpes Al Zaytun dalam jaringan NII.

Berikut jejak NII di Indonesia...

Sudah ada sejak 1949

Adalah Sekarmadhi Maridjan (SM) Kartosoewirjo yang mendeklarasikan NII pada 7 Agustus 1949 sebagai bentuk perlawanan.

Pendirian NII ini dilatarbelakangi oleh kekecewaan Kartosoewirjo terhadap pemerintah Indonesia, dikutip dari Kompas Stori.

Sebenarnya, Kartosoewirjo turut terlibat aktif dalam perang merebut kemerdekaan Indonesia pada 1945-1949.

Namun, sikapnya kerap bertentangan dengan pemerintah, termasuk penolakannya untuk melakukan long march ke Jawa Tengah.

Kala itu, perintah long march dilakukan sebagai konsekuensi dari Perjanjian Renville.

Perjanjian ini dibentuk hanya untuk mengelabui Indonesia agar bersedia patuh terhadap Hindia Belanda.

Karenanya, ia menolak tegas perintah long march tersebut. Atas dasar ini, ia kemudian mendirikan NII atau disebut dengan Darul Islam.

Aksi pemberontakan

Dalam perjalanannya, Kartosoewirjo memimpin gerakan pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) di Jawa Barat.

Bahkan, kelompok ini mampu berkembang dengan cepat, seiring lemahnya pemerintah pusat.

Buktinya, sepertiga Jawa Barat berhasil dikuasainya.

Namun, pada akhir 1950-an, kelompok pimpinan Kartosoewirjo ini mendapat perlawanan dari pemerintahan Sukarno.

Puncaknya, ia menyatakan perang pada 1961 dengan menggunakan taktik teror dan bandit terhadap warga sipil.

Ia juga sempat melakukan percobaan pembunuhan terhadap Sukarno saat shalat Idul Adha berlangsung pada Mei 1962. Beruntung, upaya itu gagal.

Tak lama setelahnya, Kartosoewirjo berhasil ditangkap pada Juni 1962 dan dijatuhi hukuman mati pada September tahun yang sama.

Jejaring NII di Indonesia

Meski Kartosoewirjo telah dieksekusi, sejumlah kelompok-kelompok sempalan NII terus bermunculan di Indonesia.

Hal ini diungkapkan salah satunya oleh M Zaki Mubarak dalam sebuah artikel berjudul "Dari NII ke ISIS, Transformasi Ideologi dan Gerakan dalam Islam Radikal di Indonesia Kontemporer" yang terbit di Jurnal Episteme.

Dalam catatannya, serangkaian kekerasan dan pengeboman di era Orde Baru dikaitkan dengan gerakan Komando Jihad (Komji) yang muncul akhir 1970-an.

Sejumlah pelaku yang tertangkap hidup-hidup atau tertembak mati tercatat memiliki keterkaitan dengan gerakan teror keagamaan sebelumnya.

Tak hanya itu, sekelompok fundamentalis jemaah Imron bin Muhammad Zein juga pernah membajak pesawat terbang Woyla milik Garuda Indonesia pada 1981.

Hingga akhir 1980-an, aktor utama serangkaian aksi teror merupakan mantan anggota DI/TII era Kartosoewirjo.

Selanjutnya, nama Abdullah Sungkar dan Abu Bakar Ba'asyir muncul pada akhir 1990-an dengan gerakannya Jamaah Islamiyah (JI).

Jejak Panji Gumilang dan Al Zaytun

Nama Panji Gumilang pada 2011 santer dikaitkan dengan jaringan NII.

Salah satu aktivis NII 1996-2001 Sukanto menuturkan, Panji merupakan imam NII Komendemen Wilayah (KW) 9 yang mencakup wilayah Jakarta, Tangerang, Bekasi, dan Banten.

Panji melanjutkan kepemimpinan imam sebelumnya, yakni Adah Djaelani pada 1996, dikutip dari pemberitaan Kompas.com (14/8/2019).

Dalam perjalanannya, NII KW 9 pimpinan Panji memliki sejumlah program. Targetnya, merealisasikan hukum Islam berlaku secara de jure dan de facto di wilayah tersebut.

Sementara itu, Ponpes Al Zaytun diyakini sebagai tempat pusat kaderisasi NII KW 9. Sebab, sepertiga santri ponpes tersebut merupakan anak dari warga NII.

(Sumber: Kompas.com/Achmad Nasrudin Yahya, Verelladevanka Adryamarthanino | Editor: Nibras Nada Nailufar)

https://www.kompas.com/tren/read/2023/07/02/190000565/disebut-terkait-dengan-panji-gumilang-ini-jejak-nii-di-indonesia

Terkini Lainnya

Kisah Ayah-Anak Berlayar ke Titik Terpencil di Dunia, Ombak dan Badai Bukan Bahaya Terbesar

Kisah Ayah-Anak Berlayar ke Titik Terpencil di Dunia, Ombak dan Badai Bukan Bahaya Terbesar

Tren
Urutan Lengkap 6 Buku Bridgerton Sesuai Kronologi Ceritanya, Beda dari Netflix

Urutan Lengkap 6 Buku Bridgerton Sesuai Kronologi Ceritanya, Beda dari Netflix

Tren
Seluruh Bagian Pesawat Hangus Terbakar, Harapan Presiden Iran Selamat Sangat Tipis

Seluruh Bagian Pesawat Hangus Terbakar, Harapan Presiden Iran Selamat Sangat Tipis

Tren
Ramai soal Pembalut Wanita Bekas Dicuci atau Langsung Dibuang, Ini Kata Dokter

Ramai soal Pembalut Wanita Bekas Dicuci atau Langsung Dibuang, Ini Kata Dokter

Tren
Helikopter yang Membawa Presiden Iran Ditemukan, Seluruh Bagian Hangus Terbakar

Helikopter yang Membawa Presiden Iran Ditemukan, Seluruh Bagian Hangus Terbakar

Tren
Benarkah Pembangunan Tol Jadi Solusi Jalanan Rawan Longsor di Sumatera Barat?

Benarkah Pembangunan Tol Jadi Solusi Jalanan Rawan Longsor di Sumatera Barat?

Tren
6 Fakta Pesawat Latih Jatuh di BSD, Sempat Hilang Kontak

6 Fakta Pesawat Latih Jatuh di BSD, Sempat Hilang Kontak

Tren
Cerita Perempuan di Surabaya, 10 Tahun Diteror Teman SMP yang Terobsesi

Cerita Perempuan di Surabaya, 10 Tahun Diteror Teman SMP yang Terobsesi

Tren
Ucapan dan Twibbon Hari Kebangkitan Nasional 2024

Ucapan dan Twibbon Hari Kebangkitan Nasional 2024

Tren
Polisi Ungkap Kronologi Pesawat Latih Jatuh di BSD Tangerang Selatan

Polisi Ungkap Kronologi Pesawat Latih Jatuh di BSD Tangerang Selatan

Tren
Kasus Covid-19 di Singapura Naik Nyaris 2 Kali Lipat, Diproyeksi Meledak Juni 2024

Kasus Covid-19 di Singapura Naik Nyaris 2 Kali Lipat, Diproyeksi Meledak Juni 2024

Tren
Helikopter yang Bawa Presiden Iran Jatuh, Pencarian Masih Berlanjut

Helikopter yang Bawa Presiden Iran Jatuh, Pencarian Masih Berlanjut

Tren
Alasan Tidak Boleh Minum Teh Saat Perut Kosong, Ini yang Akan Terjadi

Alasan Tidak Boleh Minum Teh Saat Perut Kosong, Ini yang Akan Terjadi

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 20-21 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 20-21 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Daftar Forbes 30 Under 30 Asia 2024, Pesawat Jatuh di BSD

[POPULER TREN] Daftar Forbes 30 Under 30 Asia 2024, Pesawat Jatuh di BSD

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke