Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Generasi Tanpa Bayangan

Sekian lama pepatah tersebut telah menjadi motivasi agar seorang pemuda harus tegak berdiri di atas kakinya sendiri; bukan menggantungkan pada hal-hal yang ada pada orangtua, sodara, atau faktor lain di luar dirinya.

Kemandirian dan independensi adalah substansi yang ingin disampaikan pepatah tersebut. Namun pada praktiknya kita bisa melihat bahwa terutama di kalangan menengah atas, independensi dan kemandirian seorang pemuda kurang terlalu terbukti, terutama di kalangan menengah.

Sebab banyak para pengusaha, politisi dan sebagian akademisi dan birokrasi, yang besar dalam lingkungan profesinya, berkaitan dengan status dan posisi dari orangtuanya.

Akibatnya generasi kelas menengah bawah yang minus jaringan dan posisi akan tertatih-tatih dalam menggapai status dan posisi ini.

Seakan-akan membangun mimpi tanpa mengetahui posisi sepertinya hanya menjadi rasionalitas basi.

Di era volatility, uncertainty, complexity dan ambiguity (VUCA), sepertinya kita akan mendapatkan kenyataan berbeda. Telah tumbuh entitas generasi yang bisa jadi mampu memutuskan diri dari bayang-bayang “keistimewaan” keluarga dan status sosial lainnya.

Inilah generasi tanpa bayangan orangtua. Generasi yang menjadi native di era literasi teknologi yang terbuka, lebar dan luas juga kompetitif. Generasi yang meski rapuh seperti strowbery, namun kreatif dan “ngulik”.

Karena tuntutan yang kompetitif, di mana setiap orang bisa secara presisi kemudian membangun reputasi.

Sehingga setiap orang juga bisa mengembangkan pribadinya masing-masing, bahkan dengan perspektifnya sendiri melihat dan memahami dunianya.

Melalui akun sendiri-sendiri, mereka seolah-olah bisa membebaskan diri dari bayang-bayang keluarga maupun orang-orang di baliknya.

Meskipun bisa jadi mereka tetap merupakan kalangan yang sebenarnya memiliki jaringan dan relasi yang bisa dan memungkinkan gampang meraih posisi.

Inilah “Generasi Tanpa Bayangan”. Suatu generasi yang hidup benar-benar mandiri dan independen.

Karena apa yang dibangunnya berbasis pada reputasi sendiri, dengan cara-cara dan metode yang mungkin belum pernah ada sebelumnya, dengan data-data baru, sintesis dan analisis baru.

Sebab di era ini, ruang kontestasi demikian terbuka; dan karena realitas ini sangat demokratis, sehingga setiap orang selama dia mampu, dia bisa berkompetisi, menunjukkan kapasitas diri, tanpa harus ada embel-embel keluarga maupun yang lain.

Dalam konteks ini, kualitas pribadi menjadi modal utama yang kemudian akan menentukan di mana dia berdiri. Sehingga akhirnya bisa meraih prestasi atau mendapat apresiasi.

Modal sosial (kapital, jaringan, pengetahuan, dan keturunan/ nasab) tetap memiliki peran meski tidak sebesar sebelumnya.

Pada Generasi Tanpa Bayangan, mereka menjadi hidup dan eksis karena memang sejarahnya baru mereka bangun sendiri, bukan oleh kekuasaan ilmu pengetahuan dan kekuasaan politik.

Jika generasi sebelumnya hidup dan dibangun melalui narasi dan cerita penguasa, generasi ini justru menata kisah dan riwayatnya melalui diskursus yang terjadi di dunia maya dan dunia nyata yang berlangsung tanpa jeda.

Inilah generasi yang kemudian akan membangun, mengelola, dan merencanakan hidup dan dunianya sendiri.

Mereka bisa jadi membangun, sistem hidup, tata cara bahkan ruang sosialnya sendiri, yang mana dalam sepuluh atau 20 tahun kedepan, pun mereka akan membangun budayanya sendiri.

Sebuah budaya baru yang sangat susah dikaitkan dengan artefak nenek moyangnya di masa lalu. Karena mereka benar-benar menggunakan citraan pribadi dan kemampuannya sendiri untuk mengkonstruksinya.

Ketika Generasi Tanpa Bayangan ini semakin membesar, karena dia akhirnya secara mandiri membangun dengan tingkat independensi yang tinggi, mereka bukan hanya memiliki keberanian untuk mencabut akar budayanya yang terkait dengan masa lalu, bahkan mereka juga bisa melakukan penataan ulang pada perspektif dunia yang selama ini menjadi rujukan kehidupan. Termasuk membaca ulang masa lalu yang melahirkan mereka.

Contoh paling sederhana adalah generasi ini telah membuktikan bahwa mereka memiliki pergaulan yang sangat luas melampaui batas-batas negeri. Tidak peduli siapa dan ada di mana, mereka berinteraksi menggunakan beragam Bahasa.

Malah bisa jadi mereka lebih intens berinteraksi dengan teman-teman di luar negeri ketimbang tetangganya sendiri.

Mereka juga akan sangat mudah membangun ruang-ruang kolaborasi, meski jarak dan posisi begitu jauh.

Sekat-sekat sosial ekonomi tidak akan terlalu mengganggu, karena medium pertemuan mereka adalah ruang sosial yang sudah mereka ciptakan sendiri yang mampu mengakomodasi keragaman dan keberbedaan setiap ekspresi.

Mereka ini menjadi semacam generasi yang karena berbagai informasi yang mereka konsumsi, seakan-akan mampu melakukan evaluasi atas untaian sejarah yang sedang mereka lalui. Sehingga mereka kemudian membangun ulang ceritanya sendiri.

Mereka menaruh lempengan kisah kehidupannya pada dunia (sosial) maya, untuk suatu saat dibuka dan dirangkai kembali menjadi narasi utuh dan kemudian disampaikan kembali kepada generasi cucu.

Jika generasi sebelumnya membangun alur cerita melalui persaksian orang atau pihak lain, kisah Generasi Tanpa Bayangan justru dituliskan melalui kesaksiannya sendiri, dengan bukti-bukti pendukung yang dikumpulkannya sendiri.

Apakah hasil konstruksi-hipotetis Generasi Tanpa Bayangan ini adalah generasi harapan dan generasi masa depan?

Mungkin biarkan mereka menjawabnya sendiri.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/06/27/142043965/generasi-tanpa-bayangan

Terkini Lainnya

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Tren
Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Tren
BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

Tren
Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Tren
Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Tren
Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Tren
Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke