Teh hijau berasal dari tanaman Camillia Sinensis yang termasuk dalam keluarga Theaceae.
Dilansir dari Medical News Today, masyarakat sering menggunakan teh hijau dalam pengobatan tradisional, terutama di China dan India.
Di kedua negara tersebut, teh hijau digunakan untuk mengontrol pendarahan dan menyembuhkan luka, membantu pencernaan, meningkatkan kesehatan jantung dan mental, dan mengatur suhu tubuh.
Lantas, apa saja manfaat teh hijau dan adakah efek sampingnya?
1. Menurunkan risiko penyakit kardiovaskular
Sebuah studi 2006 menunjukkan bahwa konsumsi teh hijau dikaitkan dengan penurunan angka kematian akibat penyakit kardiovaskular.
Penelitian ini diikuti oleh lebih dari 40.000 partisipan Jepang berusia 40-79 tahun selama 11 tahun, dimulai dari 1994.
Dalam penelitian tersebut, ditemukan bahwa peserta yang minum setidaknya lima cangkir teh hijau per hari mengalami penurunan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular.
Selain itu, sebuah meta-analisis pada 2016 terhadap penelitian tentang teh hijau dan penyakit kardiovaskular juga mendukung temuan ini. Sebanyak sembilan penelitian yang melibatkan 259.267 orang diikutsertakan dalam penelitian.
Para peneliti menyimpulkan bahwa konsumsi teh hijau dikaitkan dengan hasil yang menguntungkan terkait risiko penyakit kardiovaskular dan iskemik.
2. Mengurangi risiko penyakit peredaran darah
Dikutip dari Pharmeasy, sebuah studi yang dilakukan Naito dkk pada 2009 menunjukkan bahwa teh hijau dapat mengurangi risiko penyakit peredaran darah seperti aterosklerosis.
Aterosklerosis terjadi ketika sel darah putih menempel pada sel-sel yang ditemukan di lapisan dalam arteri dan vena.
Penempelan sel darah putih ini dapat disebabkan oleh kolesterol jahat yang teroksidasi (low-density lipoprotein).
Katekin dalam teh hijau dapat menghambat oksidasi kolesterol jahat dan mengurangi risiko aterosklerosis.
2. Menurunkan risiko kanker
Sebuah studi oleh Yang pada 2010 menunjukkan bahwa teh hijau dapat membantu mengurangi risiko kanker karena senyawa bioaktif seperti katekin.
Teh hijau dapat memengaruhi beberapa jalur sinyal, sehingga dapat menghambat pertumbuhan sel kanker dan menyebabkan kematian sel kanker.
Namun, penelitian lebih lanjut masih diperlukan dalam hal ini.
3. Membantu pasien diabetes
Sebuah studi pada 2014 menunjukkan bahwa minum teh hijau mungkin bermanfaat untuk diabetes tipe 2.
Katekin yang ada dalam teh hijau dapat menghambat glukosa memasuki sel dan menurunkan kadar glukosa darah.
Namun, penelitian lebih lanjut pada manusia diperlukan untuk memeriksa apakah teh hijau dapat menurunkan gula darah.
4. Membantu manajemen berat badan
Sebuah studi oleh Rothenberg dkk pada 2018 menunjukkan bahwa katekin dalam teh hijau dapat membantu mengurangi berat badan.
Katekin teh hijau dapat menghambat enzim pencernaan seperti lipase pankreas, amilase, dan glukosidase sehingga terjadi penurunan tingkat penyerapan gula dan lemak.
Selain itu, reaksi di antara mikroba dalam usus, sisa karbohidrat, dan katekin teh hijau menghasilkan asam lemak rantai pendek yang dapat meningkatkan metabolisme lemak.
5. Menurunkan peradangan penyakit radang usus
Penyakit radang usus (IBD) disebabkan oleh peradangan pada saluran pencernaan.
Diare, sakit perut, kelelahan, dan berkurangnya nafsu makan adalah gejala utamanya.
Menurut sebuah studi pada 2019, katekin dan polifenol dalam teh hijau mungkin bermanfaat untuk IBD.
Polifenol dapat menurunkan peradangan dengan menstimulasi enzim antioksidan dan mengurangi sitokin inflamasi (mediator jalur inflamasi).
Selain itu, interaksi teh hijau dengan beberapa obat tertentu juga dapat memunculkan efek samping lainnya, seperti:
Maka dari itu, Anda harus segera berkonsultasi dengan dokter jika mengalami efek samping setelah mengonsumsi teh hijau.
https://www.kompas.com/tren/read/2023/06/24/063000465/sederet-manfaat-teh-hijau-dan-efek-sampingnya-menurunkan-berat-badan-tapi