Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Viral, Utas soal Modus Baru Penipuan Berkedok Penawaran Kerja, Korban Kehilangan Rp 21 Juta

KOMPAS.com - Utas soal modus penipuan terbaru viral di media sosial, Twitter.

Twit viral itu diunggah oleh akun @Giarsyahsyifa, Minggu (7/5/2023).

"AKU KENA SCAM ONLINE HABIS 21 JT.
Sampe sekarang msh acting belum sadar dan msh komunikasi sm komplotan penipunya, udah lapor polisi tp belum ada tindakan apa2 selain hrs nunggu 14 hari.
Please baca! pelakunya msh berkeliaran cari korban.. jangan ada yg kena lagi," tulis pengunggah.

Kompas.com telah mendapatkan izin dari pemilik akun untuk mengutip utas tersebut.

Hingga Senin (8/5/2023), utas tersebut dikomentari 1.059 akun, dibagikan kepada 7.853 warganet, dan disukai hingga 13.100 pengguna Twitter.

Berkedok tawarkan pekerjaan

Korban mengatakan, modus penipuan itu berkedok menawarkan pekerjaan melalui pesan WhatsApp yang diterimanya pada (1/5/2023).

Mereka mengaku berasal dari Accurate Creative, perusahaan yang memiliki cabang di USA, Canada, dan Indonesia.

Korban kemudian diundang ke dalam grup Telegram.

Adapun pekerjaan yang ditawarkan berupa meningkatkan performa video di YouTube dengan cara like dan subscribe.

Mulanya, korban mengaku tidak menaruh curiga.

Sebab, dirinya mendapatkan uang kompensasi setelah melakukan tugas yang diminta sesuai dengan kesepakatan.

Namun, korban kemudian diminta melakukan deposit dengan nominal tertentu setelah menyelesaikan penugasan.

Deposit akan dikembalikan bersama dengan reward setelah menyelesaikan penugasan.

Anehnya, pemintaan deposit itu dilakukan beberapa kali dengan nominal yang semakin tinggi.

Korban mengaku melakukan deposit mulai dari Rp 2,5 juta hingga Rp 14,7 juta.

Namun, setelah melakukan deposit Rp 14,7 juta, perusahaan melakukan pengubahan sistem sehingga korban diminta kembali deposit minimal Rp 30 juta.

Jika tidak ada deposit, maka uang yang sudah didepositkan tidak bisa ditarik.

Merasa dirugikan, korban mengaku sudah melaporkan tindak penipuan itu ke pihak kepolisian.

Meskipun begitu, hingga utas dibuat, korban belum mendapatkan keterangan apapun lantaran diminta menunggu 14 hari.

Tak tinggal diam, korban mengaku memblokir sejumlah nomor rekening penipu untuk memberikan efek jera.

Penipuan modus ponzi

Pengamat keamanan siber dari Vaksin.com, Alfons Tanujaya mengatakan, modus penipuan berkedok pekerjaan online itu adalah ponzi.

"Ponzi itu money game, skema piramid," jelasnya kepada Kompas.com (8/5/2023).

Menurut Alfons, sistemnya mirip seperti MLM atau pemasaran yang berjenjang maupun berantai.

"(Mereka) merekrut member dan memberikan imbal hasil tinggi. Tapi sebenarnya imbal hasil tinggi itu didapatkan dari uang yang disetorkan oleh member baru," terangnya.

Mulanya, korban mudah percaya karena mereka mendapatkan hasil.

"Setelah percaya karena menerima uang lalu diarahkan untuk menyetorkan uang jika ingin mendapatkan penghasilan yang lebih besar," terang Alfons.

"Dan di situlah kemungkinan besar penipuannya terjadi," imbuh dia.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/05/08/203000665/viral-utas-soal-modus-baru-penipuan-berkedok-penawaran-kerja-korban

Terkini Lainnya

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Tren
Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Tren
Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Tren
7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

Tren
Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Tren
Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi 'Study Tour', Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi "Study Tour", Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Tren
Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Tren
Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Tren
WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

Tren
Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Tren
21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

Tren
Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Tren
Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Tren
Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi 15-16 Mei 2024, Ini Daftar Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi 15-16 Mei 2024, Ini Daftar Wilayahnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke