Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

6 Kondisi Lingkungan yang Meningkatkan Risiko Stroke, Apa Saja?

Kondisi ini dapat disebabkan oleh penyumbatan (stroke iskemik) atau kebocoran pada pembuluh darah (stroke hemoragik).

Salah satu hal yang memicu gangguan pada pembuluh darah adalah akibat menderita tekanan darah atau kolesterol tinggi. Keduanya dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi.

Namun, tidak hanya itu. Faktor lingkungan, termasuk polusi dan cuaca, ternyata juga memicu seseorang terkena stroke.

Dilansir dari Health Central, berikut 6 kondisi lingkungan yang berisiko menyebabkan stroke.

1. Polusi udara

Penelitian yang dilakukan di China membuktikan, polusi udara dapat menyebabkan munculnya penyakit seperti stroke dan gagal jantung. Kondisi yang sama akan dialami oleh seorang perokok.

Saat bahan kimia dari polusi udara terhirup dan berada di paru-paru, zat itu akan mengurangi oksigen dalam darah. Hal ini menyebabkan tekanan darah naik dan risiko terkena stroke meningkat.

2. Udara dingin

Udara dingin yang muncul di akhir tahun atau saat musim gugur dan musim dingin dapat menyebabkan seseorang terkena flu. Di saat yang sama, flu cenderung meningkatkan risiko stroke.

Para peneliti dari American Heart Association menyatakan bahwa kondisi ini terutama terjadi pada stroke iskemik. Dalam kondisi flu, darah dapat menggumpal sehingga suplai darah dan oksigen ke otak terhambat.

3. Berada di ketinggian

Orang yang biasa tinggal di dataran rendah berisiko terkena stroke saat berada terlalu lama di wilayah dataran tinggi, seperti gunung.

Aktivitas fisik di tempat yang lebih tinggi memberi tekanan tambahan pada jantung. Hal ini membuat seseorang butuh lebih banyak oksigen padahal pasokannya di dataran tinggi lebih sedikit.

Di sisi lain, ada penelitian yang membuktikan bahwa hidup di daerah dataran tinggi sebenarnya mengurangi risiko terkena stroke. Ini terjadi karena lama-lama jantung menjadi lebih kuat dan beradaptasi dengan wilayah yang memiliki lebih sedikit oksigen.

Sebuah penelitian menemukan bahwa orang yang terpapar suara lalu lintas jalanan yang berisik dalam waktu lama akan mengalami peningkatan risiko terkena penyakit jantung iskemik dan stroke.

Kondisi ini mungkin disebabkan karena orang itu lebih banyak merasa stres sehingga meningkatkan peradangan dalam tubuhnya.

5. Kontaminasi zat kimia beracun

Polutan organik persisten (POP) adalah senyawa yang tidak beracun yang tidak bisa dihancurkan dan menyebabkan efek serius bagi lingkungan serta makhluk hidup. Zat berbahaya ini banyak digunakan dalam industri manufaktur, contohnya pestisida.

Sebuah penelitian di Korea mengungkapkan bahwa stroke iskemik tiga kali lebih banyak menyerang orang yang memiliki banyak POP dalam aliran darahnya. Selain itu, zat tersebut juga memicu risiko kanker.

Namun, American Heart Association menjelaskan ada banyak penyebab musim dingin meningkatkan risiko stroke.

Penyebab tersebut antara lain kurang aktivitas, penyempitan pembuluh darah dalam suhu dingin, musim liburan yang membuat stres, serta kebiasaan makan dan minum terlalu banyak.

Untuk mencegahnya, setiap orang dianjurkan tetap aktif di musim dingin.

Meskipun lingkungan dapat berpotensi memicu stroke, penyebab utamanya tetap faktor kebiasaan dan gaya hidup.

Tekanan darah tinggi, diabetes, dan kolesterol merupakan faktor risiko terbesar yang menimbulkan stroke.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/03/18/191500265/6-kondisi-lingkungan-yang-meningkatkan-risiko-stroke-apa-saja-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke