Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apakah Kebiasaan Puasa Intermiten Efektif Menurunkan Berat Badan?

KOMPAS.com - Puasa intermiten kerap menjadi perbebatan terutama soal manfaatnya dalam menurunkan berat badan.

Bagi sebagian orang, puasa intermiten dianggap mampu menurunkan berat badan.

Namun, sebagian orang lainnya memiliki anggapan yang berlawanan.

Lantas, apa itu puasa intermiten?

Lantas, apa itu puasa intermiten?

Apa itu puasa intermiten?

Menurut Johns Hopkins Medicine, puasa intermiten adalah rencana makan yang berkaitan dengan waktu makan Anda.

Puasa intermiten biasanya dikenal dengan jendela makan. Artinya, Anda hanya boleh makan di waktu tertentu saja.

Mengacu KBBI, intermiten adalah tidak tetap atau berjeda.

Penelitian menunjukkan bahwa berpuasa selama beberapa jam atau puasa intermiten memiliki manfaat bagi kesehatan.

Namun, apakah puasa intermiten mampu menurunkan berat badan?

Manfaat puasa intermiten

Menurut Eat This Not That, puasa intermiten memiliki sejumlah manfaat bagi tubuh.

Meskipun puasa intermiten mengharuskan Anda untuk tidak makan dalam jangka waktu tertentu, bukan berarti Anda bakal kehilangan rasa lapar.

Penelitian menemukan bahwa puasa intermiten tidak akan mempengaruhi kemampuan fisik dan kognitif Anda meskipun dilakukan selama dua hari berturut-turut.

Berikut manfaat pausa intermiten:

1. Mengurangi lemak

Masih dari laman yang sama, penelitian menunjukkan bahwa puasa intermiten bisa menurunkan berat badan sebesar 0,8 persen hingga 13 persen tanpa efek samping.

Penelitian lain yang dilakukan oleh University of Chicago juga menemukan bahwa wanita gemuk yang melakukan puasa intermiten kehilangan lemak mereka.

Studi lain membuktikan bahwa puasa intermiten bisa menghilangkan lemak tubuh hingga 4 persen dalam tiga minggu.

Puasa intermiten juga bisa meningkatkan toleransi glukosa dan sensitivitas insulin. Akibatnya, tubuh akan mengubah karbohidrat menjadi energi.

Dengan begitu, tubuh akan terhindar dari risiko masalah kesehatan.

3. Panjang umur

Penelitian yang dilakukan pada hewan menunjukkan bahwa pembatasan kalori bisa memperpanjang umur.

Hal ini karena puasa intermiten bisa mengurangi peradangan dalam tubuh dan kematian.

Studi lain menemukan bahwa puasa intermiten secara signifikan bisa menurangi kolesterol jahat dan meningkatkan kolesterol baik hingga 30 persen.

Benarkah efektif turunkan berat badan?

Dikutip dari Prevention, penelitian yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine menemukan bahwa puasa intermiten tidak lebih efektif mengurangi berat badan.

Ahli diet bersertifikat, Gina Keatley mengatakan, puasa intermiten dapat membuat seseorang mengalami defisit kalori.

Namun setelah berat badan turun dalam bentuk metabolisme, Anda harus kembali melakukan puasa intermiten yang lebih panjang untuk mendapatkan hasil.

"Ini adalah cara diet dalam jangka panjang tampaknya akan gagal," ucapnya.

Puasa intermiten dengan konsepnya yang bisa makan apa saja pada jam-jam tertentu juga dipertanyakan.

Penulis The Small Change Diet, Keri Gans mengatakan bahwa membatasi kalori dalam jangka waktu tertentu seperti sata puasa intermiten memungkinkan Anda makan dalam porsi besar.

Tantangan lain yang membuat puasa intermiten tidak efektif untuk menurunkan berat badan adalah komitmen untuk mempertahankannya dalam jangka waktu panjang.

Di sisi lain, mengurangi kalori dan protein dalam waktu tertentu juga bisa menghasilkan masa otot dan metabolisme yang lebih rendah.

Hal itu justru bisa menambah berat badan setelah puasa intermiten tidak lagi diterapkan.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/02/19/090400165/apakah-kebiasaan-puasa-intermiten-efektif-menurunkan-berat-badan-

Terkini Lainnya

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Tren
Asal-usul Gelar 'Haji' di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Asal-usul Gelar "Haji" di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Tren
Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar 'Money Politics' Saat Pemilu Dilegalkan

Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar "Money Politics" Saat Pemilu Dilegalkan

Tren
Ilmuwan Temukan Eksoplanet 'Cotton Candy', Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Ilmuwan Temukan Eksoplanet "Cotton Candy", Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Tren
8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

Tren
Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Tren
Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Tren
El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

Tren
Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Tren
Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Tren
Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Tren
7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

Tren
Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Tren
Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Tren
Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke