Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Berbahayakah Memotong Kumis Kucing? Ini Kata Dokter Hewan

KOMPAS.com - Sebuah unggahan yang menanyakan bahaya kumis kucing terpotong ramai dibicarakan di Twitter.

Seorang warganet menceritakan lewat akun Twitter @kochengfs mengenai sang ayah yang iseng memotong kumis kucing peliharaan mereka.

Ia kemudian khawatir kucing tersebut akan terkena bahaya akibat kumisnya terpotong.

Lalu, benarkah kumis kucing yang terpotong akan menimbulkan bahaya pada hewan tersebut?

Fungsi kumis kucing

Menurut dokter hewan Universitas Nuda Cendana (Undana) Aji Winarso, kumis memiliki sejumlah fungsi penting bagi hewan.

Fungsi kumis kucing yaitu sebagai organ sensorik yang berguna untuk menyampaikan rangsangan dari luar tubuh ke otak.

Aji menjelaskan, kumis pada kucing merupakan alat yang membantunya meraba, memberikan peringatan, dan sebagai penyeimbang posisi kepala.

Sensor yang diterima kumis kucing akan melalui perambatan getaran menuju otak.

Dikutip dari situs VCA Animal Hospitals, kumis kucing juga disebut rambut taktikel. Helaian ini akan mengirimkan informasi ke sel-sel sensorik saat mendeteksi ada obyek atau gerakan di sekitarnya.

Saat udara berhembus atau ada benda menyentuh kumis, rambut yang sensitif ini akan bergetar dan merangsang saraf di folikel atau akar rambut.

Getaran itulah yang membuat kucing mampu mendeteksi perubahan kecil pada arus udara serta mengirimkan informasi tentang ukuran, bentuk, dan kecepatan obyek di sekitarnya.

Aji menyatakan bahwa kumis yang terpotong tidak akan membahayakan kucing.

"Kalau terpotong, tidak apa-apa," ungkapnya.

Namun, kondisi ini memang bisa membuat kucing jatuh atau menabrak sekelilingnya.

Menurut Aji, kumis menjadi penanda arah bagi kucing. Saat kumis terpotong, kucing akan mudah menabrak akibat ada perbedaan panjang pada helaian kumisnya.

"Makanya bila panjang kanan kiri berbeda, katakan karena digunting sebelah, maka jadi miring karena ancer-ancer-nya salah," jelasnya.

Meski demikian, Aji menolak anggapan bahwa kucing yang kumisnya terpotong akan kehilangan nafsu makan. Ini karena tidak ada pengaruh langsung antara kumis dengan pencernaan kucing.

Ia menyebut, kemungkinan kucing tidak nafsu makan karena kaget di awal waktu kumisnya terpotong. Hewan berbulu ini belum terbiasa dengan standar jarak yang baru.

"Karena ini terkait jauh-dekatnya makanan dan meraba tempat makanan," tambah Aji.

Kucing sesungguhnya sulit melihat posisi di depan mulut. Saat kumisnya terpotong, ia akan akan semakin kesusahan meraba tempat makanannya dan bisa berakhir tidak makan.

Walaupun kumis yang memiliki fungsi penting terpotong, Aji menegaskan kondisi ini tidak permanen sehingga pemilik kucing tidak perlu khawatir.

"Nanti tumbuh lagi," ucapnya.

Aji memperkirakan, kumis kucing akan tumbuh seperti rambut biasa, tergantung nutrisi yang dimiliki.

Paling tidak, butuh waktu 2-3 bulan sampai panjang kumis kucing kembali ke ukuran normal.

Bantuan organ lain

Dokter hewan asal Kabupaten Magelang, Arif Fajar menambahkan, meski kumis kucing terpotong, kegiatan sehari-harinya tidak akan terlalu terganggu.

Hal ini karena kucing memiliki organ-organ sensorik lainnya, selain kumis.

"Tapi masih ada organ lain, seperti mata dan hidung yang cukup penting untuk kucing," pungkasnya.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/01/27/081500565/berbahayakah-memotong-kumis-kucing-ini-kata-dokter-hewan-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke