Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apa Itu OCD? Ini Gejala, Penyebab, dan Penanganannya

KOMPAS.com - Bagi Anda yang sering bolak-balik ke dapur cuma untuk memastikan kompor sudah dimatikan atau berulang kali membersihkan piring yang bahkan sebelumnya sudah dicuci, hati-hati karena mungkin itu gejala Obsessive Compulsive Disorder (OCD).

OCD juga kerap kali diasosiasikan dengan perasaan tidak nyaman seseorang saat melihat hal-hal yang tidak beraturan.

Hal ini mungkin sudah bukan hal baru lagi bagi kebanyakan masyarakat. Namun, beberapa orang mungkin belum benar-benar memahami apa itu OCD.

Apa itu OCD?

Apa itu OCD?

Dikutip dari Psychiatry, OCD adalah gangguan yang terjadi saat seseorang memiliki pikiran atau ide yang tidak bisa dikontrol (obsesi) yang kemudian mendorongnya untuk melakukan kegiatan secara berulang-ulang (kompulsi).

Perilaku berulang ini bisa mengganggu aktivitas sehari-hari dan interaksi seseorang secara sosial.

Contoh dari OCD, misalnya berulang kali mencuci piring yang sudah dicuci atau berulang kali memeriksa barang.

Seseorang dengan OCD akan terus terganggu dengan pikirannya akan sesuatu yang membuatnya tak nyaman.

Sehingga, ketika dirinya tak melakukan hal yang membuatnya khawatir tersebut secara berulang, maka seseorang tersebut akan merasakan ketakutan yang besar.

Beberapa orang OCD mengetahui pikirannya terlalu obsesif dan tak realistis bagi orang lain. Namun, sering kali mereka tak bisa berdamai dengan pikiran tersebut.

Dikutip dari MayoClinic, orang yang OCD biasanya akan berpusat pada tema tertentu.

Sebagai contoh, takut yang berlebihan pada kontaminasi kuman.

Dengan demikian, untuk meredakan ketakutan itu, Anda mungkin secara berulang mencuci tangan bahkan sampai tangan terasa sakit dan pecah-pecah.

Gejala

Seseorang yang menderita OCD akan cenderung menunjukkan gejala obsesi dan kompulsi.

Namun, bisa pula hanya memiliki gejala obsesi saja atau kompulsif.

Obsesi OCD biasanya akan memunculkan pikiran atau gambaran berulang yang mengganggu hingga memunculkan adanya kecemasan.

Adapun obsesi ini biasanya memiliki tema, antara lain:

  1. Takut terkontaminasi atau kotor
  2. Keraguan dan kesulitan menoleransi ketidakpastian
  3. Mengharuskan sesuatu teratur dan simetris
  4. Pikiran agresif tentang kehilangan kendali untuk melukai diri sendiri atau orang lain

Sementara kompulsi OCD akan mendorong seseorang melakukan tindakan berulang untuk mengurangi kecemasan.

Kompulsi OCD juga memiliki tema, yakni:

  1. Mencuci dan membersihkan
  2. Memeriksa
  3. Perhitungan
  4. Menuntut kepastian

OCD dapat dimulai sejak remaja atau dewasa, tetapi juga bisa dimulai saat masih kanak-kanak.

Gejala OCD biasanya muncul bertahap dan bervariasi, sehingga jenis obsesi dan kompulsi bisa berubah seiring waktu.

Bagi penderitanya, gejala OCD umumnya memburuk saat seseorang mengalami stress.

Cara penanganan OCD

Salah satu hal yang harus dilakukan oleh penderita OCD adalah melakukan terapi. Terapi tersebut, yakni jenis terapi perilaku-kognitif (CBT).

Selama sesi perawatan pasien akan dihadapkan pada situasi yang ditakuti yang berfokus pada obsesi mereka.

Nantinya, mereka akan dibiasakan dan menjadi belajar bahwa mereka bisa mengatasi pikirannya tanpa harus melakukan perbuatan berulang.

Selain itu, seseorang dengan OCD juga bisa dilakukan pengobatan serta mungkin memerlukan perawatan bedah saraf.

Penyebab OCD

Penyebab OCD belum sepenuhnya diketahui, tetapi diperkirakan terkait faktor, yakni:

  1. Biologi: mungkin akibat perubahan kimia alami tubuh atau otak
  2. Genetika: faktor keturunan bisa memengaruhi OCD
  3. Lingkungan: ketakutan OCD bisa muncul karena mengamati anggota keluarga yang lain

OCD juga berisiko muncul pada orang yag memiliki trauma tertentu, ataupun pada orang yang memiliki gangguan kesehatan mental lainnya.

 

https://www.kompas.com/tren/read/2022/12/17/070000865/apa-itu-ocd-ini-gejala-penyebab-dan-penanganannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke