KOMPAS.com - Demonstrasi mahasiswa yang dipelopori oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) baru saja digelar di depan Gedung DPR RI, Senin (11/3/2022).
Sekitar 1.000 mahasiswa beramai-ramai menyuarakan tuntutannya, termasuk soal penolakan penundaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 atau masa jabatan tiga periode.
Semula, demonstrasi 11 April 2022 ini berjalan dengan damai. Namun tiba-tiba, kericuhan pecah menjelang sore hari.
Berikut sejumlah fakta seputar demo 11 April 2022:
1. Kapolri dan Wakil Ketua DPR temui massa
Senin sore, petugas kepolisian tiba-tiba membentuk barisan dan membuka jalur bagi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Parbowo beserta Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel, Sufmi Dasco, dan Lodewijk.
Keempat orang tersebut menemui massa aksi dan naik ke atas mobil komando untuk mendengarkan orasi secara langsung.
Sebagai jawaban atas tuntutan massa, Sufmi memastikan DPR akan menerima aspirasi, termasuk terkait penundaan Pemilu 2024.
"Paling penting permintaan kawan-kawan untuk DPR RI, MPR RI tidak melakukan penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden. DPR RI, MPR RI tidak akan ditekan. DPR RI kita bersikap untuk mendapatkan persiapan pemilu," tegasnya dari atas mobil komando, dikutip dari Kompas.com (11/4/2022).
Pantauan Kompas.com (11/4/2022), sore hari usai Kapolri dan tiga Wakil Ketua DPR RI pergi meninggalkan massa, kericuhan tiba-tiba saja terjadi.
Massa aksi saling mendorong sambil berteriak bahwa ada provokator. Beberapa di antaranya juga saling melempar botol air mineral.
Melihat kericuhan, polisi pun menembakkan gas air mata yang mengurai massa ke sisi timur dan barat Jalan Gatot Subroto, di depan Gedung DPR.
Aksi demonstrasi pun berakhir dengan iringan asap dan suara letupan yang beberapa kali terdengar.
3. Pengeroyokan Ade Armando
Demonstrasi yang terjadi Senin (11/4/2022) juga disertai aksi pengeroyokan terhadap pegiat media sosial sekaligus dosen Fisip Universitas Indonesia (UI), Ade Armando.
Diberitakan Kompas.com, Ade Armando yang sebelumnya bergabung dalam barisan massa tiba-tiba saja ditarik dan didorong hingga terjatuh. Ia pun dikeroyok hingga babak belur dengan wajah penuh darah.
Aparat kepolisian yang berada di lokasi langsung menghentikan aksi kekerasan tersebut dan mengevakuasi Ade Armando.
Atas kejadian ini, polisi memastikan bahwa pengeroyok dosen UI tersebut bukanlah dari kalangan mahasiswa.
"Pada saat anggota kami melakukan evakuasi (terhadap Ade Armando), massa non-mahasiswa bertambah beringas, menyerang anggota, sehingga 6 anggota kami yang melakukan evakuasi terluka," kata Kapolda Metro Jaya Irjen pol Fadil Imran dalam jumpa pers di Gedung DPR, Senin malam.
Pos polisi Penjompongan dibakar oleh sekelompok orang setelah aksi demonstrasi di depan Gedung DPR ricuh.
Dikonfirmasi Kompas.com pada Senin malam, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan mengatakan bahwa aksi pembakaran terjadi sekitar pukul 19.00 WIB.
Kesaksian dari warga sekitar, Haedar, kejadian bermula dari bentrokan massa dan aparata kepolisian.
Tidak lama, sejumlah orang mendatangi pos polisi Penjompongan yang tepat di seberang Menari BRI tersebut.
"Dia ngerusak plang presisi sampai pecah," ucap Haedar.
Menurut Haedar, sejumlah orang merusak beberapa fasilitas di pos polisi tersebut menggunakan bambu dan melempar sejumlah batu.
Orang-orang tersebut kemudian membakar pos polisi Penjompongan.
"Mereka bakar juga kursi di dalam, terus kursinya dikeluarin, makanya sempat lengang juga tadi posisi jalanan," katanya.
5. Anggota Ditlantas dikeroyok
Anggota Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Metro Jaya, AKP Rudi Wiransyah turut menjadi korban pengeroyokan massa oleh sekelompok orang tak dikenal.
Diberitakan Kompas.com (12/4/2022), Rudi mengevakuasi mobil-mobil yang terjebak di jalan tol depan Gedung DPR, akibat kerumunan massa pengunjung rasa.
"Pada saat itu saya berada di lokasi. Kami bersama-sama berusaha mengevakuasi kendaraan di tol untuk putar arah," jelas Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Sambodo Purnomo Yogo, di Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin petang.
Tiba-tiba saja, Rudi diserang. Keterangan dari Sambodo, Rudi terkena pukulan dari beberapa orang.
"Tiba-tiba kami diserang massa. Kebetulan AKP Rudi berada di posisi paling belakang. Ada yang memukuli AKP Rudi dan menendang motornya sehingga terjatuh," kata Sambodo.
Atas penyerangan tersebut, Rudi menderita memar di bagian kepala, dada, dan pinggang kiri. Kendaraannya pun turut rusak.
"Mohon doanya dari seluruh masyarakat supaya beliau sembuh," pinta Sambodo.
(Sumber: Kompas.com/Nicholas Ryan Aditya; Muhammad Isa Bustomi; Reza Agustian; Nirmala Maulana Achmad | Editor: Krisiandi; Ihsanuddin; Nursita Sari; Kristian Erdianto)
https://www.kompas.com/tren/read/2022/04/12/083500565/fakta-demo-11-april-di-dpr-berujung-ricuh-dan-pengeroyokan