Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

"Verse" apalagi Setelah "Metaverse"

Kemudian saya mulai mengenal istilah alam semesta. Setelah manusia mulai meluncurkan roket sebagai kendaraan untuk terbang ke arah bintang-bintang dan rembulan maka saya mulai mengenal istilah angkasa luar.

Setelah mulai mempelajari ilmu pengetahuan yang di Jerman disebut sebagai Wissenschaft sementara di Inggris dan Amerika Serikat disebut science maka saya mulai mengenal istilah kosmologi yang berupaya mempelajari apa saja yang ada mau pun tidak ada atau belum diketahui di angkasa luar.

Dari kosmologi saya tersadar bahwa macroverse adalah kosmos yang berada di angkasa luar sementara microverse adalah kosmos yang berada di angkasa dalam. Dalam bahasa Jawa angkasa luar alias macroverse disebut sebagai jagad gede atau jagad raya sementara angkasa dalam alias microverse disebut jagad alit.

Lambat laun saya tersadar bahwa alam semesta sebagai bahasa Indonesia dalam bahasa yang lebih universal disebut sebagai universe.

Setelah para kosmolog menduga bahwa ternyata universe bukan cuma satu apalagi satu-satunya maka muncul terminologi multiverse. Akibat tidak mampu membuktikan kebenaran maupun kekeliruan istilah multiverse maka terpaksa saya percaya saja kepada hipotesa para kosmolog apalagi istilah multiverse terkesan keren seperti istilah-istilah yang digunakan pada Star Trek atau Star War.

Metaverse

Sementara saya masih menikmati nikmatnya kenikmatan sok ilmiah pada istilah multiverse yang menggantikan universe, mendadak Mark Zuckerberg mengganti nama Facebook menjadi Meta dengan logo lambang infinitas alias ketakterhinggaan (silakan baca naskah saya “Ketika Zuckerberg mengganti nama Facebook” Kompas.com, 31 Oktober 2021)

Konon nama Meta berakar pada metaverse sebagai pengembangan futuristik istilah universe. Pada hakikatnya, metaverse adalah istilah terbaru, terkeren sementara ini bagi alam semesta.

Meski pada kenyataan memang sudah tua bangka namun demi tidak dianggap tua bangka ketinggalan zaman maka saya memaksakan diri saya untuk tidak ketinggalan sok ilmiah menggunakan istilah terbaru terkeran yaitu metaverse itu.

Berdasar kesepakatan berbagai pihak yang kompeten maupun inkompeten, istilah metaverse pada hakikatnya bermakna a digital reality that combines aspects of social media, online gaming, augmented reality (AR), virtual reality (VR), and cryptocurrencies to allow users to interact virtually. Augmented reality overlays visual elements, sound, and other sensory input onto real-world settings to enhance the user experience. In contrast, virtual reality is entirely virtual and enhances fictional realities.

Itu berarti metaverse merambah ke alam filsafat yang mencoba melakukan telaah terhadap apa yang disebut sebagai kenyataan seperti yang saya pertanyakan di dalam naskah Sebenarnya Kenyataan Itu Apa? (Kompas.com,19 November 2021).

Berdasar rekam-jejak pengombang-ambingan istilah akibat obsesi gonta-ganti istilah maka saya merasa yakin bahwa pada suatu saat nanti istilah metaverse akan diganti dengan istilah verse lain lagi yang jauh lebih keren, agar jauh lebih eksklusif akibat jauh lebih sulit dipahami insan awam jelata seperti saya ini.

Kulo sendiko dawuh alias saya manut saja deh!

https://www.kompas.com/tren/read/2021/12/20/132000065/-verse-apalagi-setelah-metaverse-

Terkini Lainnya

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 26-27 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 26-27 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kronologi Jampidsus Kejagung Dibuntuti Densus 88 | Rumput GBK Disorot

[POPULER TREN] Kronologi Jampidsus Kejagung Dibuntuti Densus 88 | Rumput GBK Disorot

Tren
Daftar Lengkap Urutan Film Mad Max, Terbaru Furiosa

Daftar Lengkap Urutan Film Mad Max, Terbaru Furiosa

Tren
Aktif di Malam Hari, Berikut 10 Spesies yang Termasuk Hewan Nokturnal

Aktif di Malam Hari, Berikut 10 Spesies yang Termasuk Hewan Nokturnal

Tren
Kisah Mat Bin Mat Suroh, Bertaruh Nyawa Selamatkan Kereta Api dari Kecelakaan Fatal

Kisah Mat Bin Mat Suroh, Bertaruh Nyawa Selamatkan Kereta Api dari Kecelakaan Fatal

Tren
12 Jenis Kanker yang Paling Sering Menyerang Pria, Apa Saja?

12 Jenis Kanker yang Paling Sering Menyerang Pria, Apa Saja?

Tren
Kisah Pasutri Berangkat Haji Beda Kloter, Bertemu di 'Gerbang Cinta' Masjid Nabawi

Kisah Pasutri Berangkat Haji Beda Kloter, Bertemu di "Gerbang Cinta" Masjid Nabawi

Tren
Jarang Disadari, Ini Efek Samping Vitamin C jika Dikonsumsi Berlebihan

Jarang Disadari, Ini Efek Samping Vitamin C jika Dikonsumsi Berlebihan

Tren
3 Perbedaan People Water's Forum dan World Water Forum, Sama-sama Digelar di Bali Tahun Ini

3 Perbedaan People Water's Forum dan World Water Forum, Sama-sama Digelar di Bali Tahun Ini

Tren
450 Bus Shalawat Siap Antar Jemaah Haji di Mekkah, Ini 22 Rutenya

450 Bus Shalawat Siap Antar Jemaah Haji di Mekkah, Ini 22 Rutenya

Tren
Starlink Resmi Diluncurkan di Indonesia, Pakar Ingatkan Potensi Ancaman Siber

Starlink Resmi Diluncurkan di Indonesia, Pakar Ingatkan Potensi Ancaman Siber

Tren
Tas Berisi Uang Rp 15 Juta Milik Jemaah Haji Indonesia Hilang di Masjid Nabawi, Ditemukan TKW

Tas Berisi Uang Rp 15 Juta Milik Jemaah Haji Indonesia Hilang di Masjid Nabawi, Ditemukan TKW

Tren
Daftar Gangguan Mental yang Ditanggung BPJS Kesehatan, Apa Saja?

Daftar Gangguan Mental yang Ditanggung BPJS Kesehatan, Apa Saja?

Tren
Cara Menulis Teks Miring atau Italic di Chat WhatsApp

Cara Menulis Teks Miring atau Italic di Chat WhatsApp

Tren
Alasan Nomor SIM Diganti NIK KTP, Berlaku Mulai 2025

Alasan Nomor SIM Diganti NIK KTP, Berlaku Mulai 2025

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke