Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Stok Vaksin di Daerah Disebut Habis, Ini Penjelasan Kemenkes

KOMPAS.com - Sejumlah daerah di Indonesia mengeluhkan bahwa ketersediaan vaksin Covid-19 mulai kosong.

Hal ini dikhawatirkan akan berimbas pada proses vaksinasi dosis kedua di sejumlah daerah.

"Bapak/ibu di @KemenkesRI @KemenBUMN @DivHumas_Polri @Puspen_TNI. Mohon bantuannya ketersediian vaksin di daerah daerah seperti Samarinda dan daerah-daerah lainnya. Masyarakat antusis mendapatkan vaksinasi tapi stok semakin kurang. Tetap semangat pak/bu. Salam sehat," tulis akun Twitter @covid_hater.

Penjelasan Kemenkes

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan, stok vaksin Covid-19 tidak kurang atau langka, melainkan proses distribusiannya memerlukan beberapa tahap dan waktu.

"Bukan langka, tidak semua daerah habis vaksinnya," ujar Nadia, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (3/8/2021).

Menurut Nadia, masyarakat perlu memahami bahwa vaksin Covid-19 yang diterima tidak datang sekaligus atau secara bersamaan.

"Vaksin-vaksin ini datangnya bertahap, kebutuhan kita untuk menyuntik itu 208 juta sasaran atau untuk sekitar 426 juta dosis. Itu yang baru kita terima sampai saat ini baru 150 juta dosis, artinya hanya menyasar 25 juta sasaran," lanjut dia.

Selain itu, Nadia mengatakan bahwa penyebab kurangnya ketersediaan vaksin Covid-19 dikarenakan jumlah orang yang akan disuntik vaksin jauh lebih besar ketimbang ketersediaan vaksin.

Ia juga menekankan kepada petugas vaksin untuk melakukan pengaturan penyuntikan vaksin.

"Jadi, otomatis kalau di daerah-daerah tidak melakukan pengaturan penyuntikan pasti akan ada kekosongan stok," ujar Nadia.

Menurut dia, karena vaksin Covid-19 datang secara bertahap, sehingga perlu pengaturan penyuntikan yang lebih jamak.

Butuh waktu

Tidak hanya itu, penyebab lain dari kurangnya stok vaksin Covid-19 di daerah karena proses vaksin setengah jadi (bulk) menjadi vaksin yang jadi membutuhkan waktu di Bio Farma.

"Jadi, kita minta juga Bio Farma untuk melakukan percepatan untuk vaksin jadi ini," ujar Nadia.

Selain itu, vaksin yang sudah jadi juga akan melalui proses quality control.

Artinya, harus ada waktu bagi Kemenkes untuk menerima dan mendiskusikan penyebaran vaksin Covid-19 tersebut.

Dikutip dari Kompas.com, Sabtu (31/7/2021), Juru Bicara Bio Farma Bambang Heriyanto menyampaikan bahwa sebanyak 117,1 juta dosis bulk vaksin Covid-19 telah diproses hingga 29 Juli 2021 dan menghasilkan 92,1 juta dosis produk jadi.

Dari jumlah itu, 74 juta dosis di antara sudah mendapatkan lot rilis dan 18,1 juta dosis dalam proses karantina.

Bambang mengatakan, distribusi vaksin oleh Bio Farma tergantung pada permintaan dan Kementerian Kesehatan.

Dari penjabaran penyebab itu, Nadia mengimbau kepada petugas vaksinasi untuk tetap patuh dalam melaporkan stok vaksinnya.

"Karena kalau tidak mengupdate stok vaksinnya, kita tidak bisa menindaklanjutinya," ujar Nadia.

Bagaimana jika dosis kedua terlambat?

Terkait dampak yang terjadi jika keterbatasan stok vaksin di daerah adalah proses penyuntikan dosis kedua vaksin Covid-19 menjadi tidak sesuai jadwal.

"Kalau kita bicara soal dosis kedua, sampai sekarang dosis kedua itu kalau terlambat tidak terlalu menjadi masalah," ujar Nadia.

Menurutnya, jika di wilayah itu sudah tersedia vaksin harus segera dilakukan penyuntikan, maksimum 1 bulan jeda antara vaksinasi dosis pertama dengan dosis kedua.

Ia menambahkan, bagi orang sakit juga diperbolehkan untuk vaksinasi jika kondisinya sudah membaik.

Progres rilis dan distribusi dosis vaksin Covid-19

Di sisi lain, Nadia juga menjelaskan mengenai data progres rilis dan distribusi dosis vaksin untuk Covid-19 dari Kemenkes pada Senin (2/8/2021).

Berikut rinciannya:

  • Vaksin yang terdistribusi: 86.253.981
  • Vaksin yang siap dikirim 6.625.429
  • Vaksin stok on hand: 4.600.636

Untuk progres rilis berdasarkan jenis vaksinnya yakni:

Vaksin CoronaVac

  • Jumlah rilis: 3.000.000
  • Terdistribusi: 3.000.000

Bio Farma

  • Bulk: 144.700.000
  • Jumlah rilis: 74.582.200
  • Terdistribusi: 64.479.100
  • Siap dikirim: 1.686.100
  • Stock on hand: 139.000

AstraZeneca

  • Jumlah rilis: 14.897.800
  • Terdistribusi: 1.455.524
  • Siap dikirim: 1.565.900

Moderna

  • Jumlah rilis: 4.500.160
  • Stock on hand: 139.000

Sinopharm

  • Jumlah rilis: 499.886
  • Siap dikirim: 373.429

Lebih lanjut, dosis vaksin terkirim tahap 1 dan 2 yakni sebanyak 86.253.981 vaksin.

Sedangkan untuk vaksin yang telah digunakan di 34 provinsi yakni sebanyak 67.884.947 dosis.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/08/03/170000165/stok-vaksin-di-daerah-disebut-habis-ini-penjelasan-kemenkes

Terkini Lainnya

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Tren
Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Tren
5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

Tren
Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Tren
Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis 'How to Make Millions Before Grandma Dies'

Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis "How to Make Millions Before Grandma Dies"

Tren
Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Tren
Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

Tren
8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

Tren
3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

Tren
Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Tren
AS Hapuskan 'Student Loan' 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

AS Hapuskan "Student Loan" 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

Tren
Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Tren
Apakah Gerbong Commuter Line Bisa Dipesan untuk Rombongan?

Apakah Gerbong Commuter Line Bisa Dipesan untuk Rombongan?

Tren
Kapan Tes Online Tahap 2 Rekrutmen BUMN 2024? Berikut Jadwal, Kisi-kisi, dan Syarat Lulusnya

Kapan Tes Online Tahap 2 Rekrutmen BUMN 2024? Berikut Jadwal, Kisi-kisi, dan Syarat Lulusnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke