Dalam video itu, seorang pria yang memperagakan cara membersihkan hidung menggunakan cairan NaCl 0,9 persen. Video beradar dan ramai di media sosial sejak Jumat (23/7/2021).
Faheem Younus lantas ikut membahasnya melalui cuitan di Twitter. Dokter ahli penyakit dalam dan menular dari Universitas Maryland Amerika Serikat tersebut mengomentari betapa cairan NaCl tidak bermanfaat dalam mencegah maupun menyembuhkan Covid-19.
"How to suffer unnecessary pain. This won’t reduce your risk of Covid. Bagaimana menderita rasa sakit yang tidak perlu. Ini TIDAK akan mengurangi risiko COVID Anda," tulisnya.
Tidak boleh dilakukan sembarangan
Dokter spesialis THT dari RS Eka Hospital BSD, Jakarta, dr Fikry Hamdan Yasin menegaskan bahayanya membersihkan hidung dengan cara seperti yang diperagakan dalam video. Menurutnya, terapi cuci hidung tidak bisa sembarangan.
Dari sisi bahan larutan, membersihkan hidung dengan harus dilakukan oleh ahlinya. Apalagi cairan NaCl 0,9 persen adalah bahan kimia khusus yang musti digunakan secara hati-hati.
Dikutip dari pemberitaan Kompas.com (29/6/2021), Fikry menjelaskan, sebaiknya cairan NaCl 0,9 persen tersebut tidak diganti dengan bahan lainnya. Ia mencontohkan garam dapur, yang justru merusak mukosa hidung.
Penggunaan garam, kata dia, tidak dibenarkan karena konsentrasinya tidak tepat. "Ini bisa menyebabkan mukosa atau lapisan hidung menjadi rusak atau iritasi,” ujar Fikry.
Fikry menjelaskan bahwa bakteri atau flora normal yang ada di hidung, tenggorokan atau mulut bisa ikut musnah jika melakukan cuci hidung menggunakan garam.
Fikry mengimbau terapi cuci hidung dilakukan untuk tujuan yang tepat.
Untuk orang yang sehat, cuci hidung bisa dilakukan secara rutin di pagi hari dan malam sebelum tidur. Sedangkan untuk mencegah penyakit bisa dilakukan setelah terpapar atau bertemu orang sakit.
Hanya kurangi lendir akibat infeksi
Video yang beredar menimbulkan persepsi bagi masyarakat bahwa cara tersebut efektif mencegah tertular Covid-19. Namun dokter menegaskan bahwa itu bukan fungsinya.
Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Timur, dr Achmad Chusnu Romdhoni menyampaikan, tindakan pembersihan hidung dapat dilakukan untuk melembabkan hidung.
"Ini cara yang bagus untuk melembabkan hidung. Tapi tujuannya tidak perlu dilebih-lebihkan, apalagi untuk mengobati Covid-19," ujar Rhomdoni saat dihubungi Kompas.com, Jumat (23/7/2021).
Dokter spesialis THT ini menjelaskan, tindakan pembersihan hidung juga berfungsi untuk menjaga kinerja palut lendir (mucous blanket). Menurutnya, palut lendir jika bekerja dengan baik maka ia akan menangkap patogen dan membuangnya ke belakang.
Selain itu, tindakan pembersihan hidung ini bisa dilakukan menggunakan air biasa maupun air garam isotonik (larutan NaCl).
Hal ini juga ditegaskan oleh Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19, dr Alexander Ginting. Larutan NaCl, kata dia, bukan berfungsi untuk membebaskan virus di ujung pangkal hidung.
"Tindakan itu hanya cuci untuk mengurangi inflamasi (peradangan) dan membersihkan sisa-sisa mukus lendir yang ada," ujar Alex saat dihubungi terpisah Kompas.com, Jumat (23/7/2021).
Lebih lanjut, Alex menjelaskan mencuci hidung seperti dalam video tersebut tidak menghindarkan kita dari penularan Covid-19.
Namun, teknik bertujuan untuk mengurangi keluhan hidung yang teriritasi atau inflamasi akibat alergi, infeksi ataupun oleh agent lainnya.
"Tidak sepenuhnya (tindakan itu) sebagai bentuk tindakan terapik anti virus," katanya.
Sumber: Kompas.com (Penulis : Retia Kartika Dewi | Editor : Sari Hardiyanto)
https://www.kompas.com/tren/read/2021/07/24/101000565/kesalahan-fatal-membersihkan-dengan-nacl-pakar--hidung-bisa-rusak