Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Misteri Cuaca dan Kendali Pesawat Sriwijaya SJ 182

ADA tiga faktor yang diselidiki dalam kecelakaan pesawat udara: cuaca, kegagalan mesin, dan perangkat yang terkait dengan sistem kendali atau flight control.

Dua kecelakaan terakhir pada pesawat maskapai penerbangan Indonesia, yang kebetulan sama-sama menghujam ke lautan, hasil penyelidikannya sama: salah satunya adalah masalah kendali pesawat.

Tulisan ini dan program AIMAN yang akan tayang pada Senin pukul 20.00 tidak bermaksud mendahului hasil penyelidikan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), melainkan untuk melihat kemungkinan-kemungkinan penyebab agar bisa menjadi pesan bagi operasional maskapai di masa pandemi yang memang tidak sesibuk biasanya.

Apa yang terjadi bila tidak sesibuk biasanya?

Setidaknya, regulator penerbangan di Amerika Serikat, Federal Aviaton Administration (FAA), telah memberikan peringatan tentang potensi kegagalan mesin terhadap pesawat Boeing 737 baik jenis next generation maupun classic yang tidak dioperasikan selama selama 7 hari.

Pemeliharaan pesawat dan musim pandemi

Pemeliharaan pesawat memang menjadi masalah krusial dalam penerbangan. Pengamat penerbangan Alvin Lie mengungkapkan, pemeliharaan ini dilakukan oleh maskapai yang mengoperasikan pesawat dan berkoordinasi dengan pabrikan pesawat. Di samping itu, pengawasan menyeluruh juga dilakukan regulator, dalam hal ini adalah Kementerian Perhubungan.

Yang cukup melegakan, menurut Alvin, sejak 2016 pengawasan pesawat di Indonesia naik terus peringkatnya hingga menduduki peringkat layanan kualitas penerbangan termasuk faktor keamanan (safety) pada posisi lima besar terbaik di dunia.

"Pada 2016 pemerintah sudah mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki faktor safety. Pertama, regulasi diperbaiki. Kedua, organisasi regulator diperbaiki. Ketiga, SDM regulator, baik kuantitas maupun kualitas, diperbaiki. Keempat, infratruktur diperbaiki. Kelima, tata pelayanan navigasi penerbangan yang diperbaiki," kata Alvin kepada saya saat wawancara di program AIMAN.

Lalu mengapa kecelakaan tetap terjadi?

Cuaca, mesin, dan kendali pesawat

Saya mendatangi Ketua KNKT 2007-2015 Marsekal Muda Purnawirawan Tatang Kurniadi untuk menanyakan soal permasalahan yang kerap terjadi pada kecelakaan pesawat.

Pertama soal cuaca; kedua soal mesin; dan ketiga soal sistem kendali atau seluruh perangkat yang berkaitan dengan kemudi pesawat.

Apakah benar cuaca bisa diantisipasi?

Jawabnya ya. Cuaca bisa diantisipasi melalui arahan pengawas lalu lintas penerbangan di menara bandara (ATC) atau radar pada pesawat yang dibaca oleh para penerbang.

Bahkan, pesawat penumpang saat ini yang kerap digunakan maskapai besar sudah didesain untuk menghadapi cuaca buruk sekalipun, termasuk jika terkena sambaran petir, misalnya.

Demikian pula dengan mesin. Tatang menyampaikan, setiap sekolah pilot di mana pun selalu memiliki kurikulum mematikan mesin di udara lalu mencoba mendaratkannya.

"Semua siswa sekolah pilot diajari bagaimana mesin dalam kondisi mati lalu pilot harus mendaratkan pesawat," kata Tatang, jenderal lulusan TNI AU 1970 dan lama menjadi penerbang pesawat tempur.

Lalu, bagaimana jika yang bermasalah adalah sistem kemudi alias flight control pesawat, apakah fatal? Tatang menjawab, Iya.

Dua kecelakaan pesawat sebelumnya yakni Air Asia QZ 8501 dan Lion Air JT 610 yang sama-sama menghujam ke laut disebabkan masalah flight control.

Meski demikian, kita tidak bisa langsung "jump to conclusions" (mengambil kesimpulan dengan jalan pintas) bahwa pesawat Sriwijaya SJ-182 disebabkan karena masalah yang sama.

Air Asia yang mengalami kecelakaan pada 2015 disebabkan oleh faktor kombinasi antara human error (kesalahan manusia) dan faktor sistem kendali, yakni rusaknya Rudder Travel Limiter (RTL) yang membatasi naik-turun moncong pesawat.

Kita tahu bahwa ketika moncong pesawat alias angle of attack (AOA) terlalu menanjak (di atas 15 derajat) maka pesawat akan kehilangan daya angkat (stall) dan jatuh.

Demikian pula dengan pesawat Lion Air JT-610 yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat, pada 2018. Penyebabnya adalah indikator pada angle of attack yang membuat pesawat juga mengalami stall.

Penyelidikan KNKT masih terus berlangsung. Seluruh perangkat dan data telah dikumpulkan. Tanpa bermaksud mendahului hasil penyelidikan, sudah selayaknya pengawasan diperketat selama pandemi.

Bukankah kita berkeyakinan sama dalam konteks dunia transportasi, terlebih di udara, bahwa inspeksi paripurna adalah harga mati!

Saya Aiman Witjaksono.
Salam!

https://www.kompas.com/tren/read/2021/01/18/063928265/misteri-cuaca-dan-kendali-pesawat-sriwijaya-sj-182

Terkini Lainnya

Embun Upas Akan Muncul Kembali di Dieng, Kapan Terjadi?

Embun Upas Akan Muncul Kembali di Dieng, Kapan Terjadi?

Tren
Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC)? Berikut Tugas dan Wewenangnya

Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC)? Berikut Tugas dan Wewenangnya

Tren
ICC Ajukan Surat Penangkapan Pimpinan Israel dan Hamas, Peluang Netanyahu Ditahan?

ICC Ajukan Surat Penangkapan Pimpinan Israel dan Hamas, Peluang Netanyahu Ditahan?

Tren
Ali Bagheri, Diplomat Ulung dan Pengkritik Keras Barat yang Kini Menjabat sebagai Menlu Iran

Ali Bagheri, Diplomat Ulung dan Pengkritik Keras Barat yang Kini Menjabat sebagai Menlu Iran

Tren
Cerita di Balik Jasa 'Santo Suruh' yang Mau Disuruh Apa Saja, dari Jemput Anak Main juga Kubur Ari-ari

Cerita di Balik Jasa "Santo Suruh" yang Mau Disuruh Apa Saja, dari Jemput Anak Main juga Kubur Ari-ari

Tren
Suhu Udara Capai 50 Derajat Celsius, Ini Imbauan bagi Jemaah Haji yang Tiba di Makkah

Suhu Udara Capai 50 Derajat Celsius, Ini Imbauan bagi Jemaah Haji yang Tiba di Makkah

Tren
Kemendikbud Rekomendasikan 177 Karya Sastra di Sekolah, Ada 'Bumi Manusia'

Kemendikbud Rekomendasikan 177 Karya Sastra di Sekolah, Ada "Bumi Manusia"

Tren
Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan 22 Mei 2024, Klik rekrutmenbersama2024.fhcibumn.id

Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan 22 Mei 2024, Klik rekrutmenbersama2024.fhcibumn.id

Tren
UKT Semakin Mahal dan Janji Prabowo Gratiskan Biaya Kuliah di Kampus Negeri

UKT Semakin Mahal dan Janji Prabowo Gratiskan Biaya Kuliah di Kampus Negeri

Tren
Jarang Diketahui, Ini 5 Manfaat Minum Madu Campur Lemon

Jarang Diketahui, Ini 5 Manfaat Minum Madu Campur Lemon

Tren
Catat, Ini 4 Suplemen yang Bisa Sebabkan Kepala Pusing

Catat, Ini 4 Suplemen yang Bisa Sebabkan Kepala Pusing

Tren
Cerita Ed Dwight, Butuh 60 Tahun Sebelum Wujudkan Mimpi Terbang ke Luar Angkasa

Cerita Ed Dwight, Butuh 60 Tahun Sebelum Wujudkan Mimpi Terbang ke Luar Angkasa

Tren
Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Tren
Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang 'Jaka Sembung'

Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang "Jaka Sembung"

Tren
Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke