Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

10 Negara Alami Resesi, Apa yang Harus Kita Ketahui soal Resesi?

KOMPAS.com - Inggris menjadi negara kesepuluh di dunia yang mengalami resesi.

Sebelumnya, negara-negara yang lebih dulu mengalami resesi yakni Jepang, Filipina, AS, Jerman, Perancis, Italia, Korea Selatan, Hong Kong, dan Singapura.

Resesi ekonomi yang dialami sejumlah negara merupakan salah satu dampak dari pandemi virus corona yang berlangsung dalam jangka waktu yang cukup lama.

Akibatnya, tidak hanya faktor kesehatan yang perlu diperhatikan, tetapi juga faktor ekonomi.

Apa yang perlu kita ketahui soal resesi ekonomi?

Ekonom senior Didik J Rachbini mengatakan, dampak resesi ekonomi dirasakan oleh sektor industri.

"Resesi itu adalah kontraksi ekonomi di mana (dampak) industri dunia usaha, perdagangan, investasi, dan perekonomi keseluruhan mengalami pertumbuhan negatif pada dua kuartal atau lebih, menjadi kuartal III," ujar Didik saat dihubungi Kompas.com, Kamis (13/8/2020).

Dalam situasi resesi, perusahaan-perusahaan terdampak, dan banyak tenaga kerja yang menjadi pengangguran.

Ketika hal ini terjadi, maka berdampak pula pada kemampuan belanja masyarakat hingga berimbas pada dunia bisnis.

"Jika resesi terjadi, ini berarti bahwa kalau kita berjualan, maka nanti yang beli sedikit, bisnis kita juga turun, jadi ekonomi juga menurun," ujar Didik.

Bijak mengelola keuangan

Di tengah situasi perekonomian seperti saat ini, ia mengimbau masyarakat agar lebih bijak mengelola keuangannya.

Tidak boros dalam berbelanja, dan harus berhemat jika masih memiliki sejumlah uang.

"Kita tidak boleh belanja-belanja lainnya, karena mendapatkan uang pendapatan kembali yang sama dengan sebelumnya itu tidak mungkin. Apalagi mendapatkan uang lebih banyak lagi," ujar Didik.

Di tengah kondisi serba terbatas ini, Didik mengungkapkan, uang dinilai sebagai "raja" di saat-saat krisis betul-betul dipergunakan dengan bijak.

"Intinya kencangkan ikat pinggang," lanjut dia.

Dampak resesi juga pasti dirasakan masyarakat yang merupakan pelaku usaha kecil, seperti para pedagang.

"Pedagang juga merasakan dampak ketika terjadi resesi,. Pekerjaan itu mulai merosot, ekonomi merosot, tetangganya banyak yang menganggur. Dulu banyak pelanggan, sekarang menjadi sepi pelanggan atau pengunjung," ujar Didik.

Pendapatan pedagang pasti akan turut menurun. Ia mencontohkan, misalnya, dalam situasi normal, pedagang bisa menjual 1.000 barang, tetapi karena situasi perekonomian seperti saat ini, mereka hanya bisa menjual 500 barang.  

"Kenapa hanya sedikit pembeli? karena pendapatan orang lain juga turun," ujar Didik. 

Berkaca dari dampak apa saja yang sudah terasa dan yang akan terjadi, Didik mengatakan, tidak ada orang yang dapat memprediksi kapan resesi akan berakhir.

Menurut dia, dampak resesi bisa lebih ringan dan perlahan kondisi membaik ketika dunia telah menemukan vaksin Covid-19.

"Kalau sudah ditemukan vaksin, maka akan cepat berlalu resesi. Tetapi, kalau belum ditemukan ya masih lanjut resesi. Tidak ada ekonom yang dapat meramal, berapa lama Covid-19 ini akan berlangsung dan berapa lama resesi ini berlangsung," ujar Didik.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/08/13/201000565/10-negara-alami-resesi-apa-yang-harus-kita-ketahui-soal-resesi-

Terkini Lainnya

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Tren
Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Tren
Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Tren
7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

Tren
Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Tren
Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi 'Study Tour', Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi "Study Tour", Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Tren
Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Tren
Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Tren
WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

Tren
Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Tren
21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

Tren
Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Tren
Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Tren
Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi 15-16 Mei 2024, Ini Daftar Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi 15-16 Mei 2024, Ini Daftar Wilayahnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke