Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dituding Minta Sumbangan melalui Kitabisa untuk Virus Corona, Ini Penjelasan MPR

KOMPAS.com – Sejumlah warganet melalui akun media sosial Twitter mempertanyakan mengenai kebenaran aksi penggalangan dana MPR RI dan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) yang dilakukan melalui SMS dan Kitabisa.

Penggalangan yang dilakukan via Kitabisa sendiri bisa diakses melalui link https://kitabisa.com/campaign/mprripeduli 

Adapun sejumlah tangkapan layar terkait SMS penggalangan dana tersebut terlihat dibagikan warganet melalui media sosial.

Dalam tangkapan yang tersebar di media sosial tersebut terlihat sebuah pesan dari MPR Peduli berbunyi:

“Mari gotong-royong melalui MPR RI PEDULI melawan Covid-19 dengan donasi nyata di *811#,”

Berbagai tanggapan terkait penggalangan dana itu muncul. Selain mempertanyakan kebenaran aksi penggalangan dana tersebut, warganet juga menganggap aksi tersebut kurang pantas dilakukan, karena MPR seolah seperti meminta sumbangan dari rakyat.

“Izin bertanya @MPRRI @fpks_mprri @DPR_RI
Apkh benar MPR RI dn BPIP menggalang dana peduli covid 19 via SMS dn Kitabisa?

Lembaga negara jadi lembaga sosial? Kerja pejabat bikin kebijakan dari APBN utk rakyat. Bukan minta dana dari rakyat. @ronavioleta,”  tulis akun @WulanSaroso

"Donasi bahasanya di perhalus, coba di tulis "telkomsel dan MPR minta SUMBANGAN MASYARAKAT" kira2 malu ga," tulis akun @tiaklose7.

"MPR guys juga minta sumbangan
Padahal rakyat yang seharusnya di sumbang
Miris sih gaji fantastis mereka pada kemana??

Giliran ke rakyat minta donasi, padahal ekonomi rakyat masih banyak di bawah jauh pas-pasan di tambah wabah dan banyaknya PHK" ujar @Sawihijauputih

Konfirmasi Kompas.com

Terkait dengan hal tersebut Kompas.com mengonfirmasi kebenaran adanya penggalangan dana yang diadakan oleh MPR dan BPIP melalui SMS dan Kitasbisa

Saat dihubungi Kompas.com Minggu (3/5/2020) Wakil Ketua MPR dari fraksi PPP, Arsul Sani  membenarkan hal tersebut.

“Betul, ini sudah berlangsung lebih dari 2 minggu, semua donasi yang masuk juga bisa diketahui di situ,” ujar Arsul saat dihubungi Kompas.com Minggu (3/5/2020).

Saat dimintai tanggapannya terkait pandangan miring beberapa warganet, Arsul mengatakan, semua pimpinan MPR telah ikut berdonasi.

“Kalau Anda cek, di web donasi tersebut, semua pimpinan MPR telah berdonasi. Jadi bukan pimpinan MPR meminta donasi, tetapi mengajak masyarakat berdonasi sebagai bagian dari empati kepada kelompok masyarakat yang terdampak berat dengan Covid-19 ini,” terang Arsul.

Terkait dengan kekhawatiran warganet, dana tersebut nantinya akan diberikan ke masyarakat atas nama MPR, Arsul membantah hal tersebut.

“Hasil donasinya tidak dikelola oleh MPR tapi langsung oleh Telkomsel dan mitra yang bekerja sama, langsung disalurkan,” ujar dia.

Arsul menegaskan donasi tersebut bukanlah sebuah paksaan.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/05/04/043400165/dituding-minta-sumbangan-melalui-kitabisa-untuk-virus-corona-ini-penjelasan

Terkini Lainnya

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Tren
Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Tren
BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

Tren
Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Tren
Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Tren
Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Tren
Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke