Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Akhir Perjalanan Hidup Pangeran Samudro di Gunung Kemukus

Kompas.com - 14/12/2023, 19:00 WIB
Rebeca Bernike Etania,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Ibu Pangeran Samudro sangat terkejut oleh kabar tersebut dan memutuskan untuk pergi ke makam putranya.

Ketika tiba di lokasi permakaman, ibunda Pangeran Samudro segera meletakkan dirinya di tanah sambil memeluk pusara yang amat dicintainya.

Saat itu, ia merasa seolah-olah bertemu kembali dengan putranya dalam dimensi spiritual.

Dalam pertemuan ini, perasaan ibunda Pangeran Samudro dipenuhi kesedihan dan ia pun bertanya mengapa putranya meninggalkannya begitu tiba-tiba.

Pangeran Samudro menjawab, "Oh, ibunda, kita tidak dapat bersatu lagi dalam bentuk jasmani. Ibu harus membebaskan rohmu dari tubuh dan menjalani upacara penyucian di Sendang yang tidak jauh dari sini".

Setelah menyampaikan pesan ini, Pangeran Samudro tiba-tiba menghilang.

Selanjutnya, ibunda Pangeran Samudro mengikuti nasihat putranya dan menuju Sendang, tempat di mana ia menjalani upacara penyucian.

Setelah upacara selesai, rambut ibu ini yang telah terurai dikibaskan dan bunga-bunga penghias rambutnya jatuh ke tanah, kemudian tumbuh menjadi pohon-pohon Nagasari di sekitar lokasi tersebut.

Tempat penyucian Raden Ayu Ontrowulan diberi nama Sendang Ontrowulan sebagai tanda penghormatan terhadap peristiwa tersebut.

Kini, sendang tersebut menjadi salah satu tempat yang menjadi bagian dari perjalanan spiritual di Gunung Kemukus.

Baca juga: Lintang Kemukus dan Mitos yang Mengikutinya, Begini Penjelasan Sains

Tradisi ziarah

Di atas bukit tempat Pangeran Samudro dimakamkan, kabut hitam sering muncul menjelang musim hujan atau kemarau. Karena fenomena ini, penduduk setempat menyebut bukit itu sebagai Gunung Kemukus.

Masyarakat di sekitar Gunung Kemukus meyakini bahwa hari yang tepat untuk berziarah adalah malam Jumat Pon, berdasarkan kisah penemuan pusaka Kotang Ontokusumo oleh Sultan Demak pada hari tersebut.

Oleh karena itu, malam Jumat Pon dijadikan waktu puncak tahlilan atau doa bersam.

Bahkan hingga kini, banyak orang datang untuk berziarah ke makam Pangeran Samudro di Gunung Kemukus pada malam Jumat Pon.

Pesan ziarah yang ada di makam Pangeran Samudro adalah "Sing sopo duwe panjongko marang samubarang kang dikarepke bisane kelakon iku kudu sarono pawitan temen, mantep, ati kang suci, ojo slewang-sleweng, kudu mindeng marang kang katuju, cedhako dhemene kaya dene yen arep nekani marang panggonane dhemnane" (Kagjawan, Yogyakarta: Oktober 1934).

Inti dari pesan itu adalah peziarah diminta untuk selalu menjaga ketulusan hati dan niat yang suci dalam melakukan perjalanan hidup.

Referensi:

  • Levenda, P. (2011). Tantric temples: Eros and magic in Java. Nicolas-Hays, Inc..

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com