Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Saudara di Kerajaan Demak

Kompas.com - 17/06/2023, 20:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Kerajaan Demak yang berdiri pada abad ke-16 mencapai puncak kejayaannya pada masa Sultan Trenggono (1521-1546).

Sayangnya, setelah Sultan Trenggono wafat dalam upaya menaklukkan Pasuruan pada 1546, Kerajaan Demak mengalami kemunduran.

Salah satu hal yang menyebabkan Kerajaan Demak mengalami kemunduran setelah wafatnya Sultan Trenggono adalah konflik internal akibat perang saudara.

Apa yang menyebabkan terjadinya perang saudara di Kerajaan Demak dan bagaimana kronologinya?

Berikut sejarah singkat perang saudara di Kerajaan Demak.

Baca juga: Penyebab Terjadinya Perang Saudara di Kerajaan Demak

Perang saudara, penyebab runtuhnya Kerajaan Demak

Setelah meninggalnya Sultan Trenggono, terjadi perang saudara antara Sunan Prawoto dan Arya Penangsang.

Konflik yang terjadi setelah Sultan Trenggono meninggal disebabkan oleh perebutan kekuasaan dan dendam.

Pada 1521, Sultan Trenggono naik takhta setelah Pangeran Surowiyoto atau Raden Kikin tersingkir.

Pangeran Surowiyoto adalah kakak kandung dari Sultan Trenggono yang dibunuh atas perintah Sunan Prawoto.

Sunan Prawoto melakukan itu agar sang ayah, Sultan Trenggono, diangkat sebagai raja Demak.

Setelah dibunuh jasad Pangeran Surowiyoto ditemukan di sungai, oleh karena itu ia dikenal dengan sebutan Pangeran Sekar Seda ing Lepen (Putra Mahkota yang Meninggal di Sungai).

Baca juga: Sultan Trenggono, Raja Demak yang Menaklukkan Majapahit

Setelah Sultan Trenggono wafat kemudian takhta kerajaan dilanjutkan oleh Raden Mukmin dengan gelar Sunan Prawoto.

Perebutan kekuasaan yang terjadi di Kerajaan Demak tidak dapat dihindari kala Arya Penangsang, putra Pangeran Surowiyoto, tidak terima.

Terlebih, selama menjadi raja, Sunan Prawoto dinilai lebih sibuk sebagai ahli agama dibanding sebagai pemimpin Kerajaan Demak.

Alhasil, satu per satu daerah kekuasaan Kerajaan Demak mulai melepaskan diri, yang berdampak pada mundurnya kerajaan dan pemberontakan dari Arya Penangsang yang merasa lebih pantas menjadi raja.

Baca juga: Alasan Sultan Hadiwijaya Memindahkan Pusat Kerajaan Demak ke Pajang

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com