Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jukung, Perahu Tradisional Masyarakat Banjar

Kompas.com - 08/12/2023, 15:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Jukung adalah sampan kecil yang tidak bermesin dan memerlukan dayung atau galah agar bisa melaju di air.

Melansir laman Kemdikbud, jukung merupakan perahu tradisional masyarakat Banjar di Kalimantan Selatan.

Meski jukung telah menjadi bagian hidup masyarakat Banjar sejak dulu, moda transportasi ini juga dapat ditemui di beberapa wilayah Indonesia lainnya, seperti di Bali dan Sumatera.

Baca juga: Sejarah Singkat Kapal Pinisi

Asal-usul jukung

Berdasarkan bentuk dan proses pembuatannya, masyarakat Banjar mengenal tiga jenis jukung, yakni jukung sudur, jukung patai, dan jukung batambit.

Melansir Kompas Travel, arsitek asal Denmark bernama Erik Petersen yang meneliti jukung, dalam bukunya, Jukung-Boats, From the Barito Basin, Borneo— menyebut jukung sudur merupakan prototipe dari semua jukung yang ada.

Jukung ini telah ada sejak 2.500 tahun silam. Jukung paling sederhana itu dibuat dari batang kayu utuh yang dibelah menjadi dua dan dikerok menggunakan perkakas dari batu.

Salah satu bukti yang mendukung pendapat tersebut adalah ditemukannya peti mati dari kayu yang bentuknya mirip jukung sudur di Goa Niah, Sarawak, Malaysia.

Hairiyadi, dosen sejarah di Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin, mengatakan bahwa keberadaan jukung tidak bisa dilepaskan dari masyarakat Banjar.

Kondisi wilayah Banjar yang dikelilingi banyak sungai dan rawa mendorong masyarakat menciptakan sebuah moda transportasi yang bisa menjembatani keperluan sehari-hari.

Baca juga: Karavel, Kapal Andalan Portugis dalam Menjelajah Samudra

Menurut Hairiyadi, ada beberapa catatan yang menyatakan, jukung tidak hanya dipakai masyarakat di kawasan Pulau Kalimantan.

Pada abad ke-15 dan ke-16, pedagang dari Banjar ada yang menjelajah sampai ke Suriname di Amerika Selatan dan Madagaskar di Afrika.

Pasalnya, banyak persamaan antara klotok di Madagaskar dan Banjar. Klotok adalah jukung yang dilengkapi dengan mesin.

Fungsi jukung

Jukung terbuat dari kayu yang tumbuh di Kalimantan seperti balangiran, bungur, damar putih, halaban, jingah, rasak, dan ulin.

Dari tiga jenis jukung yang telah disinggung sebelumnya, berkembang banyak jukung yang disesuaikan dengan fungsinya.

Beberapa jenis jukung di Kalimantan seperti jukung pahumaan, jukung paikwakan, jukung paramuan, jukung pamasiran, dan masih banyak lainnya.

Baca juga: Apakah Kisah Kapal Hantu The Flying Dutchman Itu Nyata?

Panjang jukung umumnya berkisar antara 3,5 hingga 5 meter dan bisa memuat lebih dari dua orang.

Keberadaan jukung tidak dapat dipisahkan dari kondisi wilayah Banjar yang dikelilingi banyak sungai, rawa, dan danau.

Fungsi jukung pada zaman dulu adalah sebagai alat transportasi utama masyarakat Banjar.

Jukung menemani masyarakat berdagang, mencari ikan, menambang pasir dan batu, mengangkut hasil pertanian, serta untuk bepergian ke berbagai tempat lainnya.

Pada zaman kolonial, jukung kerap dipakai sebagai alat perjuangan melawan penjajah.

Salah satu pertempuran sengit terjadi di Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, di mana para pejuang berhasil membenamkan kapal Onrust di Sungai Barito.

Seiring perkembangan zaman dan banyaknya alat transportasi, saat ini jukung hanya digunakan untuk aktivitas tertentu.

Saat ini jukung masih berfungsi sebagai alat transportasi, meski tidak marak seperti zaman dulu.

Jukung juga masih dimanfaatkan sebagai wahana jual beli hasil bumi dan bahan pokok.

 

Referensi:

  • Angriani, Parida, dkk. (2019). Pengelolaan Sungai Berbasis Masyarakat: Belajar dari Kawasan Sungai Kuin Banjarmasin. Malang: Media Nusa Creative.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ide-Ide Pembaruan Sultan Mahmud II

Ide-Ide Pembaruan Sultan Mahmud II

Stori
Perlawanan Kakiali terhadap VOC

Perlawanan Kakiali terhadap VOC

Stori
Jayeng Sekar, Organisasi Kepolisian Bentukan Daendels

Jayeng Sekar, Organisasi Kepolisian Bentukan Daendels

Stori
Abu Dujanah, Sahabat yang Membuat Nabi Muhammad Menangis

Abu Dujanah, Sahabat yang Membuat Nabi Muhammad Menangis

Stori
6 Peninggalan Kerajaan Ternate

6 Peninggalan Kerajaan Ternate

Stori
Alasan Umar bin Abdul Aziz Memerintahkan Pembukuan Hadis

Alasan Umar bin Abdul Aziz Memerintahkan Pembukuan Hadis

Stori
Pablo Picasso, Pelopor Karya Seni Rupa Kubisme

Pablo Picasso, Pelopor Karya Seni Rupa Kubisme

Stori
Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi Iran

Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi Iran

Stori
Sejarah Hari Kebangkitan Nasional

Sejarah Hari Kebangkitan Nasional

Stori
4 Pahlawan Perempuan dari Jawa Tengah

4 Pahlawan Perempuan dari Jawa Tengah

Stori
Biografi Sitor Situmorang, Sastrawan Angkatan 45

Biografi Sitor Situmorang, Sastrawan Angkatan 45

Stori
Peran Sunan Ampel dalam Mengembangkan Islam di Indonesia

Peran Sunan Ampel dalam Mengembangkan Islam di Indonesia

Stori
Sejarah Pura Pucak Mangu di Kabupaten Badung

Sejarah Pura Pucak Mangu di Kabupaten Badung

Stori
Sejarah Penemuan Angka Romawi

Sejarah Penemuan Angka Romawi

Stori
7 Organisasi Persyarikatan Muhammadiyah

7 Organisasi Persyarikatan Muhammadiyah

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com