Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Candi Pringtali yang Berbentuk Seperti Tugu

Kompas.com - 08/12/2023, 13:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Candi Pringtali terletak di Dusun Pringtali, Desa Kebonharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta.

Struktur cagar budaya ini sangat unik, karena ukurannya jauh lebih kecil dari candi-candi pada umumnya.

Sekilas, bentuk Candi Pringtali justru lebih mirip sebuah tugu. Bagaimana sejarah Candi Pringtali?

Baca juga: Sejarah Candi Tebing Kerobokan di Bali

Sejarah Candi Pringtali

Candi Pringtali berdiri di atas tanah berbukit, tepat di sebelah sebuah pohon beringin dan disekitarnya diberi pagar keliling dari bambu.

Candi Pringtali terdiri atas tiga tingkat yang tersusun dari 13 lapis bebatuan andesit.

Pada bagian kaki terdiri tiga lapis, bagian tubuh candi terdapat tujuh lapis, dan kemuncak sebanyak tiga lapis.

Tinggi total Candi Pringtali hanya sekitar 2,2 meter. Oleh sebab itu, beberapa ahli ada yang menyebutnya candi kecil, dan ada pula yang menganggapnya sebagai miniatur candi.

Profil bebatuan di candi ini sekilas mirip dengan batu-batu penyusun candi di Yogyakarta pada umumnya.

Namun apabila dicermati, bebatuan di Candi Pringtali memiliki ciri khas, yakni adanya profil bersimbar yang ukurannya kecil, berdempet, dan terdiri dari dua atau tiga tingkatan.

Baca juga: Candi Tebing Tegallinggah, Pertapaan yang Belum Selesai Dibangun

Selain candi, di dalam pagar juga terdapat sebuah lingga dari batu andesit setinggi 59 cm.

Bentuk lingga ini berupa penampang segi empat pada bagian bawah dan silinder pada bagian atasnya.

Melansir situs Cagar Budaya Jogja, Candi Pringtali diperkirakan berasal dari era Kerajaan Mataram Kuno, tepatnya antara abad ke-9 hingga abad ke-10.

Namun, mengutip kebonharjo-kulonprogo.desa.id, Candi Pringtali diduga sebagai peninggalan Kerajaan Majapahit, karena di situs ini terdapat Surya Majapahit atau lambang dari masa Kerajaan Majapahit.

Karena kurangnya data dan sumber sejarah, memang cukup sulit untuk menerka kapan candi ini dibangun.

 

Referensi:

  • Masyhudi, dkk. (2021, Edisi 12). Buletin Pelestarian Warisan Budaya dan Cahar Budaya. Mayangkara, 10-13.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com