Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menilik Kawasan Elite di Hindia Belanda pada Masa Kolonial

Kompas.com - 07/12/2023, 17:00 WIB
Rebeca Bernike Etania,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pada periode kolonial Hindia Belanda, fenomena urbanisasi menciptakan sebuah narasi yang kompleks tentang kegemilangan dan kompleksitas hierarki sosial.

Kawasan-kawasan elit mencerminkan bukan hanya bentuk fisik dari kekuatan kolonial, tetapi juga cerminan makna sosial, budaya, dan politik pada masa itu.

Bagaimana perjalanan kawasan elit pada era kolonialisme dan lapisan kehidupan masyarakat elit pada masa itu.

Baca juga: Siapa Pemilik Kawasan Elite SCBD?

Letak kawasan elite di Hindia Belanda

Sebelum abad ke-19, orang Belanda dan keturunannya lebih memilih tinggal di dalam benteng di sebelah utara Jakarta.

Namun, kemudian, mereka mulai berpindah ke kawasan luar benteng yang disebut Weltevreden dan Ommelanden.

Pada awal pembangunan Batavia, VOC sengaja menjaga tanah di luar tembok kota agar tetap kosong dan melarang permukiman di sana karena alasan keamanan.

Selain itu, kawasan tersebut juga dipandang kurang menarik karena masih berbentuk hutan dan rawa-rawa.

Pada awalnya, hanya ada beberapa permukiman di sekitar benteng yang kemudian disebut Weltevreden. Wilayah ini mencakup daerah Pasar Senen, Tanah Abang, dan Gambir.

Saat ini, wilayah Weltevreden merujuk pada hampir seluruh wilayah Jakarta Pusat.

Pada tahun 1620-an, atas inisiatif Gubernur Jenderal VOC Jan Pieterszoon Coen, tanah di sekitar tembok Batavia dibagi kepada masyarakat Tionghoa dan pribumi berdasarkan etnis yang mendukung Belanda.

Kawasan yang baru dibuka ini kemudian disebut Ommelanden, dan menjadi awal dari beberapa nama kawasan di Jakarta seperti Kampung Makassar, Manggarai, Kampung Ambon, Pekojan, Tambora, dan Malaka.

Ommelanden Batavia dibagi menjadi dua bagian, yaitu Ommelanden bagian Barat (Tangerang) dan Ommelanden bagian Selatan (Buitenzorg/Bogor).

Awalnya, sebagian besar tanah di Ommelanden adalah perkebunan milik orang Tionghoa di sekitar Batavia.

Seiring berjalannya waktu, kepemilikan tanah di luar kawasan benteng tersebut beralih ke tangan pengusaha partikelir Eropa, bahkan sampai ke daerah Bogor.

Dengan demikian, Ommelanden pun menjadi wilayah di luar kekuasaan pemerintah Kota Batavia, meliputi Sungai Angke di sebelah Barat (Tanggerang) dan Bekasi-Kerawang di sebelah Timur, hingga Pelabuhan Ratu di Selatan sampai Bogor.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com