Thebes kembali menjadi ibu kota Mesir, sedangkan Memphis sebagai pusat keagamaan dan komersial.
Baca juga: Hieroglif Mesir: Sejarah, Sistem Penulisan, dan Jenisnya
Pada Kerajaan Baru, raja-raja besar pun melakukan pembangunan kuil dan monumen, seperti Akhnaten yang membangun kuil untuk Dewa Aten di Memphis.
Kemudian, Ramses II memindahkan ibu kota ke Per-Ramesses dan menganggap Memphis sebagai kota kedua Mesir setelah ibu kota.
Dinasti Ptolemeus berakhir dengan kematian dari ratu terakhirnya yakni, Cleopatra VI, dan ditaklukakannya Mesir oleh Romawi.
Pemerintahan Romawi meletakkan titik pemerintahan di Alexandria, sehingga mengakibatkan terlupakannya Kota Memphis.
Setelah kebangkitan Kristen pada abad ke-4 M, Memphis semakin sepi dari orang yang mengunjungi tempat suci.
Bahkan, pada abad ke-5 M, saat agama Kristen menjadi dominan di Kekaisaran Romawi, Mmemphis terus mengalami kemunduran.
Hingga pada abad ke-7 M, ketika invasi Arab, kota Memphis pun hancur.
Seluruh kuil dan tempat suci lainnya dibongkar dan digunakan untuk membangun kota Fustat, ibu kota pertama Muslim Mesir, hingga kemudian Kota Kairo.
Saat ini, tidak ada lagi yang tersisa dari Kota Memphis, melainkan hanya tunggul pilar, pondasi, sisa-sisa tembok, bongkahan patung, dan tiang di dekat Kota Mit Rahina.
Referensi: