KOMPAS.com - Mesir Kuno menjadi salah satu peradaban paling menakjubkan dalam sejarah manusia.
Di balik piramida megah dan kekayaan harta karun arkeologisnya, terdapat lima fakta mengejutkan yang mencerahkan sisi gelap dari masa kejayaan Mesir Kuno.
Berikut ini lima fakta mengejutkan Mesir Kuno.
Baca juga: Mengapa Kuda Nil Menjadi Hewan yang Dihormati Orang Mesir Kuno?
Cleopatra, yang sering dikaitkan dengan Mesir kuno, ternyata bukanlah orang Mesir.
Meskipun lahir di Alexandria, keluarganya lebih banyak berasal dari Yunani Makedonia, terutama leluhurnya Ptolemaios I yang merupakan sahabat dekat Alexander Agung.
Cleopatra dikenal karena menjadi salah satu anggota dinasti Ptolemaik.
Dinasti Ptolemaik berkuasa di Mesir setelah kematian Aleksander Agung dan memerintah Mesir sejak 323 hingga 30 SM.
Kebanyakan penguasa Mesir tetap mempertahankan kecenderungan budaya Yunani, seperti Ptolemaios I Soter dan Ptolemaios II Philadelphus.
Meskipun Cleopatra bukanlah anggota pertama dari dinasti ini, tetapi ia menjadi salah satu anggota dinasti pertama yang dapat memahami dan menguasai bahasa Mesir.
Keberanian Cleopatra untuk merangkul keberagaman budaya Mesir memainkan peran penting dalam pencitraan dan popularitasnya sebagai pemimpin yang dihormati.
Terdapat bukti yang menunjukkan bahwa makam-makam raksasa tersebut dibangun bukan hanya oleh budak, melainkan juga oleh pekerja bayaran.
Para pekerja konstruksi kuno ini terdiri dari campuran pengrajin terampil dan pekerja sementara. Beberapa dari para pekerja itu tampaknya bangga dengan keterampilan mereka.
Grafiti yang ditemukan di dekat monumen-menumen tersebut menunjukkan bahwa mereka sering memberikan nama-nama lucu untuk kelompok kerja mereka, seperti "Pemabuk-pemabuk Menkaure" atau "Sahabat-sahabat Khufu".
Ide bahwa budak di bawah cambuk membangun piramida pertama kali muncul dari sejarawan Yunani, Herodotus, pada abad ke-5 SM, tetapi sebagian besar sejarawan saat ini menganggapnya sebagai mitos.
Meskipun orang Mesir kuno tentu tidak keberatan memanfaatkan budak, tampaknya mereka lebih banyak menggunakan budak sebagai pekerja di ladang dan pelayan rumah tangga.