Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perpecahan Ideologi dalam Tubuh Serekat Islam

Kompas.com - 06/12/2023, 15:00 WIB
Rebeca Bernike Etania,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

SI berkembang menjadi perkumpulan yang berkomitmen pada kepentingan bangsa, negara, dan agama.

Dalam waktu yang relatif singkat, organisasi ini berhasil meluas ke berbagai lapisan masyarakat dan mencapai reputasi sebagai gerakan yang bersifat nasionalis, demokratis, religius, dan memiliki fokus pada aspek ekonomi.

Baca juga: Tjokroaminoto dan Dapur Nasionalisme Soekarno

SI Merah dan SI Putih

Pada awalnya, Sarekat Islam beroperasi tanpa kendala hingga awal 1920-an. Namun, perubahan signifikan terjadi dengan masuknya ideologi komunisme yang dibawa oleh Heenk Sneevliet.

Sneevliet merupakan seorang anggota Sosial Demokratis Arbeids Partij (berlandaskan
marxisme) di Negara Belanda kepada kalangan pergerakan nasional yang berasal dari Belanda.

Sneevliet berusaha menyusupkan ide komunis ke dalam Sarekat Islam, organisasi massa terbesar di Indonesia pada waktu itu.

Melihat potensi besar dalam organisasi ini, Sneevliet pun berupaya memanfaatkannya.

Sheevliet, bersama Adolf Baars, mendirikan Indische Social Democratische Vereenihing (ISDV) di Semarang pada 1914 dengan tujuan menyebarkan paham Marxis.

Meskipun ISDV tidak memiliki keterhubungan yang erat dengan rakyat, mereka berupaya memasuki Sarekat Islam.

Awalnya, pengaruhnya sulit diterima, terutama oleh Ketua Umum Sarekat Islam, H.O.S. Cokroaminoto, dan H. Agus Salim.

Namun, ide komunis berhasil meresap ke dalam generasi muda SI, seperti Semaun, H. Misbach, dan beberapa tokoh lainnya.

Perpecahan ini terjadi akibat adanya agitasi golongan komunis melalui tokoh Semaun dan Darsono ke dalam tubuh SI.

Perpecahan tersebut menghasilkan dua faksi utama, yaitu SI Merah dan SI Putih. Agitasi dari golongan komunis, yang dipimpin oleh tokoh seperti Semaun dan Darsono.

SI Merah yang berisi Semaoen, Alimin, dan Darsono berhaluan kiri berpusat di Kota Semarang.

Sementara itu, SI Putih yang diprakarsai H. Agus Salim, Abdul Muis, Suryopranoto, Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo, berhaluan kanan berpusat dan di Yogyakarta.

Selain perpecahan ini, Cokroaminoto juga dituduh melakukan berbagai macam praktik tidak etis, seperti korupsi dana partai.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Abu Dujanah, Sahabat yang Membuat Nabi Muhammad Menangis

Abu Dujanah, Sahabat yang Membuat Nabi Muhammad Menangis

Stori
6 Peninggalan Kerajaan Ternate

6 Peninggalan Kerajaan Ternate

Stori
Alasan Umar bin Abdul Aziz Memerintahkan Pembukuan Hadis

Alasan Umar bin Abdul Aziz Memerintahkan Pembukuan Hadis

Stori
Pablo Picasso, Pelopor Karya Seni Rupa Kubisme

Pablo Picasso, Pelopor Karya Seni Rupa Kubisme

Stori
Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi Iran

Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi Iran

Stori
Sejarah Hari Kebangkitan Nasional

Sejarah Hari Kebangkitan Nasional

Stori
4 Pahlawan Perempuan dari Jawa Tengah

4 Pahlawan Perempuan dari Jawa Tengah

Stori
Biografi Sitor Situmorang, Sastrawan Angkatan 45

Biografi Sitor Situmorang, Sastrawan Angkatan 45

Stori
Peran Sunan Ampel dalam Mengembangkan Islam di Indonesia

Peran Sunan Ampel dalam Mengembangkan Islam di Indonesia

Stori
Sejarah Pura Pucak Mangu di Kabupaten Badung

Sejarah Pura Pucak Mangu di Kabupaten Badung

Stori
Sejarah Penemuan Angka Romawi

Sejarah Penemuan Angka Romawi

Stori
7 Organisasi Persyarikatan Muhammadiyah

7 Organisasi Persyarikatan Muhammadiyah

Stori
Natipij, Organisasi Kepanduan Islam Era Hindia Belanda

Natipij, Organisasi Kepanduan Islam Era Hindia Belanda

Stori
7 Situs Sejarah di Kabupaten Kediri

7 Situs Sejarah di Kabupaten Kediri

Stori
Sejarah Semboyan Bhinneka Tunggal Ika

Sejarah Semboyan Bhinneka Tunggal Ika

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com